49. End

63.4K 1.8K 103
                                    

5 Tahun kemudian....

"BUNDAAAAAAAAA" Teriak Rara sembari berlari ke arah Hana. Rara begitu cantik, rambutnya di gerai, memakai piyama dengan gambar doraemon. Wajahnya mirip dengan Satria walaupun pas bayi mirip dengan Hana, tapi tingkahnya 11 12 dengan Hana.

"Jangan lari-larian Rara" Kata Hana sembari memeluk Hana yang sedang membereskan pakaian karena mereka mau liburan ke puncak besok.

"Ayah, kita mau libulan kan?" Suara Rara begitu nyaring membuat Satria memejamkan matanya.

"Iya"

"Beltiga?" Rara menujukkan 4 jarinya.

"Itu bukan tiga. Itu empat" Satria mengatur tangan Rara.

"Gak papa. Lala kan masih keciiiiill"

"Muah, anak Ayah gemesin deh. Kalo kita liburannya cuma bertiga, itu gak rame. Kita liburannya bareng-bareng" 

"Tapi kan ada lala juga lame Yah"

Hana tertawa kecil melihat ekspresi Satria yang kebingungan harus menjawab apa.

"Sini sama Bunda" Hana mendudukan Rara di kasur "Rara, kita tuh harus hidup secara berkelompok. Nanti kalo Rara ada masalah. Enggak mungkin kan, kita doang yang selametin kamu"

"Lala gak pellu bantuan ko, lala kan kuat" Rara menunjukkan ototnya yang tak terlihat.

"Terus kalo kamu kewalahan mengadapi masalah gimana?"

"Kan ada Ayah sama Bunda"

Hana menggeleng "Nggak selamanya kamu mengandalkan Ayah sama Bunda"

"Kenapa?"

"Karena kamu gak hanya punya Bunda sama Ayah. Ada Vava, Nana, Kakek, Nenek, dan teman kamu lainnya"

Maksud Vava itu adalah Dava, Rara sudah terbiasa memanggilnya. Dan kalo Nana itu Renata.

"Jadi kita libulan baleng meleka?"

"Iya, sama Om Asep juga"

Satria duduk di samping Hana mencari kesempatan. Satria menatap Hana dengan tatapan tajam.

Hana mendongakkan kepalanya seolah bertanya kenapa. Malah Satria hanya tersenyum tidak jelas.

"Lala tidul dulu yah, besok kita belangkat pagi kan?"

"Iya, sana tidur. Ayah sama Bunda mau berudaan"

Hana memukul tangan Satria "Apaan sih kamu"

"Yaudah selamat tidul Bunda, Ayah" Rara mencium pipi mereka bergantian.

"Selamat tidur juga Rara" Kata Satria melambaikan tangannya melihat kepergian Rara ke kamarnya.

Hana melanjutkan memasukkan baju ke dalam koper, terutama kebutuhan Rara.

Tiba-tiba Satria menarik tangan Hana sehingga membuat Hana terjatuh ke pelukannya. Hana berada di atas Satria, yang kini tengah menatapnya menyelidik.

"Ihh kamu mau ngapain sih? Aku lagi beresin keperluan Rara"

"Keperluan aku kapan?" Satria menyelipkan anak rambut Hana ke belakang kuping.

"Hah? Aku gak ngerti" Hana tidak mengerti dengan semuanya yang di katakan oleh Satria "Keperluan kamu udah aku siapin ko di koper"

"Bukan itu"

"Terus?" Satria dengan cepat mengubah posisi Hana menjadi di bawah.

Hana melotot terkejut "Kamu mau ngapain?"

SATRIA (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang