17. Goodbye, My Love

2.2K 129 0
                                    

Typo Alert ⚠️
Absurd ❗

Goodbye My Love: Selamat Tinggal, Cintaku













"Mati kau!"

"Hmmmmhhppppp!!!!hmmppppppphhhhh!" Aku berusaha teriak lewat sela-sela bantal yang ia tekan, tapi Ranto tidak kunjung bangun dari tidurnya
"Kamu udah ngerebut semuanya dari gue! Lo pantas mati!" Bisik kecilnya
'Intan!?!'
Suara yang ku kenali dan ku ingat, kenapa mencintai itu konsekuensinya besar

"Hmmmpphhh! Hmpphh!!!" Sudah 1 menit lebih aku berusaha mengambil oksigen lewat sela lubang kecil bantal itu, hanya sedikit yang kudapat. Nafasku memburu, tersengal dan semakin sesak ku dibuatnya
"Hmpppphh!!" Tubuh ku melemah hanya gumaman itu yang keluar, dan akhirnya aku kehabisan nafas. Badanku mati rasa
********************

"Chandra?"
"Chandra?" Panggil Andre lagi, setelah melihat mataku terbuka, aku siuman!
"Apa aku udah mati?" Tanyaku polos
"Belum, Chandra" jawab gabriel singkat
"Belum?" Tanyaku lagi
"Iya, Chandra. Dokter datang pas dengar alarm denyut jantung Chandra melemah, Chandra hampir aja kehabisan nafas" jelas Andre pelan
"Habis nafas?" Tanyaku lagi dengan mengerutkan dahi
"Iya, Chandra. Chandra ingat kejadian semalam? Chandra tau siapa yang sengaja celakain Chandra?" Tanya Dila seolah tau semuanya, namun tak tau siapa pelakunya
"Aku ngak ingat apapun"
"Mungkin karena kejadian itu, oksigen yang masuk ke otak Chandra hanya sedikit. Jadi, ingatannya sedikit melemah, satu sampai dua hari, ingatan Chandra akan pulih, kalian bersabarlah, dan jangan terlalu membebankan pikiran Chandra" ujar dokter panjang lebar tentang kondisi ku saat ini, mereka berempat hanya mengangguk
"Chand, maafin aku ya, aku ngak becus jagain kamu" ucap Ranto sedih, karena kejadian semalam
"Ngak pa-pa Nto. Toh, kamu tidurnya kayak orang mati" ejekku mencairkan suasana
"Buset ni anak, udah tau sakit masih aja ngajak gelud" balasnya
"Maaf hehe,, udah kebiasaan suka ngejelekin lho"
"Au ah, pengen minum, bye gue beli minum dulu ya, pamit ya bang, Dil, gab" pamitnya sambil memonyongkan bibirnya kearahku dan ku balas dengan muka jelek, tapi tetap manis, hehe
"Bye" jawab mereka serentak

Mereka berempat yang menjagaku selama aku berada di rumah sakit itu, ternyata Wahyu tidak ada di rumah sakit ini. Wahyu berada di rumah sakit elit, sedangkan aku di rumah sakit biasa, karena mengingat lukaku tidak parah
**************

Sudah beberapa kali mereka menanyakan siapa sosok yang sengaja mencelakai ku tempo hari lalu, tapi aku hanya diam. Aku takut dengan intan, sekaligus jengkel terhadapnya.

Selama seminggu ini, aku menjenguk Wahyu secara diam-diam, aku masih tidak enakan dengan orang tua Wahyu.
Terlihat Wahyu terbaring lemah, tidak ada barang seorang keluarga pun yang menjenguk akrena sibuk dengan urusan mereka di luar kota, bahkan intan jarang sekali menjenguknya.

Setiap pagi bahkan subuh setelah sholat aku menjenguknya yang masih memejamkan mata, dan setiap kali menjenguk aku tidak segan-segan mengusap keningnya, pipinya, sesekali ku cium keningnya sambil berbisik 'cepat siuman, sayang', bahkan sering aku menceritakan tentang kejadian kemarin, tentang sebentar lagi aku akan di wakilkan sekolah ikut kompetisi menyanyi tingkat nasional.

Tapi, aku nekat berkunjung siang-siang. Rinduku tak tertahan, aku berani melangkahkan kaki dengan membawa tas sekolah, karena ku habis pulang sekolah

Ternyata, kunjunganku siang hari ini berujung singkat, intan masuk dengan mamahnya membawa bingkisan buah.

"Heh! ngapain Lo disini!??" Tanyanya dengan nada tinggi sambil memegang bingkisan, aku hanya menunduk diam sambil meremas ujung bajuku
"Siapa dia, intan?" Tanya ibunya
"Dia, mah. Yang udah ngerebut Wahyu dari aku!"
"Dia?? Orang udik ini? orangMiskin ini?" Hina mamanya melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia berkacak pinggang sambil melenggang masuk
"Iya mah!!!" Lanjut Intan, dengan nada manja sambil mengekori mamanya
"Heh! Kamu berani ya ngerebut Wahyu dari anak saya?" Tegasnya di depanku, aku memilih diam sekarang
"Heh!? Kalau saya nanya, jawab! Dasar ngak tau sopan santun!"
"Maaf, Tante" jawabku lesu, sambil melihat ke bulatan matanya yang tajam itu
"Maaf, maaf! Ngak semudah itu kamu saya maafkan! Kamu udah buat Wahyu sama intan gagal nikah!"
"Maaf, Tante" jawabku lagi, aku malas berurusan dengan intan, apalagi dengan mamahnya. Ia berdecak kesal mendengar jawabanku
"Kamu, udah tau miskin ngak sopan! Tapi, kalau dilihat-lihat, tampang kamu cute juga" ujar mamanya sambil memegang daguku, aku hanya diam sambil melihat dia celingak celinguk melihatku
"Cocok jadi kucing peliharaan om-om!" Lanjutnya sambil tersenyum, intan pun tertawa lepas
"Permisi Tant, saya mau pulang" ucapku tidak menghiraukan perkataan rendahnya itu

seketika aku mau pergi tanganku di tariknya dengan kuat sehingga aku kesakitan
"Heh!? Saya belum selesai bicara sama kamu! Memang ngak sopan ya kamu!" Gertaknya, namun ia sedikit didorong oleh cowok yang ntah dari mana datang menolong

