Chapter 20

1.5K 177 23
                                    

Sesuai janji aku minggu kemarin, untuk ngerayain 2k readers dari Mendacium Et Veritas, aku bakal double update hari inii, yeaayy.

So stay tuned yaa.

Happy Reading all 🤗💙























































"Chaeng-ah, nuna, mianhae"

🚫🚫🚫

"Unnie!!!! Dimana Chaeng??" teriak Lisa yang baru saja masuk.

Teriakannya cukup keras untuk membuat orang orang mengalihkan perhatian padanya. Namun sekarang bukan waktunya untuk mempedulikan hal itu. Saat ini yang paling penting adalah sahabatnya, Park Chaeyoung.

"Dia didalam, masuklah"

Setelah mendengar itu, Jisoo, Jennie dan Lisa langsung masuk ke dalam ruangan yang ditunjuk tadi. Betapa terkejutnya mereka saat melihat seorang gadis terbaring lemah dengan banyak alat untuk menopang kehidupannya. Wajahnya damai, bagaikan ada di dalam mimpi terindah. Namun kulitnya pucat pasi seakan tak ada darah yang mengalir disana.

"Chaeng-ah..." lirih Jennie.

"Chaeng-ah, bangunlah" Lisa bahkan sudah menangis sekarang.

"Chaeng, kumohon bangunlah" kata Jennie ikut menangis. Sedangkan Jisoo, pertahanannya sudah runtuh sejak saat mereka baru melihat kondisi Rose.

"Sstt, sudah" kata Jisoo menenangkan mereka berdua.

"Tak ada yang bisa kita lakukan saat ini selain berdoa untuk kesembuhannya"

Kalimat Jisoo diakhiri dengan pelukannya pada sahabat karibnya itu.

🚫🚫🚫

"Tidak!!!"

"Ini tidak boleh terjadi. Wanita jalang itu, dialah perebut oppaku, ia harus MATI!!!"

Gadis itu tak bisa mengontrol emosinya saat ini, setelah melihat tindakan Jungkook yang berusaha menyelamatkan Rose. Ya, gadis ini membuntuti mereka berdua, dari rumah Rose sampai ke gudang eksekusi milik Jungkook.

"Tunggu saja pembalasanku Rose-ah, jangan harap kau bisa lepas dariku"

"Karena itu tak akan pernah terjadi"

"Tidak sebelum aku mati"

"Kau yang akan mati terlebih dahulu ditanganku"

Gadis itu mengambil telepon genggamnya, mengetikkan beberapa digit nomor disana dan memanggil seseorang dengan kontak 'oppa Ji'.

Tak butuh waktu lama, 2 detik kemudian si penerima mengangkatnya.

"Oppa!!!!" teriaknya.

"Aish, aku belum tuli, kau tak perlu meneriakiku"

"Rencananya tak berjalan lancar, wanita jalang itu tetap mendekati Jungkook oppa, bagaimana ini?!?!"

"Jinjja?! Oh ya, jangan panggil dia seperti itu, Rose bukanlah wanita jalang. Aku tak mau kau melakukan tindakan aneh aneh, ingat karirmu"

"Oh jadi kau membelanya huh?? Siapa sebenarnya adikmu itu?! Aku atau wanita jalang itu?!?"

"Bukan begitu, aku hanya tidak ingin apa yang telah kau usahakan selama ini sia sia"

"Semua yang aku usahakan adalah merebut kembali Jungkook oppaku"

"Ya!! Aku tak ingin kau menjadi terobsesi seperti itu. Lagipula jika kau menanyakan tentang adik, kau bahkan tak ada ikatan darah apapun denganku. Aku menyayangimu sebagai adikku"

Mendacium Et Veritas | ROSEKOOK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang