11. Mixed Feeling

2.8K 169 2
                                    

Mixed Feeling: perasaan yang campur aduk

Enjoy❤️



"dengerin kakak dulu"
"Please, kak. Keluar sekarang!"
"Kenapa, Chandra?"
"Maaf kak, mulai dari sekarang jangan pernah peluk, cium, bahkan dekat sama aku lagi kak"
"Chandra, kakak beneran sayang sama kamu. Kalau kamu ngak percaya kakak akan batalin itu semua demi kamu"
"Jangan kak! Aku ngak mau kakak nge-batalin semua rencana pernikahan kalian hanya karena aku, aku ngak tega kak! Aku bukan siapa kakak!" Bentakku
"Kakak ngak cinta sama intan, Chandra! Kakak hanya cinta sama kamu!" Tegasnya lagi
"Kak, please! Cuman ini permintaan terakhir aku kak, please. Setelah lulus, nikahin intan"
"Ngak! Kakak ngak mau!"
"Wahyu! Hiksss... Hiksss" Sontak mata Wahyu terbelalak aku teriak namanya, perlahan air mataku mengalir
"Hei, jangan nangis... Demi apapun kakak bakalan jaga Chandra, bakal sayang sama Chandra terus, kakak ngak mau orang lain buat nge-habisin sisa hidup kakak kalau bukan kamu seorang, sayang. Jangan paksain kakak buat nikah sama orang yang ngak kakak cintai, kakak cuman mau Chandra, cuma Chandra seorang" jelasnya lemah lembut, mengusap air mata dipipiku dan kini merangkul tubuh mungilku dengan erat
"Please kak, hikss... Jangan bodoh!" Bentakku yang kini memukul-mukul dadanya pelan
"Jangan nangis Chandra, udah berapa kali kakak buat kamu nangis, kakak ngak tega liat orang yang kakak sayang nangis terus, udah lah. Kakak janji buat jagain Chandra terus, kakak cuma mau Chandra. Dan lupain tentang cerita kakak tadi, papa cuman mau yang terbaik buat kakak, makanya kita di jodohin, udah berkali-kali kakak nolak. Tapi, hasilnya tetap sama. Kakak beneran janji bakal jagain Chandra, dan juga adik-adik Chandra. Kakak cuman sayang Chandra,, muach" ucap Wahyu sambil mencium lembut dahiku dan sempat menenangkan hati, Aku hanya diam dan mengangguk dalam pelukan wahyu
'terima kasih'
Kami perlahan terlelap dalam pelukan yang masih erat tertempel pada tubuh kami

"Kak! Kak Wahyu ngak makan?" Tanya Dila sambil membuka pintu, aku terbangun diam, namun masih memejamkan mata
"-eh udah bobo,,,,kyaaaaaaa!!!! ya ampunnnnn.... So sweeettttt, kyaaaaa" jerit Dila pelan, agar tidak membangunkan kami
"Selamat malam kakak-kakak ku tersayang, muach" ucapnya lirih, sambil kembali menutup pintu
'selamat malam' batinku
.............................

04:20 WIB

'hmmm,,,, hangat. Tapi, Ni tangan siapa?'
Senyuman terukir di wajahku, sambil memandangi sesosok pria yang sedang tertidur pulas dengan pelukannya yang masih melingkar
"Kak? Bangun, sholat"
"Hmm? Hoammmm,,,, pagi, Chandra"
"Pagi, Wahyu"
Kami pun melaksanakan kewajiban subuh itu, dengan di ikuti Dila sebagai makmum wanita

1 jam kemudian......
"Bye, kak.. kapan-kapan main kesini lagi ya!" Teriak Gabriel dari depan pintu
"Kakak pulang ya manis" pamitnya
"Iya, pahit" aku pun menyalami tangannya
Wahyu tertawa, dan masuk ke dalam mobilnya, berlalu pergi
"Elahhhh,,, adinda, pamit-pamitan sama kakanda"
"Ishhh,,, biarin la!"
"Enak ya yang pelukan semalam, pengen nimbrung takut di gebukin, hahahahaha" ejek Dila dan masuk kedalam dengan tawanya, Gabriel ikut ngakak dengan tawa khasnya
"Sstttt,,, hehh awas Lo ya, kebiasaan ngintip!!! Dila!" Ku kejar mereka berdua kedalam dan ku gelitiki mereka berdua
"Udah Chandra!!! Hahahahaha"
"Rasain tu,,, eh BTW, Cepetan mandi, ntar kesiangan"
"Y"
"Dasar!"
...............................

09:17 WIB
"Makan apa, yang?" Tanya Wahyu tiba-tiba masuk dari pintu tanpa mengetuk
"Jangan panggil aku gitu" pipiku memerah dan menyuap satu sendok makanan ke mulut
"Ngak ke kantin? Kan kakak udah kasih waktu itu, ngak cukup?"
"Cukuplah! Kelebihan malah, aku mau Hemat!"
"Anak pinter" pujinya sambil mengacak-acak rambut ku
"iiii,, jangan ganggu, ah"
"Suapin" ucap Wahyu manja sambil membuka mulut
"Nihh," sodor ku ke mulut Wahyu
"Jangan yang sayur, Kakak ngak suka sayur" tolaknya sambil menutup kembali mulutnya
"

Ih,, ini aku masak sendiri, cobain dulu" sodorku ke mulutnya, Wahyu tetap
"Ngak, ya udah. Sana ah jangan ganggu"
"Eeee, gitu aja ngambekan, ya udah kakak makan, sini"
"Aaaaaaaa,,,, hammmm"
"Enak ngak?" Tanyaku sambil melihat Wahyu menguyah-ngunyah
"Enak,, baru kali ini kakak makan sayur. Pengennya setiap hari ni di masakin kamu, hehe"
"Enak aja, beli di warung makan sana! Banyak!"
"Enakan masakan kamu" jawabnya santai
"Eeee,,, udah ah, nnti keburu masuk"
"Bagi lahhh, jangan pelit"
"Jangan banyak komen, makan tu diem"
"Iya sayang kakak"
"Iiiii,, mulai deh, ni nah!" Ucapku sambil menyodorkan kotak makanan
"Iiii, suapin lah!" Rengeknya lagi
"Ishh,, ribet banget dah! Kayak anak kecil, nihhh" aku mulai menyuapi lagi bayi gede itu

"WAHYU!"
"Intan?" Ntah kenapa Wahyu aneh dengan sikap intan yang terkejut melihat kedekatan kami berdua, Wahyu Sengaja atau pura-pura lupa?
"Kenapa kamu dekat-dekat sama homo itu! Kamu kena pelet ya? Heh lu! Pergi lho sekarang! Jangan dekat-dekat Wahyu!"
"Jangan ngomong sembarangan lo!" Wahyu menyerang balik dengan menunjuk-nunjuk intan sambil memberikan tatapan tajam khas-nya
"Lho siapa! Berani-beraninya ngusir orang?" Lanjutnya
"Lho? Kok kamu marah-marah, sayang? Kamu kena pelet dia ya? Sampai-sampai kamu ngak ingat aku?"
"Intan! Pergi sekarang juga, kalau kamu ngak mau aku seret!"
"Ngak! Aku ngak mau! Jelasin semua dulu, kenapa kamu belain dia! Dia bukan siapa-siapa kamu!"
"Dia Pacar aku!" Dengan mudahnya kata itu keluar dari mulut Wahyu, tanpa pikir panjang, tanpa basa basi. Memang, Wahyu tidak pernah nembak hanya mengutarakan perasaan, ya aku anggap kita belum pacaran. Tapi, kenapa? Wahyu terlalu PD? Terlalu yakin dengan perkataannya?
"WAHYU! aku ini tunangan kamu!"
"hmh! Gue ngak peduli! Gue ngak cinta sama lo!"

Plakkkk!

Tamparan keras berhasil mendarat di pipi kiri Wahyu,
"Cuihhh!" Ludah Wahyu ke samping, yang aku yakin pasti pipinya merah
"Tega kamu ya, Yu! Kamu berubah gara-gara bocah Homo ini!!!" Marah intan sambil menunjuk ke arahku
"Heh! Selama ini gue tu pura-pura di depan orang tua gue! Siapa juga yang mau sama cewek murahan kayak Lo! Gue tu tau semua tentang Lo, intan! Jangan sampai rahasia Lo kebongkar semua!" Ancam Wahyu. Sekarang, intan terlihat salah tingkah dan ekspresi mukanya berubah takut
"R,,,rahasia apa?" Tanya intan gugup

Wahyu merogoh HP-nya dalam kocek, dan mencari-cari sesuatu di dalam galerinya

"Ini apa? Jelasin!"
"Ii,,, ituu,, itu paman aku!"
"Halah! Paman kok panggilannya so sweet gitu! Dia om-om pacar Lo kan!? Gue udah tau semuanya, jangan sampai gue sebar luaskan foto ini!"
"Okay, kalau itu mau kamu! Gue bakal ngehancurin hubungan kalian berdua! Jijik tau ngak!"
"Pergi lu sampah! Dasar!"
Intan berlalu pergi dengan amarah yang masih melekat
"Hiks,,, hikss,, maafin aku kak, ini semua salah aku"
"Hei,, ini bukan salah kamu. Salah intan yang labrak kita, jangan nangis lah, kakak ngak mau liat kamu kayak gini, ya?" Rujuknya sambil memeluk dan mengusap rambutku,
"Muachh,, mau seperti apa pun, kita harus bersama" ucap Wahyu sambil mencium kening ku, aku bukannya senang malah merasa terlalu jahat
"Ngak! Kita bukan siapa-siapa kak!"
"Oke, kalau begitu"
"Eh? Kak mau ngapain?"
Wahyu bersimpuh dengan melutut sambil merogoh kocek, mengambil sebuah kotak kecil
"Chandra, mau kah kamu menjadi pacar seorang yang sangat jahat ini? Seorang yang mungkin terlalu egois, seorang yang mencintaimu secara tiba-tiba. Tapi, aku janji bakal jaga kamu seutuhnya, dengan jiwa raga, sampai titik darah penghabisan" ucapnya yang sedikit membuatku terpukau
"Serius amat kak sampe titik darah penghabisan"
"Chandra sayangg, kakak serius"
Aku terdiam sejenak sambil melihat siswa siswi menatap dari pintu dan jendela
"Hmmm,, aku"
"Aku..."

Terimakasih sudah membaca ;*
Maaf agak pendek ya guys..

Jangan lupa komen, share ceritanya dan follow akun author ya

"Menulis tak secepat membaca"

Thank U, Next!

:-)

Let Me Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang