Chapter 25

1.5K 184 31
                                    

Yeorobuunn!!! Aku lupa update lagi 😭😭😭. Heran sih aku sering banget lupa kayak gini, harusnya udah dari minggu kemarin aku update tapi malah baru hari ini 😭😭. Maaf semuanyaa, ini kesalahan aku yang paling parah sih.

Jadi kalian tolong banget komenin ya kalau pengen lanjut, soalnya aku inget buat update karena kalian juga 💕, tanpa kalian mungkin cerita ini ga akan lanjut lagi 🤣🤣.

Big thanks untuk readers MEV, karena sekarang MEV udah tembus 1k vote!!!  Yeaayy!!


Jadi kalian mau aku buka QnA atau ngga nih?? Komen yaaa.



Happy Reading all 🤗💙












































"Hallo, Rose-ssi. Aku menepati janjiku hari ini, mari kita bersenang senang"

🚫🚫🚫

Gadis itu berjalan mendekati Rose secara perlahan, membuat suasana ruangan itu semakin mencekam. Langkah kakinya terdengar nyaring, memecah kesunyian yang bertahan selama berjam jam.

Sekarang, ia berdiri tepat di depan Rose. Masker hitam yang menutupi wajahnya membuat Rose tak bisa melihat seringaian yang dikeluarkan oleh gadis itu. Hanya saja tatapan matanya benar benar menusuk, netra yang bertubrukan dengan netra coklat tua milik Rose itu menyiratkan kesedihan, kebencian dan sakit hati yang menjadi satu.

Tangan gadis itu dengan cepat menyambar leher Rose, mencekiknya hingga menimbulkan bekas merah di leher jenjangnya.

"Le...pas" Lirih Rose, namun tentu saja tak dianggap oleh gadis itu.

Ia melepaskan tangannya dari leher Rose, dan memandangi hasil karyanya yang liat biasa menakjubkan menurutnya.

"Kau tahu, hidupku hancur berantakan, karena Eunha dan sekarang karenamu. Jika kau tidak ada, maka hidupku akan tenteram dan damai bersama Jungkook oppa, seharusnya kau sadar. Kau tidak lebih dari benalu yang mengganggu kehidupan kami!!!"

Gadis itu bercerita, kemudian mulai meluapkan amarahnya. Ia menampar Rose berulang kali, membuat sebuah luka baru di pipi mulus gadis malang itu. Namun seakan belum puas sama sekali, ia terus menampar nya tanpa belas kasihan sedikitpun.

Plakk

Plakk

Plakk

Plakk

Rose yang tak bisa memberontak sama sekali hanya bisa pasrah menerima semua pukulan dan tamparan dari gadis itu.

Setelah tamparan yang ke sekian, gadis itu berhenti, menyisakan  bercak cairan merah di pipi Rose dan di telapak tangannya.

"Jungkook oppa selalu menyayangiku, bahkan lebih dari kakakku, tapi kenapa?? Kenapa saat kami bertemu di awards dia hanya mengabaikanku?? Seakan aku hanya bayangan, bayangan kalian. Kenapa??"

Mata indah gadis itu mulai menitikkan setetes cairan bening, diikuti dengan tetesan lainnya.

"Kenapa?! Kenapa?!? KENAPA?!?!" Amarah gadis itu memuncak, ia berteriak sangat keras hingga Rose tahu bahwa itu akan terdengar hingga keluar. Namun sepertinya gadis itu tak peduli lagi.

Gadis itu menendang kaki Rose, tepat di lukanya. Membuat luka sayatan yang tadinya sudah mengering kembali mengeluarkan darah. Ia kembali menendang kaki Rose, membuat darahnya berceceran kemana mana. Bahkan Rose yakin tulang keringnya akan patah sekarang.

Dukk

"AAAAAAAAA!!!!!" Teriak Rose kesakitan.

Ia mengambil pisau lipatnya, kembali menyayat kaki Rose, membuatnya tak berbentuk lagi.

Mendacium Et Veritas | ROSEKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang