Suara cangkir dan ponsel yang di taruh dengan kasar menjadi penutup panggilan videonya dengan seseorang yang sangat dia tidak suka.
Tidak lama suara kekehen terdengar di antara keheningan ruangan miliknya. Maniknya mencari berkas yang selama ini dia sembunyikan.
Wajah datarnya menjadi pembuka untuk seorang pria yang baru masuk ke dalam ruangannya. Langkah pria itu terlalu tenang namun dia tau bahwa pria itu mendengar apa yang terjadi.
"Sepertinya kau butuh bantuan" ucapan pria itu menjadi awal pemilik ruangan itu mendengus.
"Tidak usah banyak bicara" sahut pemilik ruangan itu lalu melempar berkas yang dia buka tadi.
Pria itu melangkah mendekati meja lalu mengambil berkas itu, dia terlihat membacanya sekilas sebelum menatap gadis di hadapannya itu.
"Owh.. BTS" ucap pria itu terlihat terkejut.
"Kau kenal mereka?" sahut pria itu lagi membuat seorang di depannya tersenyum.
"Seminggu lagi aku dengar mereka akan konser di Indonesia" lanjutnya mengingat pembicaraan beberapa siswi penyuka grup asal Korea itu.
"Aku tau" sahut orang itu lalu meminum secangkir tehnya.
"Jadi?"
Orang itu terkekeh lalu menghampiri pria yang masih saja binggung dengan berkas tentang BTS.
"Yan, kau kenal aku bukan!?" ucap orang itu.
"Tentu siapa yang tidak kenal kin kirania Agatha seorang ceo muda yang ternyata seorang yang sangat berbahaya" jawab pria yang di panggil Yan itu.
"Namaku sekarang Aqila jika kau lupa" ucap orang itu memberikan ponselnya yang memperlihatkan sebuah bangunan sekolah.
"Ya lalu kenapa? Dan gambar apa ini?" sahut pria itu terlihat masih tidak mengerti dengan tugasnya.
"Kau sangat lucu tau, tapi sebaiknya kau buang rasa penasaranmu itu karena kau punya tugas sekarang" ucap Aqila menyeringai membuat Ryan bergidik ngeri.
***
Karin dan Kenzie menatap frustasi dengan laptop masing-masing. Mereka cukup lelah untuk terus mencari keberadaan Kiran yang tidak terlacak sampai tiga hari ini.
Bahkan kantung mata mereka sudah terlihat sangat jelas. Sudah sekitar sepuluh gelap kopi yang mereka minum namun tidak berhasil menghilangkan kantuk mereka.
"Kalian masih belum tidur?" sebuah suara menghentikan kegiataan mereka.
"Kakek!" kaget mereka berdua lalu tersenyum canggung.
"Kalian ya! Tidur sana! Kakek tidak mau kalian sakit karena mencari kiran" ucap pria paruh baya itu.
"Ya kek, tapi kami khawatir tentang Kiran" sahut Kenzie membuat Karin menganguk setuju.
"Sudahlah, urusan Kiran biar kakek yang urus kalian tidur oke" ucap kakek mereka menutup laptop Kenzie dan Karin
Kenzie dan Karin hanya bisa diam mereka sangat khawatir dengan kembarannya itu tapi kenapa kakek malah melarang mereka mencari adiknya itu.
"Kalian tidak capek apa? Kalian tidur saja karena kakek sudah tau Kiran pergi kemana" ucap kakek mereka membuat Kenzie dan Karin terkejut.
"Kakek beneran tau" sahut Karin merasa senang.
"Tentu, tapi kakek belum yakin sih" jelas sang kakek.
"Belum yakin bagaimana?" ucap Kenzie menatap penasaran pada sang kakek.
"Sebaiknya kalian tidur dulu, besok akan kakek ceritakan" ucapan sang kakek membuat Kenzie dan Karin kesal bahkan wajah cemberut dan rengekan terdengar di telingga pria paruh baya itu
"Sudahlah, percaya pada kakek" ucapnta menyakinkan kedua cucunya yang masih saja merengek padanya.
"Kakek..!"
"Dasar kalian, baiklah kakek ceritakan tapi janji setelah itu tidur" pasrah sang kakek mendudukkan dirinya di ranjang Kenzie
"Rekaman cctv rumah Kiran sebelum mati menangkap gambar Kiran yang baru pulang dari sekolah dengan mobilnya, dan pelacak di mobilnya juga mati. Tapi seragam sekolah yang di gunakan Kiran membuat kakek yakin bahwa Kiran baru pulang waktu itu. Dan hari itu juga ayah kalian pulang tengah malam.
Dan dugaan kakek benar jika Kiran baru saja pulang sekolah karena saat kakek melihat cctv sekolah mobil Kiran masih terparkir sekitar jam tujuh malam. Setelah melihat cctv sekolah yang lain kakek juga melihat Kiran turun dari rooftop sekolah sekitar jam setengah delapan malam. Dan mobilnya pergi pulang waktu itu.
Tapi sekitar sepuluh menit kemudian seorang pria juga turun dari rooftop padahal tidak ada yang naik lagi waktu itu. Sayangnya pria itu menggunakan hoodie jadi kakek tidak bisa melihat wajahnya tapi pria itu terlihat terburu-buru bahkan dia langsung pergi dengan taksi" penjelasan itu membuat Kenzie dan Karin terdiam mereka masih mencoba berpikir, siapa pria yang turun dari rooftop setelah Kiran.
"Lalu kakek coba cek cctv saat mereka naik dan kakek menemukannya sekitar jam 5 sore dan waktu itu pria itu naik ke rooftop sendiri dari arah timur lalu kakek coba deh mundurin cctv di arah itu wajah pria itu terlihat dan yang bikin kakek terkejut ialah, dia adalah Ji-min dan Kiran naik ke rooftop lima menit setelah Ji-min naik" lanjut sang kakek menjadi awal keterkejutan Kenzie dan Karin mereka benar-benar tidak percaya.
Mereka tidak pernah dengar soal kedekatan Kiran dan Ji-min yang mereka tau hanyalah Kiran yang selalu dingin bahkan tidak pernah bersosialisasi pada siswa-siswi lain.
Memang awal Kiran masuk sekolah yang di cegah oleh anak BTS terdengar sampai ke telinga mereka tapi setau mereka bukankah Kiran mengacuhkan Ji-min dan anak BTS lain.
Apa mungkin jika Ji-min dan Kiran dekat tapi secara diam-diam dengan bertemu di rooftop. Jika di lihat Ji-min naik ke rooftop sekitar jam 5 sore lalu turun dari rooftop sekitar jam set 8 malam bukankah aneh jika mereka saling tidak kenal tapi malah bertemu selama itu.
"Berarti Ji-min tau soal kepergian Kiran"
TBC
Aku kembali dan aku juga akan pergi lagi. He..gak lucu ya udah kalau gitu sampai jumpa lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Triplets [Terbit]
Teen FictionKisah seorang anak kembar yang telah lama terpisah karena perceraian kedua orang tuanya. Mereka tidak tau bahwa mereka kembar hingga suatu saat mereka bertemu... Bagaimana kisahnya ya.. Nantikan terus cerita ini oke 6 januari 2020 - 13 Desember 2021