22. Heart Broken (Part 2)

2.2K 125 7
                                    

Typo Alert ⚠️
Absurd ❗

23. Heart broken part 2

*Question!

"Kenapa judulnya bukan Broken Heart? Tapi malah sebaliknya? yaitu Heart broken?"

Jawab di bawah ya... author ingin mendengar pendapat masing-masing readers.





Happy reading 🥰

Akhirnya, sudah 3 hari berlalu. Kami semua pulang ke tempat asal muasal masing-masing. Bus masih melaju di jalanan dan aku yang masih mendekap piala juara 1 sebagai hadiah mereka yang menyemangati ku.
Ya, walaupun tidak secara langsung tapi dengan perantara internet, aku senang. Tapi, anehnya selagi aku disana, Wahyu sering sekali sibuk. Apa yang dilakukannya?

'akh! Mungkin hanya perasaanku saja. Toh dia pewaris kekayaan ayahnya, mungkin ia sibuk mengurusi pekerjaannya' pikirku

"Kok Wahyu lama banget ya?" Aku masih duduk di terminal, sambil beberapa kali sudah mengecek jam di hp

"Chand? Belum pulang?" Tegur Koko Cheng, kakak kelasku yang ikut kami lomba
"Eh, iya nih ko. Nungguin kak Wahyu jemput" jawabku
"Ikut gue ngak?" Tawarnya
"Ngak deh, Ko. Keknya sebentar lagi kak Wahyu datang"
"Owh, okay. Gue duluan ya!"
"Sip!"
"Eh, Btw. Kalian berdua cocok deh" Koko tersenyum
"Ehh, hehe.. makasih ko" aku malu, padahal hubungan kami sudah jelas terpublikasi di sekolah. Satu sekolah tau semua.
************

Sudah lewat 1 jam. Aku masih duduk di bangku terminal ini menunggu Wahyu datang. Tapi, tidak lama kemudian Tirta yang datang dengan motornya.

"Naik!" Pintanya sambil menepuk-nepuk bangku dibelakang
"Ngak!"
"Jangan cerewet deh! Wahyu yang suruh!"
"Eh? Kamu kok kenal sama Wahyu?"
"Menurut kamu?"
"Bodo ah! Ngak mau!"
"Udah lewat ini, Chandra! Naik!"

Aku menghembus nafas malas, memasang wajah datar. Mau tidak mau aku ikut Tirta.

"Pegangan"
"Ngak!"
"Ish! Bandel!" Tirta dengan sigap menarik tanganku dan melingkarkan tanganku diperutnya, sambil ia pegang dengan erat agar aku tidak bisa melepaskannya
"Tirta! Jangan sampe gini juga kali!"
"Biarin! Biar yg lain cemburu"
"Terserah kamu deh!" Aku mengalah. Buat apa bertengkar ngak jelas sama ni orang.
Motorpun melaju, tidak sepatah katapun keluar dari mulut kami

Kami berhenti pada lampu merah pertama. Tapi, yang tidak ku sangka, ditengah perjalanan pulang. Aku melihat Wahyu sedang minum berdua di sebuah Cafe. Wahyu terlihat serius dan sesekali tertawa.
'jadi? Dia sama orang lain?'
'ngak! Wahyu ngak akan Setega itu!'

"Kamu pasti mikir pasti Wahyu ngak bakalan kayak gitu kan?" Kepalaku mendongak ke arahnya, seakan-akan tidka percaya dia bisa merasakan apa yang kurasa
"Chandra, banyak yang kamu ngak tau tentang Wahyu" aku menunduk dan memalingkan wajah ke arah lain, sambil menahan tangis akibat sakitnya hati.
***********

"Makasih"
"Sama-sama" balasnya sambil tersenyum dan mengusap rambutku
Perlakuan Tirta memang manis, tapi akibat semuanya yang dulu aku tidak bisa kembali lagi dengannya. Dan juga aku masih minta penjelasan dari Wahyu walaupun akhirnya aku tau kalau aku pasti marah dan nangis lagi

"Udah ya, aku pergi dulu. Jaga kesehatan"
"Hati-hati dijalan"
"Dadah, Kura-kura kecilku" aku tersenyum, hampir ingin tertawa mendengar nama panggilan untukku selagi kami berdua masih bersama, dulu.
"Dadah, Kucingku" ia membalas dengan tersenyum dan pergi
********

Dila dan Gabriel menyambutku datang. Berbagai ucapan selamat dilontarkan.

Kini, aku masih bingung dan segera menstalking Ig Wahyu. Ia memposting fotonya minum di sebuah cafe dengan caption
"Sebentar lagi bakal sold out"
'wahyu bakal nikah?'
Betapa hancurnya hatiku saat ini.
'ngak! Pokoknya besok aku minta kejelasan'
******************

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang