Renata dan Asep kini tengah menyelidiki kasus itu, mereka pergi ke hotel tempat dimana Hana mengalami kejadian itu."Selamat datang di Hotel Citra" Karyawan itu menyambut mereka.
"Mba, kemarin ada yang pesen kamar atas nama Hana?" Tanya Asep.
"Tapi Mas, ini rahasia, kami gak bisa memberitahu masalah ini karena ini sudah prosedurnya"
"Mba, ini masalah penting dan kami harus memecahkannya. Ini menyangkut nasib sahabat kita mba. Mba kalo di posisi sahabat saya yang mau menikah terus ada kejadian yang gak terduga dan terjadi kesalah pahaman terus batal menikah, gimana rasanya mba?" Renata mencoba agar petugas itu mengerti.
"Tapi mba, i..."
"Mba, tolong, kita cuma mau tau doang. Ini menyangkut nyawa sahabat saya juga. Orang yang dia cintai membatalkan pernikahannya. Kita khawatir dengan semua itu"
Petugas itu merasa sedih dan mengangguk "Baiklah, saya akan cari, namanya Hana?"
"Iya"
"Kamar nomor berapa? Dan kejadiannya pagi, siang, atau malam?"
"Mmm 123. Kejadiannya sekitar jam 9" Renata untung saja menanyakan itu ke Hana waktu kemarin.
Petugas hotel itu mencari nama yang di maksud. Renata dan Asep saling tatap berdoa agar petugas itu menemukannnya.
"Atas nama Hana tidak ada mba, mas"
"Terus yang ada?" Tanya Asep
"Yang pesan atas nama Redo Ferdiansyah"
Renata dan Asep saling melemlar tatapan terkejut.
"Redo?" Tanya mereka berdua kompak.
"Iya"
"Apa di kamar itu ada CCTV nya?"
"Ada mas"
"Bisa kita liat"
"Hah? Buat apa Mas?"
"Mba, kami gak bakalan macem-macem. Kita cuma pengen liat kejadian yang sebenarnya. Kami yakin, si perempuan itu tidak melakukan hal kayak gituan"
"Yaudah Mas, mba, ikut saya ke ruang CCTV"
"Baik"
Mereka kini sudah berada di ruangan CCTV yang nampak sepi. Petugas itu menyalakan komputer dan memeriksanya.
"Ini kejadiannya"
Renata dan Asep nampak terkejut karena disana terdapat Redo dan Gina tengah menidurkan Hana yang pingsan.
"Gina, kamu buka baju Hana tapi jangan semuanya. Cukup baju luarnya saja" Titah Redo.
Gina mengangguk paham dan melakukan perintah Redo.
"Kamu udah siapin laki-lakinya?"
"Udah, tenang aja" Redo tersenyum senang.
Tok tok
"Nah pasti dia"
"Aku buka pintanya" Kata Gina.
Dan laki-laki yang tidak di kenal namanya itu masuk dan terkejut dengan kejadian di hadapannya.
"Lo siap lakuin perintah kita?" Tanya Redo.
"Lo butuh uang buat ngobatin penyakit Adik Lo? Kita bisa bantu"
"Saya harus gimana?" Tanya laki-laki itu.
"Lo cukup buka baju dan cukup cium wajah perempuan itu aja. Gampang kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA (Completed)
Teen FictionWARNING!!! INI CERITA ANAKNYA YOGI DAN KINARA (MY ICE BOY) "Dan lo siapa? Berani-beraninya lempar gue pake kertas ini?" Dia merebut kertas itu dari tangan gue dan menunjukkannya. Gue kaget, gue kesel, kenapa dia malah nanya balik sih! Bukannya jawa...