14. Blame Me!

2.7K 147 8
                                    

Typo Alert ⚠️
Absurd ‼️

Blame Me!: Salahkan aku!

*******************
19:20 WIB, di Rumah

"Aduhhhh,, AKHHH!!!"
"Kenapa sih, Chandra!??????" Tanya Dila yang mendengar teriakan histerisku dari dalam kamar, bagaimana tidak, Wahyu membelanjakanku sesuatu yang sangat gila menurutku

"Wahyu gila!!!!" Teriakku lagi
"Ishh,, gila apaan sih? Orang, dianya masih waras aja" celoteh Dila sambil membukakan pintu
"Liat nih!!" Tunjukku ke Dila pada tuksedo berwarna pink di atas kasur selaras dengan sepatu hills cowok berwarna putih bersih. Bagaimana kalau orang tuanya melihatku terlalu feminim? Bukannya terlihat tampan, malah terlihat cute dan cantik. Gilanya Wahyu itulah yang ia ingin kan! Dia setuju aku terlihat lebih cute dibandingkan terlihat lebih tampan. Dan,,,, perintah Wahyu tidak boleh di bantah, "sudah kewajiban istri" katanya.. ughhh gila!

"Kenapa emang? Bagus kok suit-nya"
"Bagus apanya! Warnanya terlalu girly, Dila! Jangan ikutan gila deh!" Ketusku kesal sambil merengek duduk di samping kasur
"Chandraaaa, coba aja dulu kalau menurut aku ngak cocok baru deh dilepaskan" bujuk Dila lembut sambil melipat tangan di dada
"Ya udah dehh!!! Hushhh sana! Mau ganti baju nih!" Usir ku ke Dila sambil mengibaskan tangan cepat
"Ishh,, sama-sama cewek kok, jangan malu. Hahahahaha!!!!" Ejek Dila langsung menutup pintu
"Iya! Cantikan kakaknya!" Teriakku ke Dila dengan nada mengejek
"Bodo!"
***************

"Huhhhhh..... Ngak buruk juga sih.." aku berputar-putar di cermin di dinding yang lumayan besar. aku mencoba tersenyum di hadapan cermin. Namun, senyumanku pudar memikirkan apa yang orang tuanya katakan jika mereka tau bahkan bertemu denganku yang miskin ini. Aku lebih takut jika intan ikut makan malam, takutnya aku yang disalahkan bahkan di permalukan karena dengan beraninya merebut Wahyu sang anak raja dari sang putri istana yang cantik jelita, sedangkan aku? Aku hanya rakyat istana jelata yang bisa mengais tanah untuk keperluan hidup keluarga.
'kenapa harus aku, Wahyu?' pertanyaan yang sama masih berputar di kepalaku

"Udah ngak? Mau liat niii!!!!" Teriak Dila dari luar, yang sepertinya sedang menonton channel gosip di TV.
Tanpa berkata-kata lagi, aku keluar dari kamar dengan hati yang berat sekaligus bimbang ini

"Gimana?" Tanyaku ke Dila yang sedang memakan Snack di depan tv dan berpaling ke arahku
"What!!! Akhhhh!!!! Chandra! Ya ampunnn, ngak nyesel deh punya kakak secantik iniii!!! Kyaaa!!!" Teriak Dila kegirangan, sambil memutar bolak balikkan badanku dengan ceoat
"Ishhhhh jangan lebay dehhhhh!!!" Ketusku ke Dila
"Serius!!! Bentar ya kalo ngak percaya... Bang!!! Abang! Gabriel?? Gabriella!???? Sini!!!!!" Teriak Dila yang cukup untuk membangunkan warga sekecamatan
"Apa sih Dil?????- whaaaa......t" Andre tercengang sambil menggaruk kepalanya sendiri
"Chandra? Cantek nyeee" puji Gabriel dengan aksen melayunya
"Jangan lebay deh kalian!" Kesalku kepada mereka, ya kesal lah! Di baling cantik?!
"Serius!!!" Sahut mereka serentak
"Iya deh iya!" Aku menyerah, Wahyu menang!

Tinttt-tintttttt!!
"Eh! Kayaknya itu kak Wahyu deh, aku pergi dulu ya, byee" pamitku ke mereka sambil melambaikan tangan
"Bungkusin makannya ya, Chand!" Canda Gabriel yang diikuti tawa mereka berdua, aku hanya diam tak menyangkal maupun menjawab candaan dia. Aku keluar dengan langkah malu. Wahyu keluar dari mobil dengan setelan tuksedo berwarna abu-abu mudanya selaras dengan sepatu putih yang sama dengan ku. Kepalanya mendongak ke arahku, ia langsung terdiam sejenak sambil melepas kacamata hitam yang terkait di batang hidungnya itu.

"Kenapa kak? Jelek ya? Kan aku udah bilang dari tadi, jangan warna ini, kakak sih bawel! Aku ganti aja ya!?" Ucapku tanpa henti, aku segera berbalik badan namun badanku di tahan oleh nya.

"Kamu sempurna"
Muachhhh....
Dua kata tersebut dan satu ciuman di keningku berhasil membuat pipiku memerah, Semerah tomat segar yang baru di petik. Tanpa berkata apa lagi, ia langsung menarikku ke dalam mobilnya, dan berlalu pergi. Sepanjang perjalanan Wahyu bercerita tentang ayahnya yang sangat berkarisma dan bijak, ibunya yang tegas dan pekerja keras. Ternyata selama ini Wahyu di asuh oleh seorang pembantu yang bernama Bi Awah yang akrab di panggilnya Bi Wa, selama di rumah orang tua Wahyu tidak sempat bermain dengan Wahyu kecil. Banyak lagi yang di ceritakan Wahyu, tapi aku memilih hanya diam dan mendengarkan.
****************

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang