Tatapan perempuan itu begitu datar, ia tidak bergitu tertarik dengan negara yang telah ia datangi sekarang. Sesekali ia melirik sekitar dengan mata kecilnya, menatap beberapa orang yang tengah berlalu lalang. Rasanya kesal karena dia sudah terbiasa tinggal di Jepang malah harus pindah ke negara tetangga.
Manik coklatnya melihat ayahnya yang tengah bertelpon di depannya. Ia tak tau apa rencana ayahnya sekarang tapi ia akan mencari tau nanti dan tidak akan membiarkannya begitu saja. Kiran tentu akan berusaha lepas dari rantai ayahnya, dia tidak mau terus menjadi boneka ayahnya itu.
Sampai di rumah barunya, dia langsung memasuki kamar yang sudah dibersihkan oleh pelayan rumah. Sesuai kesukaannya kamar nuansa putih itu menjadi kamarnya sekarang. Sama seperti kamarnya di Jepang namun Kiran merasa semuanya sangat berbeda.
Melihat semua benda yang tertata sama seperti kamarnya di Jepang, entah kenapa membuatnya rindu dengan kamarnya dulu. Tinggal di Jepang selama 17 tahun membuatnya nyaman di sana walau dia tau dirinya lahir di indonesia.
"Maaf, Nona Kiran. Makan malam sudah siap" ucap seorang pelayan di depan pintu kamarnya.
"Iya, terima kasih bi" jawab Kiran membuat pelayang itu pergi.
Tatapannya menelisik pada foto dirinya dan ayahnya. Dari dulu dia selalu ingin bertemu dengan sang ibu namun hal itu harus ia kubur jauh-jauh. Tentu itu semua karena ayahnya yang selalu mengatakan bahwa ibunya adalah orang jahat.
"Ibu"
Ketukan dari pintu membunyarkan lamunannya.
"Ayah!!" kaget Kiran menatap terkejut akan ayahnya.
"Apa ayah mengganggu?"
"Tidak, ada apa yah?" tanya kiran menghampiri ayahnya.
"Besok ayah akan menantarmu sekolah ya"
"Tidak usah yah! Aku tau ayah sibuk. Apa lagi kita baru pindah, pasti perusahan perlu ayah sekarang"
"Huh.. kamu tau saja, tapi ayah ingin mengantarkanmu"
"Tak apa yah, aku bisa sendiri. Bukankah ayah ingin aku mandiri"
"Iya tapi...."
"Tak apa yah, aku bisa berangkat sendiri" ucap Kiran menyakinkan ayahnya.
"Baiklah, tapi Kiran harus ingat jangan ngebut kalau pakai mobil ayah tidak mau kamu terluka oke" ucap sang ayah membuat Kiran mengangguk.
"Dan karena ini Korea, ayah ingin kamu pakai nama koreamu oke"
***
"Hei bro, kenapa telpon?"
"Gue butuh bantuan lo"
"Bantuan apa"
"Gue mau lo cari anak perempuan pindahan dari Jepang"
"Buat apa bro, apa dia kekasihmu?"
"Dia adikku, namanya Kirania Agatha"
"Adik, bukannya adik lo cuma Karin"
"Ceritanya panjang"
"Oke deh bro, gue bakal bantu"
"Tapi bro, ini Korea bukannya dia bisa saja ganti nama""Iya juga ya"
"Tapi gue yakin lo bakal langsung tau dia dari wajahnya""Maksud lo apa"
"Dia adik kembar gue"
"Oh.. oke oke gue ngerti"
Telpon itu terputus, sesekali pemilik manik hitam itu mendesah lelah. Mungkin ini cara efektif supaya dia bisa mendapatkan adiknya.
"Kiran, kakak janji akan menemukanmu sekarang"
"Kak, penerbangannya tinggal lima menit lagi tuh"
"Karin jaga ibu baik-baik ya, kakak janji bakal bawa Kiran pulang"
"Iya kak, aku percaya kakak pasti bisa bawa Kiran" sahut Karin dengan senyuman manisnya.
Kenzie mengusak rambut adik kembarnya itu, dia begitu bahagia memiliki kembaran seperti Karin. Dan kebahagiaan itu akan lengkap jika Kiran bersama dengan mereka saat ini.
"Kakak tinggal dulu oke"
"Iya kak"
Tatapan Karin begitu sedu saat Kenzie sudah melangkah pergi. Dia tau sekarang ia harus bisa melakukan semuanya sendiri tanpa bantuan Kenzie.
"Aku sayang kakak"
***
Pagi yang cerah menyambut Kiran dari tidurnya. Jendela kamarnya telah dibuka oleh pelayan pribadinya membuat Kiran mengeliat kecil karena cahaya matahari yang masuk melalui kaca jendela. Maniknya mulai terbuka perlahan menatap kamarnya yang baru.
"Pagi Nona" ucap pelayan pribadinya.
"Pagi bibi Jung" sahut Kiran dengan senyuman kecilnya.
"Nona Eun-mun seragamnya sudah saya setrika"
"Jangan terlalu formal bi, dan panggil saja Kiran seperti biasa" sahut Kiran melangkah ke kamar mandi.
"Iya kiran"
Setelah selesai bersiap Kiran langsung melihat pantulan dirinya di cermin. Setelan seragam smu bewarna biru tua dan hitam membuatnya terlihat begitu manis. Rok pendek bermotif kotak-kotak biru dengan kemeja panjang bewarna putih dan rompi hitam yang tidak dia kancingkan adalah seragam barunya sekarang.
Yang terakhir dasi pita kecil bewarna senada dengan rok pendeknya membuat Kiran semakin manis. Apalagi rambut hitam panjangnya yang tergerai bebas dengan sedikit gelombang di bagian bawahnya.
Manik coklatnya tersenyum melihat hasil karyanya akan rambut hitamnya. Dengan polesan make up yang tipis membuatnya sangat cantik.
"Selesai"
"Wah, Nona Kiran sangat cantik" sahut bibi Jung.
"Terima kasih bi" senyum Kiran tulus.
"Pagi kiran" ucap sang ayah membuka kamar Kiran "wah.. cantiknya anak ayah" lanjutnya saat melihat anak perempuannya.
"Pagi juga yah" ucap Kiran dengan senyuman kecilnya.
"Ayah suka melihatmu tersenyum"
Kiran membeku, tatapannya jatuh pada manik hitam ayahnya yang terlihat sedu.
"Maafkan ayah yang selalu menekanmu" ucap Andrian sedu "ayah bangga padamu" lanjutnya dengan senyuman lalu meninggalkan Kiran bersama bibi Jung.
***
Seorang laki-laki tengah berdiri menunggu tepat di depan sekolahnya. Sesekali ia melirik sekitar jika temannya itu sudah sampai hingga manik birunya melihat seorang laki-laki berjalan ke arahnya. Dia tersenyum tipis dan langsung berlari mendekati temannya itu.
"Kenzie" panggil laki-laki itu membuat Kenzie mempercepat jalannya.
"Namaku Choi Dong-woo!! Kang Soo-bin. Jangan panggil aku Kenzie lagi" ucap Kenzie membuat Soo-bin mengganguk.
"Iya deh, oh.. ya perempuan yang kau maksud itu siapa?"
"Dia adik kembarku yang di bawa ayahku, aku aja baru tau kemarin saat di Jepang"
"Nama keluarganya apa?"
"Shin..?"
TBC
Hai semua..gak usah basa basi ya..Selamat membaca

KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets [Terbit]
Teen FictionKisah seorang anak kembar yang telah lama terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Mereka tidak tau bahwa mereka kembar hingga suatu saat mereka bertemu... Bagaimana kisahnya ya.. Nantikan terus cerita ini oke 6 januari 2020 - 13 Desember 2021