"Chandra!??"
"Heh! Kamu siapa hah! Berani-beraninya dorong saya!" Gertaknya lagi sambil menepuk-nepuk pakaiannya
"Saya kakaknya!!" Teriak Mas Setiawan lumayan keras, aku heran kenapa dia bisa disini, bukannya ia menjaga apartemen Wahyu? Kenapa bisa ada disini?
Mereka terdiam sejenak mendengar Setiawan teriak
"Pergi kalian! Jangan pernah datang kesini lagi" usir mamah intan, tanpa sepatah kata kami berlalu pergi. Setiawan beriringan berjalan denganku sambil memegang kedua pundak ku, aku tersadar dan menghempas tangannya dan hendak pergi, lari.

"Chandra! Tunggu!" Teriaknya mengejar ku, aku tidak menghiraukannya sampai ia meraih tanganku dengan sedikit kasar
"Lepas, mas!" Gertak ku
"Ngak! Dengerin, mas dulu!" Ujarnya, untung keadaan parkiran pada saat itu sepi, di belakang rumah sakit itu.
"Mas minta maaf udah ngelakuin itu semua ke kamu, maafin mas udah lancang memperlakukan kamu seperti itu, maafin mas karena perlakuan mas seperti itu kamu jadi ngejauhin mas, maafin mas yang terlalu cinta, maafin mas udah buta ngak bisa nahan diri mas saat ketemu sama adek pada tempo hari itu" ucapnya panjang lebar,
Aku mendengar semua yang iya ucap, hanya saja aku tidak mendengarkan
"Sebenarnya, aku udah maafin mas dari dulu, tapi aku masih ngak bisa liat muka mas dulu, aku masih trauma sama perlakuan mas, mas aku trauma aku takut, itu kejadian kedua kalinya dalam hidup aku, hiksss"
"Hei,, jangan nangis, mas ngak mau adek kesayangan mas nangis. Sudah lah, kita makan yuk? Sambil Chandra cerita semua sama mas, ya?" Aku hanya mengangguk dan mengusap air mata, kami berllau pergi kesebuah cafe dekat rumah sakit

Sesampainya di sana, kami memilih booth paling pojok agar enak bicara tidak kedengaran dengan orang lain. Segeraku massage Dila, kalau aku pulang terlambat karena mau ketemuan sama temen, Dila hanya mengiyakan dan menyarankan agar pulang tidak larut.
Mas Setiawan, memanggil waiters dan memesan kan makanan, cemilan. Aku hanya memilih jus.
Perlahan aku menceritakan semuanya sambil sedikit demi sedikit menyeruput jus strawberry ku
"Maafin mas ya dek" ucapnya meminta maaf seklai lagi
"Iya mas, tapi mas jangan kerumah dulu ya. Bang Andre masih benci sama mas" ujarku
"Iya dek. Masih sakit?" Tanyanya
"Apanya, mas?" Jawabku bingung
"Tangan kamu?" Ucapnya menunjuk tanganku yang memerah
"Hmm, udah ngak"
"Kamu yang kuat ya dek, mas janji mas bakalan jagain kamu dari siapapun yang ngecelakain kamu, bahkan tuhan sekalipun" ujarnya yang membuatku sedikit blushhh
"Mas! jangan bawa-bawa tuhan, ah! Ngak boleh" ujarku sambil menyeruput jus
"Boleh, kan kamu adek kesayangan mas. Kamu ngak boleh lecet setitikpun" ujarnya mencubit pipiku gemes
"Lebay" ejekku sambil manyun, iya pun tertawa di lanjutkan denganku.

Aku mengajak mas Setiawan jalan-jalan. Kami lanjut menuju pantai, aku termenung sendiri di sebuah batang kayu, duduk melamun, sedangkan mas Setiawan membeli es kelapa.
memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya ku pikirkan

"Mau dek?" Tanpa menghiraukan tawarannya, dengan yakin aku menyatakan ini

"Kak, bisa bantu aku ngak?"
"Apapun, dek. Apa?" Tanyanya
"Bantu aku pergi, menjauh dari Wahyu"
"Hah? Serius kamu dek?"
"Iya, mas"

Terimakasih sudah membaca, gimana cerita ini menurut reader?

terimakasih juga buat teman-teman yang sudah vote dan komen, yang belum, ayo!apresiasi karya author dengan memberikan vote, komen, dan follow akun author untuk tau update cerita berikutnya,
Vote dan komen kalian, bikin author semakin bersemangat!!!ᕙ(ಠ ਊ ಠ)ᕗ

Follow dan baca juga cerita di akun sahabat sekaligus mitra berkarya author yang keren ini

(☞^o^) ☞ GENDHIEZTGEULISZT

See you next part (╹▽╹ )
Salam manis dari Author🌺
Thank, u NexT✨

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang