8. Bet on me?

3.2K 206 0
                                    

*Siapin wadah buat muntah jijik, hehe
>
*maaf, Cerita mungkin tidak ada adegan panas hanya adegan romance dan ketegangan intense

Maaf agak lama update,, Mimin pusing
Tapi Mimin harus semangat!
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Okay, sebelum lanjut, Mimin mau bacot dulu
Cerita ini mungkin sedikit halu, absurd dan mungkin agak gaje, tapi ya mau gimana lagi, kalau Mimin tidak bisa mendapatkan ending cerita realita Mimin yang bahagia, maka biarkan Chandra memilikinya
:( (Lebayyyy)
But, true>.<
#mewek

Dan cerita ini Mimin panjangin jadi 2000 kata lebih, hampir mendekati 3000
Semoga tidak bosan membaca, jika ada kejanggalan/request seperti apa ceritanya bisa kok, Admin bisa atur!
Hahahaha, komen aja
Okay, selamat membaca💌

....
.
.
.

Terlepas semua pernyataan Rio yang membuat  pusing, aku segera bergegas ke Cafe dekat rumah dengan hanya berjalan, sambil setia menenteng kantong pemberian wahyu

}Cafetaria{
15:31 WIB

Dan akhirnya disini juga aku, Duduk manis menunggu seorang yang menyuruhku untuk datang ke sini, sesekali aku melihat waktu pada jam yang melingkar di tangan kiriku

'lama banget sih kak Rio'

Orang lain sudah lalu lalang masuk keluar pintu, dan aku tetap setia duduk di Booth paling pojok.

Sudah 1 jam 20 menit  aku menunggu kedatangan kak Rio yang janjinya jam 03:30 siang tadi. Selang beberapa waktu Rio pun tak kunjung datang, aku memutuskan untuk pulang, karena merasa orang yang di tunggu tak kunjung datang, aku mulai beranjak dari tempat duduk dan mulai membayar bill makan. tangan ku mulai membuka pintu, tapi..

"Tunggu, Chand" cegatnya dari depan pintu
"Kak Rio?" Kagetku akan kehadirannya dengan nafas yang berat
"Haaah ha,,,, Please, Chand ma,,,maafin kakak yang terlambat" ucapnya sambil ngos-ngosan
"Iya kak ngak apa-apa, yuk duduk dulu kak"
Tentu saja orang lain menatap kami yang sedang berdiri di depan pintu itu, kami duduk di Booth paling pojok

"Hai, Chandra" sapa Rio ramah seperti tidak pernah melihatku setahun lebih, dan seakan kelelahannya tadi hilang begitu saja
"Mm, hai?" Sapaku balik
"Pesan apa?" Tawarnya
"Hmm, ngak usah deh kak. Masih kenyang" tolak ku
"Okay. Jadi, langsung ke inti permasalahan?" Tanyanya, aku kebingungan
"Hmmmmm, permasalah apa kak? Aku belum tau permasalahannya, kakak belum kasih tau" tanyaku kembali
"Owh ya kakak lupa, gini Chand Wahyuu..........."
Setelah aku mendengarkan ocehannya aku tercengang dengan perkataannya

Alangkah kagetnya aku mendengar semua pernyataan yang keluar dari mulut Rio, aku terdiam sambil menatapnya tidak percaya

"Jadi? Semua itu? Palsu? Aku hanya sebagai..."
Belum aku melanjutkan, perkataan ku di potong Rio
"Iya, maafin kakak ngak bisa larang kamu ketemu sama dia, karena kakak ngak tau kalau kamu jalan sama Wahyu. Maafin kakak dek" ucapnya tulus sambil memegang tanganku yang kini sudah beku laksana Es
"Akuuu,,,, hiks"
Aku berlari sekencang mungkin dari cafe itu, meninggalkan Rio seorang diri, dengan limpahan air mata di pipi. Aku masih tidak percaya dengan kata-katanya
............

}Rumah{

BRAKKKK!!
Aku menutup pintu kamarku dengan keras

"Chand! Kenapa?" Teriak Dila dari dalam sambil mengetuk-ngetuk pintu, setelah melihatku berlari kencang sambil menangis masuk ke kamar
"Chand! Kenapa?" Tanyanya mengulangi
"Hikss, hiksss aku pengen sendiri, hikss,,,, hiks" Teriakku lembut dari dalam sambil terisak-isak
"Ya udah Chand, kalau mau cerita keluar aja, kita ada di luar"
"Kenapa Dil?" Tanya Gabriel dari luar yang samar-samar terdengar olehku
"Nanti cerita, kita pergi aja dulu, Chand butuh waktu sendiri" ujar Dila, dan langkah kaki merekapun semakin menghilang
Sedangkan aku yang sedang meratapi siksa ini
Perlahan aku melangkah ke atas kasur, sambil mengeluarkan HP pemberian Wahyu
Ku lihat layar ponsel masih wallpaper aku dan wahyu pas di mall, terlihat senyum terukir di wajahnya yang aku anggap asli rupanya palsu
Aku mulai men-dial Wahyu
Terdengar telepon tersambung

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang