Chapter 27

1.7K 198 43
                                    

Udah kebiasaan emang ini author telat mulu yak, maapkeun ya reader-nim sekalian.

Yang nungguin chapter nya Rose kook, nih aku kasih 1 chapter buat kalian ngebucin sama ini couple nih.

Happy Reading all 🤗💙

























































"Aku harus melakukan ini, maafkan aku semuanya jika pilihanku tak tepat"

🚫🚫🚫

Rose masih berbaring di ranjang rumah sakit, dengan semua alat dan selang yang menempel pada tubuhnya, menopang hidupnya. Dokter masih belum bisa memastikan bagaimana kondisi Rose. Bisa dibilang saat ini ia hidup tetapi sekarat, dan mungkin sebentar lagi malaikat akan datang untuk menjemputnya.

Disampingnya, seorang pria duduk sembari menggenggam tangannya, dan menciuminya tanpa henti, berharap dengan itu wanita yang ia cintai didepannya ini bisa terbangun dan melanjutkan kisah indah ini.

Diluar kamar itu, 3 wanita duduk di kursi panjang yang disediakan di tiap depan ruang inap, sembari menatap pria yang menggenggam tangan sahabat mereka. Seakan tak mau mengganggu 2 insan itu, mereka bertiga menatap kedua orang didalam ruangan itu dalam diam.

Kondisi ketiga wanita tadi sama sekali tak baik baik saja. Mata mereka bengkak, merah, masih mengeluarkan air mata yang membentuk sungai kecil di pipi halus mereka. Namun kondisi pria di dalam ruangan itu jauh lebih parah. Kantung matanya hitam, matanya pun membengkak, badannya semakin kurus kering akibat mogok makannya selama 2 hari ini.

Batinnya masih tertekan dan dia sama sekali tak mau diganggu. Bahkan ketika ke-enam hyungnya menjemputnya, berusaha untuk mengajaknya pulang atau setidaknya makan walaupun hanya sekali.

"Kumohon, bangunlah.." Lirih pria itu sembari kembali menciumi punggung tangan Rose.

Tanpa sadar, cairan bening hangat itu kembali jatuh membasahi pipinya tanpa dapat dihalangi. Matanya yang sudah membengkak dan berkantung hitam bertambah bengkak, namun seakan tak mempedulikannya, Jungkook tetap menangis dalam diam tanpa isikan yang terdengar.

Jennie beranjak dari duduknya, mengkhawatirkan pria yang ada di dalam menjaga gadis yang sudah ia anggap adiknya sendiri itu. Jennie berjalan masuk ke dalam ruangan Rose dan menepuk pelan pundak Jungkook.

"Jungkook-ah, pulanglah sebentar untuk istirahat. Atau setidaknya makanlah dahulu, disini pun tak apa selama kau makan. Bagaimana perasaan Rose nanti jika mengetahui kau belum makan karena dirinya?? Kau tahu ia akan sangat merasa bersalah kan??" Ucapnya membujuk.

"Noona, tolong biarkan aku disini menjaganya. Aku tak peduli jika bahkan aku harus disini selama berbulan bulan selama aku tetap disampingnya" Balas Jungkook pelan, energinya habis karena ia membiarkan perutnya tak terisi apapun.

"Aku biarkan kau disini, tapi setidaknya makanlah dahulu, kau sudah sangat berantakan Jungkook-ah" Kata Jennie masih berusaha membujuk pria keras kepala didepannya itu.

"Biarkan saja dia, mungkin dia masih butuh sendiri. Kita akan bujuk dia lagi nanti" Suara seorang pria yang tiba tiba masuk ke ruangan itu mengejutkan Jennie.

"Jimin oppa, dia tak mau makan. Dia akan sakit jika seperti ini terus" Adunya pada Jimin, yang hanya dibalas kekehan oleh pria itu.

"Kau tahu betapa keras kepalanya dia kan?? Biarkan saja, nanti aku yang akan memaksanya" Kata Jimin sambil menarik Jennie keluar dari ruangan itu, membiarkan Jungkook kembali bersahabat dengan kesendirian dan keheningan.

Mendacium Et Veritas | ROSEKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang