Di satu sisi Dava baru saja masuk ke dalam kamarnya dan menemukan sebuah kado yang berukuran lumayan besar.
Dia tau, tadi hanya ulang tahun Hana saja yang di rayakan. Karena dia tidak suka jika pertambahan umurnya dirayakan. Dia meminta agar mereka hanya memilih merayakan ulang tahun Hana.
Dia mengocok kado itu, dan berbunyi.
"Kado sebesar ini hadiahnya apa?" Tanya Dava pada dirinya sendiri.
Dava membuka isi kado tersebut dan dia terkejut dengan isinya.
"Kunci?"
Dari Ayah dan Bunda
Selamat ulang tahun Dava
Ini hadiah dari ayah dan bunda. Hanya bisa memberi mobil saja. Kita tau, kamu tidak suka dengan perayaan. Tapi kamu harus menerima hadiah dari kami. Mobil kamu yang dulu biarkan saja. Kamu sudah 17 tahun dan segeralah membuat SIM, KTP, dan STNK. Supaya tidak di tilang kalo kamu nganter Bunda.
Dava tertawa saat ada kata 'tilang disana'. Dulu saat dia umur 16 tahun dia kena tilang karena mengantarkan Bundanya ke Mall yang sedang ada operasi razia:v
Mobil sudah di kirim dan sekarang ada di garasi. Kamu bisa pake saat ke sekolah ataupun main.
Happy birthday Anakku, titisan Ayahnya😘
Dava sangat bahagia dengan hadiah yang di beri oleh orangtuanya itu. Dia beruntung memiliki keluarga yang perhatian dan sangat mensupport apa yang dia inginkan selagi itu positif.
"Ini bisa di pake buat liburan sama temennya Hana"
----
Mereka tengah menikmati angin malam sembari melihat indahnya senja di langit serta ombak yang menenangkan pikiran. Duduk di tepi pantai sambil merasakan jika meteka sudah tidak memikirkan masalah yang ada. Apalagi Hana dan Dava sudah melupakan kejadian itu yang membuat hatinya merasakan sakit.
Kebetulan hari Jumat ini libur karena ada rapat untuk ujian. Jadi mereke brangkat pagi dan sampai sore karena macetnya minta ampun. Jadi mereka pulang ke Jakarta hari minggu, supaya tidak terlalu letih.
Sambil menikmati langit memerah hingga berangsur gelap, Hana melangkah di bibir pantai sambil merasakan telapak kaki membuat jejak di atas pasir putih yang lembut dan di ikuti oleh Satria. Ombaknya cendrung tenang, tak seganas ombak Pantai Selatan. Di kejauhan, lampu bagan dan lampu perahu nelayan mulai menyala menyambut malam.
"Ngapain lo ngikutin gue?" Tanya Hana yang tetap berjalan menikmati sejuknya malam.
"Pengen aja"
"Sejak kapan lo suka sama gue Sat?"
"Sejak pertama kali bertemu"
"Apa yang lo sebut dokumentasi buat ke Pak Caryadi itu cuma akal-akalan lo doang?"
"Iya"
Hana mengangguk paham. Ternyata Satria hanya modus saja.
"Lita"
"Iya?" Hana menengok ke belakang dan Satria langsung memeluknya erat.
Hana sungguh kaget dan jantungnya berdetak kencang. Baru saja Hana ingin mengatakan tolong di lepas tapi Satria "Gue mohon jangan di lepas, gue nyaman kayak gini. Beri waktu sebentar"
Hana tetap terdiam tanpa membalas pelukan dari Satria.
"Gue mohon bales pelukan gue" Kata Satria dengan memohon nan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SATRIA (Completed)
Ficção AdolescenteWARNING!!! INI CERITA ANAKNYA YOGI DAN KINARA (MY ICE BOY) "Dan lo siapa? Berani-beraninya lempar gue pake kertas ini?" Dia merebut kertas itu dari tangan gue dan menunjukkannya. Gue kaget, gue kesel, kenapa dia malah nanya balik sih! Bukannya jawa...