part 9 ~ Ayah

1.7K 63 0
                                    

"Aish.. dasar! JIMIN, PARK JIMIN!!" ucap Eun-mun meneriaki nama Ji-min membuat kedua satpam itu berusaha keras menghentikan perbuatan Eun-mun.

"Ada apa ini?" ucap seorang pria paruh baya dengan setelan jas hitam yang membuat dirinya terlihat begitu berwibawa.

"Ini Tuan ada yang mencari Ji-min" jawab salah satu satpam di sana.

"Siapa kamu?" tanya pria itu menelisik Eun-mun dengan tatapan tajamnya.

"Shin Eun-mun" ucap Eun-mun sopan pada yang lebih tua.

"Kenapa mencari Ji-min? Ada urusan apa kau pada anak didikku?"

"Tablet saya berada padanya, dan saya kemari ingin mengambilnya" jawab Eun-mun balas menatap manik pria di depannya itu.

Dengan manik yang masih menelisik Eun-mun pria itu langsung mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang membuat Eun-mun hanya diam tidak mengerti akan apa yang di lakukan pria itu.

Maniknya melirik seragam sekolah milik Eun-mun membuat pria itu sedikit percaya padanya.

"Suruh Ji-min keluar gedung sekarang" ucap pria itu di ponselnya dan langsung mematikan sambungannya tanpa menunggu jawaban dari penerima.

Eun-mun tentu senang bahwa dia akan mendapatkan tabletnya kembali sampai seorang pria dengan balutan kaos hitam dan celana jeans ketatnya tengah berlari keluar gedung.

Wajah pria itu basah oleh keringat bahkan Eun-mun bisa melihat pernafasannya yang belum lancar saat sudah berada di samping pria berjas itu.

"Ada apa kak!" ucap Ji-min mencoba mengatur nafasnya tanpa menyadari atensi seorang gadis di depannya itu.

"Ada yang mencarimu" jawab pria berjas itu membuat Ji-min mendongak menatap Eun-mun datar.

"Lo.., mau ngapain ke sini?" tanya Ji-min menunjuk Eun-mun dengan tatapan kesal karena waktu latihannya harus di tunda saat ini akibat kedatangan gadis ini

"Mana tabletku?" ucap Eun-mun membuat Ji-min terdiam lalu menatap pria di sebelahnya.

"Kak Se-jin, bolehkah aku pergi sebentar?" ucap Ji-min lembut membuat Se-jin terdiam.

"Hanya 1 jam mengerti" ucap Se-jin lalu meninggalkan mereka.

Setelah mendapatkan izin Ji-min langsung menarik tangan Eun-mun dan membawanya ke dalam mobil miliknya.

"Yak..! Kau mau membawaku kemana?" kesal Eun-mun meronta dalam genggaman Ji-min.

"Diamlah" ucap Ji-min menutup pintu mobil lalu melajukan mobil itu menuju sekolah mereka.

"Apa yang kau lakukan" kesal Eun-mun di saat Ji-min malah menyuruhnya keluar dari mobilnya.

"Ini masih jam pelajaran kembalilah ke kelas akan aku berikan tabletmu di jam pulang sekolah, mengerti!" jelas Ji-min membuat Eun-mun akan menyela namun Ji-min dengan cepat mengancamnya.

"Jika tidak! Ucapkan selamat tinggal pada tabletmu itu" ucap Ji-min yang di turuti Eun-mun namun dengan raut wajah yang kesal.

Setelah Eun-mun keluar dari mobil Ji-min, pemilik mobil langsung melajukan mobilnya pergi menjauh membuat Eun-mun berteriak kesal.

"Eun-mun apa yang kau lakukan di sana" ucap seorang Guru membuat Eun-mun berbalik menatap Guru itu.

"Eh.."

"Lari 10 kali di lapangan sekolah sekarang" ucap Guru yang di ketahui bernama pak Han yang terkenal galak di sekolah itu.

"Tapi pak, say...."sahut Eun-mun yang harus di potong oleh pak Han.

"Jangan banyak tapi, cepat lakukan atau saya akan mengurangi nilaimu" ancam pak Han membuat Eun-mun hanya bisa menghela nafas pasrah akan keadaannya yang sial.

***

Di sebuah restoran ternama terdapat seorang pria paruh baya yang tengah menatap tablet di depannya dengan kesal. Wajahnya begitu kesal saat mengetahui hal yang bisa saja mengancam perusahannya itu.

Walau hanya masalah kecil tapi dia sangat tidak suka akan hal itu. Di raihnya gelas berisi kopi miliknya membuat dirinya lebih tenang.

"Selamat pagi" ucap pria lain membuat dia meneggakkan tubuhnya.

"Wah Tuan Park selamat pagi" sahutnya pada pria itu dengan hangat.

"Jadi bagaimana kelanjutan perjodohan ini" tanya Tuan Park memang orang yang tak suka basa-basi.

"Kalau itu aku sudah memberi tahu padanya kemarin, apa kau sudah memberi tahu putramu?" sahut pria itu membuat Tuan Park hanya menggeleng pelan.

"Lebih tepatnya belum, karena dia sangat sibuk kau mengerti maksudku bukan?" ucap Tuan Park membuat pria itu mengerti akan posisi pria di depannya ini.

"Tidak apa, tapi aku harap kau secepatnya memberi tahu perihal ini pada putramu" ucap pria itu membuat Tuan Park hanya mengangguk.

"Nanti malam aku akan memberi tahu soal perjodohan ini padanya" sahut Tuan Park dengan raut wajah yang serius.

"Baiklah aku tunggu hasilnya" ucap pria itu senang akan jawaban Tuan Park.

"Aku dengar anak perusahanmu sedang dalam masalah" tanya Tuan Park setelah menyesap kopi miliknya.

"Yah.. begitulah aku bahkan baru tahu soal ini pagi tadi" ucap pria itu seadanya.

"Apa kau perlu bantuan" ucap Tuan Park membuat pria itu menggeleng.

"Tidak Woo-jin aku bisa mengatasinya dengan putriku"

***

Mereka menatap datar akan apa yang mereka lihat sekarang. Raut wajah mereka bahkan tidak bisa terbaca namun tidak untuk mereka berdua yang saling mengerti keduanya.

"Kau berpikiran sama denganku bukan?" ucap pria itu tanpa mengalihkan tatapan manik biru buatannya pada objek yang menjadi fokus mereka saat ini.

"Ya kak, tapi bagaimana bisa dia melakukan hal itu" balas wanita di sampingnya membuat pria itu menoleh cepat.

"Bahkan kemarin saja dia bolos sekolah" ucap pria itu mmembuat wanita di sebelahnya terkejut.

"Di hari pertama sekolahnya!" kaget wanita itu yang di angguki sang pria.

"Ri, kau tau soal BTS bukan?" ucap pria itu membuat wanita bernama Tae-ri itu menatap bingung kakaknya yang tidak pernah menyebut idolanya selama ini.

"Yak.. Seharusnya kau tau bahwa idolamu sekolah di sini!" kesal Tae-hyun saat melihat raut wajah adik kembarnya itu.

"Benarkah kak, di biodatanya tidak tertulis nama sekolah mereka sih" sahut Tae-ri dengan raut wajah yang terlihat berpikir.

"Kemarin idolamu itu mendatangai Kiran" Tae-ri terkejut dirinya tidak menyangka akan hal itu.

"Lalu apa yang mereka bicarakan?" Tae-ri jelas penasaran, apalagi ini soal idola yang sangat dia suka.

"Ini soal ayah kiran dan ayah jimin"

TBC
Jadi gimana gimana kepo gak, lanjut bacanya ya

Jangan lupa klik bintang oke
Bye..

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang