Chapter 22

1.5K 160 32
                                    

Happy Reading all 🤗💙










































"Sudah selesai semua. Ayo kita pergi oppa Ji"

🚫🚫🚫

Jennie membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa pusing dan berat, mungkin efek pukulan yang diterimanya. Yang pertama kali ia lihat adalah sebuah ruangan gelap dan pengap tanpa ventilasi apapun, tempatnya sekarang.

Tak ada cahaya matahari yang menyambutnya, hanya kegelapan dan kekosongan di ruangan itu.

"Dimana aku??" batinnya.

Pikirannya seketika terpecahkan oleh suara kunci yang diputar diikuti dengan pintu yang terbuka. Dengan cepat Jennie berpura pura diam, seakan ia masih kehilangan kesadaran.

"Oh, belum sadar rupanya"

Suara laki laki tertangkap oleh indra pendengarannya. Asing, belum pernah ia dengar sebelumnya. Setelah lelaki itu berbicara, terdengar suara pintu tertutup.

Jennie langsung membuka matanya setelah dirasa lelaki itu telah meninggalkannya sendiri di ruangan itu.

"Rupanya kau sudah bangun"

Suara lelaki itu mengejutkannya. Ia mengedarkan pandangannya, mencari arah datangnya suara itu. Rupanya lelaki itu masih ada di ruangan tersebut. Kegelapan seakan menyelimutinya di ruangan tanpa sumber cahaya apapun itu.

"Aku ragu kau masih pingsan melihat posisi tubuhmu yang sudah berubah"

Lelaki tersebut berbicara sembari berjalan kearahnya, sementara Jennie masih mencoba menenangkan jantungnya yang berdegup ketakutan.

"Apa yang kau mau??" tanyanya pelan.

"Oh, aku tak punya urusan denganmu. Adikku yang berurusan denganmu, lebih tepatnya sahabatmu"

Kata kata orang itu membuat Jennie bingung dan tak mengerti. Pasalnya ia kira mereka berdua ingin menyakitinya.

"Lalu kenapa aku yang dibawa kemari??" tanyanya lagi.

"Itu aku tak tahu. Aku hanya ingin-"

Kata kata pria itu terpotong oleh suara pintu yang terbuka. Seorang gadis masuk, posturnya sama dengan gadis yang menculiknya di rumah sakit tadi, tetapi tanpa baju serba hitam.

"Oh, oppa, sedang apa kau bersama wanita jalang ini??" kata gadis itu sinis.

"Hei, aku tak mengajarkanmu menghina orang seperti itu. Dan lagi, kalau kau benci dengan sahabatnya, kenapa kau culik dia huh??"

"Untuk sandera tentu saja" jawabnya santai

"Sekaligus mainanku" batinnya

"Jangan berbuat aneh, aku tahu kau menyukai Jungkook, tapi jangan sampai kau melakukan hal yang tak seharusnya" nasihat pria itu tak dihiraukan oleh gadis tadi.

"Kau bilang kau mau membantuku oppa, kenapa sekarang kau melarang larangku seperti ini huh??"

"Aku-" gadis itu langsung memotong perkataan kakaknya.

"Apa karena wanita jalang ini?! Apa yang kau perbuat pada oppaku huh?!?" ia mendekati Jennie yang sesaat tadi terlupakan, dan menjambaki rambutnya membabi buta. Tangan dan kaki yang terikat membuat Jennie tak bisa melawan

"Hei!! Apa yang kau lakukan?!" pria itu seketika mendekat dan menarik adiknya keluar dari ruangan itu. Gadis itu meronta ronta, namun tentu saja tenaga kakaknya jauh lebih kuat darinya.

Mendacium Et Veritas | ROSEKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang