part 10 ~ perjodohan

1.5K 59 0
                                    

Sore itu seseorang tengah memandang langit senja sendiri. Dia merasakan sesuatu entah apa yang membuatnya merasa nyaman. Perasaan tenang yang bahkan tidak pernah dirinya tau sejak dulu.

Angin berhembus dengan kencang membuat rambut tergerainya berantakan. Raut wajahnya terlihat biasa namun dirinya tengah menikmati matahari sore itu dengan tenang.

Suara pintu terdengar dengan jelas membuat orang itu menatap pelaku pembuka pintu itu. Mimiknya menjadi datar di saat dia tau siapa pelakunya.

"Sudah lama ya?" ucap Ji-min mendekati Eun-mun yang mendengus kesal.

Eun-mun menunggu Ji-min sejak tadi, dirinya kesal karena terlalu lama menunggu. Bahkan karena Ji-min dirinya harus di hukum tadi. Mengingatnya saja membuat dia merasa lelah lagi.

"Menurutmu!?" sahut Eun-mun sinis.

Ji-min terkekeh kecil mendengar nada sinis dari Eun-mun "Aku dengar kau di hukum?" ucap jimin nampak basa-basi membuat Eun-mun kesal tentu saja.

"Mana tabletku!" sahut Eun-mun tanpa menjawab ucapan Ji-min sama sekali bahkan dirinya masih tidak menatap Ji-min yang berada di sebelahnya.

Ji-min yang sadar akan hal itu langsung memberikan tablet Eun-mun, yang di sambut baik oleh pemiliknya.

Raut wajah Eun-mun menjadi serius saat membuka tablet yang sudah tidak dirinya sentuh sejak kemarin. Bahkan Ji-min yang memang penasaran dengan itu hanya bisa melirik sekilas apa yang dilakukan oleh Eun-mun.

"Kau pemilik perusahaan itu?" ucap Ji-min menebak tiba-tiba membuat Eun-mun menatap manik Ji-min cepat.

"Tau dari mana!?" tanya Eun-mun menatap tajam pada Ji-min yang tertawa kecil.

"Mau tau saja" sahut Ji-min acuh.

"Dasar! Pergi sana!!"

"Kalau aku tidak mau?" sahut Ji-min mendudukkan dirinya di kursi yang tidak terpakai di sana.

Eun-mun hanya mendengus lalu beranjak pergi namun tangannya di tahan oleh Ji-min.

"Bisakah kau mempermudah keinginan ayahku untuk menjagamu?" ucap Ji-min tanpa melepas pegangan di tangan Eun-mun.

"Kau tau jawabku bukan!" sahut Eun-mun melepaskan genggaman Ji-min namun tidak berhasil karena Ji-min menggengamnya dengan kuat.

"Lepas" perintah Eun-mun tidak di indahkan oleh Ji-min bahkan Ji-min menarik Eun-mun ke kursi yang di dudukinya tadi.

Ji-min mendudukkan Eun-mun bahkan dirinya mengukung Eun-mun sekarang.

"Malam ini ayah ingin bertemu denganku, apa yang harus aku jawab jika kau saja tidak mau aku jaga"

Eun-mun mendengus dia hanya diam tanpa membalas tatapan tajam Ji-min. Bahkan Eun-mun mencengkaram bahu Ji-min dengan kuat.

"Bisakah kau menyingkir!" ucap Eun-mun merasa tidak nyaman dengan posisi mereka saat ini.

"Jawab dulu semua pertanyaanku!?"

"Aku tidak mau" sahut Eun-mun keras dan hal itu membuat Ji-min kesal.

Ji-min diam dirinya menjauh dari Eun-mun membuat Eun-mun lega. Pipinya pasti merah karena itu, apalagi saat dirinya ingat ucapan ayahnya kemarin.

Rasanya begitu menyesakkan baginya dan dia ingin mengatakan hal itu pada orang bodoh di hadapannya ini.

"Aku di hukum karena kau! Perusahanku terkena masalah juga karena kau! Dan yang terakhir aku.... aku harus di jodohkan karena kau!"

Eun-mun merasa lega setelah mengucapakan alasan kenapa dirinya tidak suka keberadaan Ji-min.

"Di jodohkan apa maksudmu?" tanya Ji-min mendekati Eun-mun lagi.

"Ayahmu dan ayahku sepakat akan menjodohkan kita, dan minggu depan kita akan tunangan" ucap Eun-mun membuat Ji-min membeku di tempat.

Ji-min tidak tau soal ini dan itu membuatnya merasa terkejut. Jika di lihat memang ayahnya agak aneh di saat menyuruhnya menjaga Eun-mun tapi kalau sampai menjodohkan apa itu tidak kelewatan.

Lalu minggu depan tunangan! Ini terlalu mendadak menurutnya. Tapi sepertinya Eun-mun juga tidak menyutujui hal itu.

"Apa kau setuju dengan hal itu?" tanya Ji-min pada Eun-mun.

"Tentu saja tidak!" sahut Eun-mun cepat tapi wajah sedunya tidak bisa di tutupinya membuat Ji-min takut.

"Ada tapinya kan?" ucap Ji-min takut jika perasaannya benar.

"Ayah mengancam akan mengambil semua fasilitasku" jawab Eun-mun pelan namun masih didengar oleh Ji-min.

***

"Kakek, apa yang harus kita lakukan?" tanya Kenzie membuat sang kakek menatapnya.

"Apanya?"

"Membawa Kiran pulang!"

"Huh.."

Kakek Kenzie berpikir dirinya tau satu hal yang tidak di ketahui oleh kedua cucunya itu.

"Mata-mata kakek mengikuti ayahmu tadi, mereka bilang bahwa ayahmu menjodohkan Kiran dengan anak Kepala Sekolah di sekolahmu"

"Apa!!" kaget Karin yang mendengar hal itu.

"Anak Kepala Sekolah adalah boyband terkenal di Korea ayah" sahut Karin saat dia tau siapa anak Kepala Sekolah itu.

"Apa kau tau orangnya?" tanya sang kakek membuat Kenzie dan Karin mengangguk.

"Kek, sebelum mereka di jodohkan sebenarnya mereka sudah di dekatkan oleh alibi ayah mereka yang menyuruh untuk menjaga Kiran" ucap Kenzie yang memang tau akan permasalahan awal.

"Kalau begitu kita jangan gegabah, aku yakin ayahmu punya rencana agar Kiran menyetujui perjodohan itu" sahut sang kakek yang di angguki mereka.

"Tapi kek, bukankah menjodohkan Kiran dengan anggota boyband terkenal akan meningkatkan saham perusahaan" sahut Kenzie memikirkan hal yang paling masuk akal untuk teori ini.

"Yak!! Kakek hampir lupa itu akan terjadi pasti ayahmu itu memang mengincar hal itu!" ucap sang kakek langsung bangkit dari duduknya.

Kenzie dan Karin yang mengerti hanya bisa diam untuk sekarang walau mereka sudah geram akan hal ini.

"Bagimana keadaan Kiran?" tanya sang kakek menatap kedua cucunya.

"Di sekolah Kiran suka membolos bahkan tadi Kiran di hukum" jelas Kenzie membuat sang kakek membulatkan matanya.

"Dasar anak muda sekarang!"

"Tapi kek, aku dengar kalau Kiran baru kali ini sering bolos" ucap Kenzie yang sudah mencari data soal Kiran selama di Jepang.

Sang kakek terkejut, apa ada hal yang membuat cucunya itu memberontak tapi apa masalahnya.

"Kenzie, Karin. Dekati Kiran mulai besok ajak Kiran berteman dan cari semua data soal Kiran secepatnya" ucap sang kakek langsung meninggalkan Kenzie dan Karin di ruang kerjanya.

"Sekarang biarkan aku bermain"

TBC
Hai..hai..hai.., apa kabar semua..
Gimana seru gak ceritanya, pada lanjutkan kalau iya nantikan terus part selanjutnya

Jangan lupa klik bintang
Sampai jumpa

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang