Chapter 30

1.4K 158 15
                                    

Reader-nim!!! Maaf ku udah lama ga update lagii hiks, liburan tugas malah makin banyak ternyata wkwkwk. I'm so sorry about that 🙏🙏

Btw, gimana kalian semasa karantina ini?? Bosan kah?? Atau malah begadang ga bisa tidur gegara tugas kayak aku??

Anyway, keep healthy everyone 💕💕💕

Happy Reading all 🤗💙










































































































































"Chaeng-ah, annyeong" Itulah kata kata terakhir yang disampaikan Jungkook, sebelum dia akhirnya beranjak dari kamar itu dan berjalan keluar dari rumah sakit tempat dirawat nya Rose itu tanpa menjawab pertanyaan dari para noona dan hyungnya.

🚫🚫🚫

Rose terbangun perlahan, dan membuka matanya sedikit demi sedikit. Indra penciumannya mulai bekerja seperti sedia kala sehingga ia dapat mencium bau obat obatan rumah sakit yang khas.

Ia mengedarkan pandangannya pada ruangan rawat inapnya itu, dan berusaha mencari keberadaan makhluk hidup lainnya disana. Namun nihil, ia tak menemukan siapapun yang menemaninya.

Tak lama kemudian, ia melihat sebuah bayangan asing di jendelanya yang dibuat buram agar orang orang tak mengetahui keberadaannya di rumah sakit ini.

Mengetahui bahwa bayangan tersebut milik orang asing, ia langsung kembali pada posisi awal sebelum ia bangun dan mencoba memejamkan mata lagi untuk mengelabui orang tersebut.

Beberapa detik kemudian, terdengar suara pintu yang terbuka dan derap langkah mendekatinya. Orang itu berjalan ke samping ranjangnya dan mengelus rambutnya.

Tubuh Rose menegang, namun ia berusaha rileks agar tetap tak ketahuan.

"Jadi ini permata Jungkook hah??" Gumam orang tersebut yang ia yakini adalah wanita.

"Sepertinya menyenangkan untuk bermain denganmu, Roseanne Park" Ucapnya disamping telinga Rose, halus tetapi menusuk.

Derap langkah wanita itu terdengar menjauhinya, dan kemudian terdengar suara pintu yang terbuka. Rose sudah membayangkan bahwa wanita itu sudah hampir pergi sehingga ia dapat berhenti berpura pura. Namun telinganya yang tak mendengar suara pintu yang tertutup dan langkah menjauhi ruangannya itu membuatnya mengurungkan niatnya.

Diambang pintu, sang wanita itu masih berdiri dan memandang Rose, kemudian ia mengeluarkan suaranya lagi.

"Tunggu undanganku Rose-ssi" Ucapnya.

"Dan aku tahu kau sudah terbangun" Gumamnya kecil, tapi masih dapat didengar oleh Rose akibat keadaan ruangan inapnya yang sepi.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu tertutup diikuti suara langkah wanita itu menjauhi ruangannya. Rose menghela napasnya lega sekaligus takut.

Lega karena akhirnya wanita itu pergi.

Dan takut karena wanita itu mungkin memberikan dia kejadian luar biasa mengerikan yang tak akan dapat dilupakannya.

Rose yang masih memejamkan matanya dengan perlahan membuka matanya, sedikit demi sedikit karena takut orang itu masih ada di luar ruangannya, meski kaca ruangannya buram.

Mendacium Et Veritas | ROSEKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang