part 15 ~ Akhir

1.2K 47 0
                                    

Tiga hari sebelum hari pertunangan Eun-mun dengan Ji-min, mereka tengah berada di depan sebuah mansion milik keluarga Choi yang Eun-mun tau sebagai rumah milik kakeknya.

Ji-min yang memang sudah janji akan membantu Eun-mun dengan perjodohan mereka yang akan  di batalkan sudah menyiapkan segala hal yang mungkin saja terjadi.

"Apa kau akan masuk?" tanya Ji-min masih mengamati mansion itu dari dalam mobilnya.

"Aku tidak tau" jawab Eun-mun yang juga mengamati mansion itu.

"Sebenarnya apa rencanamu?" tanya Ji-min manatap Eun-mun yang juga menatapnya sekarang.

"Rencana aku tidak memiliki rencana apa pun" jawab Eun-mun membuat Ji-min terkejut.

"Kau kemari tapi tidak punya rencana apa pun" sahut Ji-min merasa frustasi dengan jawaban Eun-mun yang sangat santai itu.

"Sebenarnya aku ingin bertemu dengan kakekku tapi kemarin aku dapat kabar dari orang suruhanku kalau ayah sudah bertemu dengan kakek" jelas Eun-mun sedu.

"Dan aku yakin kalau ayah juga akan mengamati pergerakanku dan kakek, dan jika sampai kita bertemu aku takutnya aku di bawa ke negara lain lagi" lanjut Eun-mun lelah dengan segala permainan ayahnya itu.

"Kalau begitu kenapa kita ada di sini?" tanya Ji-min mencoba mencari jawaban yang ingin dia dengar.

"Aku hanya ingin melihat dari jauh saja" jawab Eun-mun menatap ke arah mansion itu lagi.

Ji-min menghela nafas kasar memukul kemudi membuat Eun-mun menatapnya bingung.

"Sudahlah ayo kita pergi" ucap Eun-mun takut jika dia berada di depan rumah kakeknya terlalu lama.

"Ah.. oke oke" ucap Ji-min mengalah lalu melajukan mobil yang mereka tumpangi pergi dari sana.

"Tunggu apa kau sudah mencari tau soal kembaranmu yang di Jepang" tanya Ji-min tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan.

"Belum, kau tau bukan pergerakanku harus sangat hati-hati kalau tidak ayahku akan mengetahuinya apalagi Jepang itu tempat tinggalku dan ayahku sejak aku kecil" jelas Eun-mun membuat Ji-min mengangguk.

"Terserah kaulah tapi aku punya saran buatmu" ucap Ji-min membuat Eun-mun menunggu lanjutan dari ucapan Ji-min.

"Jangan gegabah" lanjut Ji-min membuat Eun-mun berdecak kesal dia kira ada solusi yang sangat untung baginya tapi malah nasehat yang jelas-jelas dia tau.

"Aku tau" jawab Eun-mun kesal membuat Ji-min tertawa kecil dengan reaksi Eun-mun.

"Tapi kau harus ingat waktu kita hanya tinggal tiga hari lagi sebelum pertunangan itu" lanjut Eun-mun membuat Ji-min menepuk kepalanya pelan.

"Yak.., benar juga. Kau tahu kemarin malam Jung-kook dan member lain curiga padaku tapi untung saja kak Yoon-gi langsung mengalihkan perhatian mereka" ucap Ji-min mengingat kejadian kemarin malam.

"Yoon-gi tau" kaget Eun-mun menatap Ji-min tidak percaya.

"Iya, waktu ayah bilang aku akan tunangan denganmu aku frustasi dan berakhir aku di studio dance ya kau tau lanjutannya bukan" ucap Ji-min membuat Eun-mun mendesah lega jika hanya Yoon-gi saja yang tau.

"Sehari sebelum pertunangan kita ketemuan dia gedung sekolah seperti biasa" ucap Eun-mun membuka pintu mobil Ji-min yang memang sudah sampai di depan rumah Eun-mun.

***

Satu hari lagi, pertunangan antara Ji-min dan Eun-mun akan di laksanakan. Keduanya tengah bertemu untuk membahas cara agar mereka bisa bebas dari perjodohan ini. Sebagai seorang pemilik sah dari anak perusahaan Shin Eun-mun merasa bingung sendiri dengan segala usaha ayahnya untuk menjodohkannya.

Sedangkan jimin hanya bisa menurut walau dia tau mungkin dia akan di keluarkan dari agensinya jika sampai ayahnya memberitahu soal perjodohan itu.

"Jim, apa kau punya ide?" tanya Eun-mun duduk tenang dengan sebuah kertas yang dia tulis.

"Kepalaku sangat buntu untuk masalah ini" kesal Ji-min terlihat begitu frustasi.

Eun-mun hanya diam menatap kertas yang dia tulis lalu melipatnya dan menaruhnya di meja. Mengambil tabletnya lalu membuka sebuah data yang dia simpan sejak dia berumur sepuluh tahun.

"Huh.. dasar!" kesal Eun-mun menaruh tabletnya kasar.

"Kalau kau ada ide tidak?" tanya Ji-min menatap Eun-mun berharap bahwa gadis di depannya mempunyai ide yang sangat menguntungkan bagi mereka berdua.

Eun-mun menatap Ji-min tenang dirinya menghembuskan nafasnya berkali-kali membuat jimyin sendiri bingung dengan sikap Eun-mun.

"Sebenarnya ini akan menguntungkanmu" ucap Eun-mun dengan raut wajah serius.

"Tapi aku juga harus bisa membatalkan perjodohan ini" lanjutnya lalu menatap ke tabletnya yang menampilkan sebuah apartemen mewah.

"Apa maksudmu?" tanya Ji-min menatap Eun-mun penuh selidik.

"Soal perjodohan ini akan menjadi urusanku, kau hanya perlu ikuti semua keinginan ayahmu" ucap Eun-mun membuat Ji-min semakin bingung.

"Apa maksudmu? Kau ingin perjodohan ini berlanjut!?" kesal Ji-min menatap Eun-mun tajam.

"Kau sekolah di sini karena ayahmu kan makanya kau tidak pernah pintar!" sahut Eun-mun terlihat tidak acuh aman ucapannya sendiri.

"Yak.. kau menganggapku bodoh!" kesal Ji-min.

"Tidak tapi sepertinya kau mengakuinya" jawab Eun-mun sinis.

Ji-min diam dia kesal dengan ucapan Eun-mun tapi dia harus ingat bahwa sekarang dia harus menyelesaikan urusan perjodohan ini.

"Aku berterima kasih karena kau mau membantu kemarin" ucap Eun-mun dengan tulus.

"Sekarang biarkan aku yang melakukannya sendiri" lanjutnya membuat Ji-min menatap Eun-mun lagi.

"Oke tapi jelaskan maksudmu padaku" ucap Ji-min setelah bisa menahan emosinya.

"Bagaimana ya, yang jelas kau akan tau besok pagi" ucap Eun-mun dengan senyuman yang tidak pernah Ji-min lihat selama ini.

"Owh satu lagi kau tenang saja besok kita tidak jadi tunangan" ucap Eun-mun melangkah pergi meninggalkan Ji-min yang tengah berpikir apa maksud Eun-mun.

Eun-mun tersenyum setelah memasuki mobilnya. Dia menatap tabletnya dengan sedu lalu melajukan mobilnya pergi dari halaman sekolah yang sudah sepi itu.

Ji-min yang melihat mobil Eun-mun sudah pergi juga akan melangkahkan kakinya, namun sebuah kertas milik Eun-mun membuatnya bingung dan mengambilnya.

"Untukku"

TBC

Ada yang kangen sama aku gak, he..maaf jarang up tapi sudah up kan.

Owh..untuk part ini khusus masalah eunmun dan jimin dulu biar cepet selesai.

Selamat membaca...

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang