part 18 ~ Sulit

1.1K 46 0
                                    

Gedung apartemen mewah menjadi tempat tinggal seorang gadis asal Indonesia. Penampilannya sangat berbeda dengan polesan make up tipis namun bisa menutupi identitas aslinya. Rambut hitamnya tergelai bebas dengan kacamata yang dia pakai.

Dia tak sendiri melainkan dengan seorang pria dengan setelan casual namun terlihat begitu dingin.

"Apa Nona siap?" tanya pria itu pada perempuan yang masih menatap ponselnya.

"Oh..tentu"

Mereka langsung melangkah pergi, menuju parkiran gedung mewah itu sampai mereka memasuki mobil berwarna hitam yang berada di parkiran.

Hari ini menjadi hari pertamanya keluar dari gedung apartemennya. Sejak tiga hari lalu ia hanya bisa berdiam diri di dalam apartemen dan akhirnya hari ini tiba.

"Nona kita sudah sampai!" ucap pria itu membuka sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil lebih dulu.

"Ah..iya" sahut perempuan itu menatap sebuah butik kecil miliknya.

"Apa butik ini berjalan dengan baik?" tanya perempuan itu saat pria yang bersamanya membuka pintu butik miliknya.

"Tentu, semuanya berjalan dengan baik seperti data yang selalu saya kirimkan setiap tahunnya" jawab pria itu menunjukkan hasil karya perempuan itu yang berada di lemari khusus miliknya.

"Tidak sia-sia aku mendirikan butik ini, terima kasih Ryan" ucap perempuan itu tersenyum menatap hasil karyanya selama ini.

4 tahun lalu dia mendirikan sebuah butik di negara tropis itu. Dengan modal nekat dan kepercayaannya pada seorang pria yang ia temui di Jepang dulu dia berani melakukan semuanya.

Dan sekarang semuanya mengahasilkan hasil. Sebuah apartemen mewah lalu mobil dan butiknya yang sudah berkembang pesat membuatnya senang.

Tidak ada yang tau bahwa butik ini miliknya karena nyatanya butik ini beratas nama pria yang tengah bersamanya sekarang.

"Ah.. satu lagi panggil aku Aqila karena kau kekasihku mulai sekarang"

Karena pria itu adalah anak buahnya.

***

Ji-min hanya diam di saat Jung-kook terus memojokkannya. Dan sekarang dia tau bahwa pria itu sangat sulit untuk di bohongi.

"Kenapa kau curiga padaku? Memang aku melakukan apa!? Apa kau menuduh bahwa aku yang menyuruh Eun-mun pergi atau aku yang membuat dia pergi" kesal Ji-min menatap Jung-kook sinis.

Sangat sulit membuatnya percaya, kenapa dia harus tau segalanya soal kepergian Eun-mun. Kenapa Eun-mun harus mengatakannya apa yang harus ia lalukan sekarang.

"Aku tidak bisa percaya begitu saja!" sahut Jung-kook membalas tatapan sinis Ji-min.

Tae-hyung yang berada di tengah-tengah mereka langsung mengetik pesan pada kakaknya yang lain.

"Karena perjodohan itu kau dan dia yang melakukannya!!" lanjut Jung-kook membuat Ji-min menghela nafas kasar.

"Bagaimana jika dia punya kekasih lalu pergi untuk menemui kekasihnya!" sahut Ji-min di saat seluruh kakaknya datang di kelas mereka.

"Kalian diam!" ucap Seok-jin menyuruh Ho-seok dan Nam-joon membawa mereka keluar dari ruang kelas yang ternyata sudah menjadikan kedua pria itu sebagai tontonan menarik bagi siswa lain.

Tempat khusus merekalah yang menjadi tempat untuk menyelesaikan masalah ini.

"Ada apa?" tanya Seok-jin membuka suara lebih dulu.

"Dia yang membuat Eun-mun pergi!" jawab Jung-kook membuat Ji-min menatapnya sengit.

"Kenapa kalian ribut hanya soal gadis kasar itu apa kalian tidak tau semua orang menatap kalian dan aku yakin ini akan menjadi rumor untuk kalian!" sahut Seok-jin sedikit berteriak membuat semuanya terdiam kecuali....

"Dia bukan gadis kasar!" sahut Ji-min menatap kesal pada Seok-jin.

"Kau suka padanya!?" ucap Ho-seok melihat Ji-min yang membela gadis kasar itu.

"Tidak! Dia temanku" sahut Ji-min menatap Ho-seok tajam.

"Kalau kau temannya kau pasti tau kenapa dia pergi!?" sahut Jung-kook menarik bahu Ji-min agar menatapnya.

"Sudah berapa kali aku bilang aku tidak tau" ucap Ji-min mendengus kesal pada Jung-kook saat ini.

"Cukup!!" teriak Yoon-gi membuat mereka diam.

"Jim, sekarang aku tanya apa yang kau sembunyikan padaku bukankah kau bilang akan jujur padaku!?" lanjut Yoon-gi membuat Ji-min membulatkan manik sipitnya.

"Apa maksudmu kak?" tanya Nam-joon merasa ada yang tidak beres di antara Yoon-gi dan Ji-min.

"Apa kalian tau, bukan hanya di jodohkan dia akan keluar dari Bangtan" ucap Yoon-gi menatap Ji-min yang terus saja menggeleng.

"apa itu benar Jim?" tanya Seok-jin menatap adiknya lembut.

"Tidak dan tidak!!" jawab Ji-min melangkah pergi namun sebuah suara membuatnya berhenti.

"Sekarang teserah kau Jim, tapi yang aku tau Eun-mun memiliki rencana untuk membatalkan perjodohan kalian. Apa ini yang kau maksud?" ucap yoongi menatap datar punggung Ji-min yang bergetar.

Ji-min diam, dia menangis untuk kesekian kalinya. Rasa sesak selama ini akhirnya ia keluarkan, dia meremat celana seragamnya.

Dia seorang laki-laki tapi Eun-mun yang melakukan semuanya sendiri. Dia hanya bisa melihat dan menutup mulutnya supaya rencana gadis itu lancar tapi dia malah mengacaukannya sekarang.

Apa dia pantas mengatakan bahwa Eun-mun adalah temannya tapi nyatanya dia hanya bisa memperburuk keadaan gadis itu.

"Aku ini laki-laki kak tapi dia yang melakukannya sendiri. Seharusnya aku yang bertindak tapi dia mengatakan tidak perlu karena dia punya rencana. Aku menuruti keinginanya karena aku tidak punya rencana waktu itu. Aku membantunya mencari tahu soal kehidupannya yang sembunyikan ayahnya"

Ucapannya terhenti meremat kuat kedua tangannya yang dingin, dia mengambil nafas sebelum melanjutkan penjelasannya.

"Tapi, dia hanya diam dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Sampai di malam itu dia pergi meninggalkan sebuah surat bahwa dia akan pergi karena lelah menjadi boneka ayahnya saja. Dia hanya ingin bahagia!" jelas Ji-min membuat seluruh orang di sana terdiam.

Ji-min berbalik menatap nanar semua anggota membernya. Perasaannya campur aduk dan yang ia tau sekarang bahwa semuanya telah berakhir.

TBC

Bagaimana aku kembali lagi nih, he.. Aku memang orangnya pemalas tapi saat melihat banyak orang yang membaca ceritaku aku senang banget.

Dari banyaknya cerita yang pernah aku buat baru kali ini ceritaku banyak disukai orang lain.

Aku mengucapkan banyak terima kasih pada kalian semua yang sudah membaca cerita ini.

Sampai jumpa lagi...

Triplets [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang