Typo Alert ⚠️
Absurd❗Blame Me 03!= Salahkan aku 03!
Langsung aja,,,, check it out!
"Mana kak Wahyu?" Tanyaku tiba-tiba setelah siuman dari pingsanku.
Dila, Gabriel, dan Andre yang terkejut mendengar suaraku langsung menghampiri sisi ranjang tempat tidurku. Hal pertama yang aku pikirkan kondisi Wahyu sekarang, tidak yang lain."Chand? Hati-hati Chand, jangan bangun dulu" ucap Dila yang melihatku ingin beranjak pergi
"Hisssssss, mana kak Wahyu?" Tanyaku lagi sambil meringis sakit
"Chandra, jangan paksain. Kondisi Chandra belum pulih, dokter saranin jangan banyak gerak" rujuk Dila sambil membaringkan aku
"Mana kak Wahyu?" Tanyaku lagi menghiraukan semua ucapan Dila
"Wahyu,,,," ucap Andre terputus
"Wahyu kenapa bang? Dia baik-baik aja kan?" Tanyaku seperi orang kesurupan.
"Hmmm... Wahyu" lanjutnya. Terpampang ekspresi mereka yang mulai layu, sayu. Aku berusaha berpikir positif, semoga Wahyu baik-baik saja."WAHYU MENJALANI MASA KRITIS!" teriak perempuan dari luar ruangan
"Dan itu semua gara-gara Lo!" Lanjut Intan lagi yang mulai merendahkan volume suaranya, tapi tidak dengan cara bicaranya
"Apa?... Bang? Apa benar?" Tanyaku ke Andre dengan nada lirih bergetar dan di balasnya dengan anggukan kecil
"Tapi ini bukan salah Chandra" ujar Dila, sambil memegang tanganku
"Heh! Orang kampungan, ngak tau diri! Semua ini gara-gara Lo!!! Semuanya salah Lo!" Gertak Intan yang menunjuk-nunjuk ku
"Heh! Kak! Lo jadi orang ngak tau kondisi ya! Ni orang lagi sakit! Ngak tau malu!!" Balas Dila dengan kuat sambil menunjuk muka intan dengan berani
"Lho ngak tau siapa gue?? Hah?" Tanya sombong intan, kami bertiga hanya menyimak mereka berdua yang sedang berdebat
"Gue ngak peduli Lo anak siapa! siapa yang ngelahirin lho! lho anak orang kaya atau bukan! anak pejabat atau bukan! kalau lho kelakuannya gini lho ngak patut buat di takutin!" Sergah Dila, Dila memang sosok anak yang tegas dan berani walaupun ia anak bungsu aku salut dengan dia. Aku sering berpikir 'yang anak cowok aku atau dia, sih?'
Intan hanya menatap Dila dengan tatapan tak percayanya, intan pergi dengan geram tanpa sepatah katapun yang keluar"Dila, kamu ngak boleh ngomong sama kak Intan gitu"
"Chandra, dia itu orang ngak baik. Sombongnya ngak ketulungan, sebaiknya di cerahkan dengan yang silau-silau untung bukan aku yang marahin dia" ujar Gabriel yang kami tau dia bergurau,
"Halahhh,, tadi kenapa diam?" Tanya Dila memutarkan bola mata sambil tersenyum
"Ya, aku kan serahkan semuanya kepada ratu api" ejeknya ke Dila, kamipun tertawa.
Aku kembali murung memikirkan perkataan intan tadi, dan berpaling menatap keluar jendela sambil meneteskan air mata
'kenapa aku cengeng sih?'"Chandra? Kenapa?" Tanya Dila
"Hikss,, ini semua salah aku" ucapku dengan mulut bergetar memikirkan kondisi Wahyu
"Udah lah Chand, jangan mikir itu dulu. Chandra istirahat dulu, biar sehat. Dokter bilang, Chandra udah bisa pulang besok, nahh besok juga kita jenguk kak Wahyu" ujar andre
"Janji ya, bang?" Ucapku sambil memberikan pinky promise
"Iya, Chandra Abang janji" Andre membalas pinky-ku, aku membalas dengan senyuman
"Dah, kita pergi dulu ya Chand, aku masak buat Chand. Abang mau mau lanjut kerja, Gabriel yang jaga kamu" ujar dila
"Ha? Kok aku? Aku ada tugas kelompok, kak besok mau dikumpulin, dan juga aku nginap di rumah temen, rumahnya jauh"
"Hmmm,, hmm,, gimana ya""Assalamualaikum...." sapa Salam seorang cowok seumuranku dari luar
"Nahh,, biar Ranto aja bang, kalian boleh pulang" ujarku ke mereka
"Lah, buset? Ranto apanya? Baru aja datang udah di katain, gua" Celetuknya sambil masuk ke ruangan
"Jagain gue, goblok. Lo ngak ada waktu kan, malam ini?" Tawarku
"Hmmm,, boleh deh. Itung-itung kerjaan juga, males di rumah di suruh terus Ama bapak gue"
"Anak durhaka, haha" sindirku ke Ranto sambil tertawa kecil
"Kayaknya ngak betah ni gue lama-lama disini,, hadehhh apes gue" lanjutnya lagi sambil duduk di bangku
"Hahahaha" kami semua tertawa riangKini, tinggal aku dan Ranto di ruangan ini, aku meminta Ranto menarik tirai dekat kasurku supaya aku nyaman tidur. kami berdua menonton tv yang menggelantung di langit-langit kamar. Ranto duduk di bangku sambil memakan ciki yang ia ambil di vanding machine dengan lahap, sedangkan aku bersandar kebelakang di atas kasur
"Serem juga ya, malam-malam disini. Mana lagi sepi, perawat 1 2 yang lalu lalang" sela Ranto di tengah-tengah kesunyian
"Dasar penakut," sindirku
"Ehh,, ya udah kalo berani gue pulang aja" ujarnya dan mulai angkat pantat
"Ehh,, mau kemana Lo, kalo gue kenapa-napa gimana?" Ucapku merengutkan bibir
"Kan, Lo juga takut" ujarnya meledek dan kembali duduk
"Ehh, bukan takut. Kha wa tir" ucapku mengeja
"Huuu,, nge-les aja lu"
"Kha wa tir" ulangku lagi mengeja
"Iya iyaaa, eh BTW Wahyu gimana?" Tanyanya sambil memindahkan cahnnel tv
"Wahyu kritis, semua ini gara-gara gue" jawabku lesu
"Gara-gara Lo? Emangnya Lo yang celakain Wahyu?" Tanyanya dengan mengerutkan dahi
"Ya ngak lah, gue kan udah mulai sayang banget sama Wahyu mana tega Gue nyelakain dia. Gue merasa ini semua gara-gara gue aja" jawabku memalingkan muka
"Ya elahh,, sok-an pake drama segala. Kalo Lo ngak ngerasa nyelakain Wahyu ya udah, jgn mikir yang macem-macem, ntar gila" celetuknya memberi saran
"Gue merasa bersalah aja Rantoo,," ucapku menekankan suara
"Iya deh iya,,, eh, gue duluan ya, ngantuk" ucapnya sambil meringsut ke kasur sebelah yang kosong
"Iya deh. Eh, ambilin hp gue please, sama air , gue haus" pintaku keranti yang mulai mau terbaring
"Ishhh,, untung sakit lho. Hp yang mana? Yang murahan atau yang mahalan?" Tanyanya
"Eh gila Lo, ambil semua"
"Iya,, uuu dasar, bini orang kaya!" Ledeknya sambil memberikan hp-hpku dan air. Tanpa pikir panjang dan bicara panjang lebar Ranto tiduran di kasur sebelah, blm berselang beberapa menit dengkuran kecilnya terdengar. Ya, aku yang sedang main risih dengan suaranya itu, walaupun tidak terlalu keras.
Sudah jam 11 malam aku blm tertidur malah main game COC yang sudah lama ku mainkan
Lagi asik bermain, suara aneh terdengar
Srekkkkk"Ranto?" Panggilku kecil, karena aku fokus main hp dan tidak memperhatikan sekitar, aku melanjutkan permainan di hoki dan masih berusaha berpikir positif
Srekkk
"Hmm? Ranto??? Jangan becanda ah udah malam!" Panggil dan sergahku ke Ranto, memang sih perawat ada yang jaga malam, tapi kan tidak ke ruang masing-masing pasien, melainkan di depan pintu rumah sakit dan siap siaga jika ada situasi darurat
"Hmmmmhhh,,, ngak pa! Ranto ngak mau, hmmmmmhhhh" suara Ranto terdengar, dia bergumam pelan tapi masih bisa ku dengar
'ranto masih tidur? Hmm siapa ya??? Ah,, palingan perawat yang lewat' pikirku positif, aku kembali memainkan game di hp ku, tidak lama kemudianCittttttt....cekrek
Bunyi pintu tertutup, aku tidak bisa melihat, karena tertutup tirai. Segera ku matikan hp ku dan berpura-pura tidur. Aku mengintip sedikit, tapi tak terlihat karena sosok itu berpakaian serba hitam, ia tidak menutup mukanya dengan kain, tapi tetap tak terlihat, kena efek bayangan.
Terdengar dentuman suara kaki orang tersebut tapi tidak terlalu keras, ia mendekat dan..
"Mati kau!"Terimakasih sudah membaca, gimana cerita ini menurut reader?
terimakasih juga buat teman-teman yang sudah vote dan komen, yang belum ayo!apresiasi karya author dengan memberikan vote, komen, dan follow akun author untuk update cerita berikutnya,
Vote dan komen kalian, buat author semakin bersemangat!!!ᕙ(ಠ ਊ ಠ)ᕗFollow dan baca juga cerita di akun sahabat sekaligus mitra berkarya author yang keren ini
(☞^o^) ☞ GENDHIEZTGEULISZT
See you next part (╹▽╹ )
Salam manis dari Author🌺
Thank, u NexT✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me Love You
Romance(☞ ͡° ͜ʖ ͡°)☞Baca sebelum membaca( ˶ ❛ ꁞ ❛ ˶ ) Highest ranked #1 Hash-tag #blstory (19 Okto 2020) dan #Indonesiagay, ( ˘ ³˘)♥ ranked #1 Hash-tag #Gayindonesia 02 Januari 2021 ⚠️Warning! Cerita mengandung unsur Homoseksual/BL/Gay/percintaan sesama je...