¦act ⁴⁴ - sᴇᴍɪғɪɴᴀʟ, sʜɪʀᴀᴛᴏʀɪᴢᴀᴡᴀ ᴠs ᴋᴀʀᴀsᴜɴᴏ 2

796 149 1
                                    

Beberapa penonton di buat tegang di babak kedua pertandingan antara Shiratorizawa dan Karasuno. Pertandingan kedua tim tersebut belum berakhir dan masih berada di skor 12-14 yang dimana di ungguli oleh Karasuno. Babak pertama di menangi oleh Karasuno.

"Ada apa ini? Tiba-tiba saja aku melihat hawa para pemain Shiratorizawa mengurang." gumam Shoyo melihat pertandingan tersebut.

Disisi lain pun sama, tim voli putra SMA Shiratorizawa menonton pertandingan sengit tersebut dan melihat beberapa bola yang tercetak dari masing-masing tim. Ushijima Wakatoshi terus mengamati gaya dan gerak permainan tim putri dari sekolahnya tersebut. Ia melihat pemain bernomor punggung 7 yang kini sedang duduk di bangku cadangan sambil meminum sebotol Air.

Tim Karasuno kebetulan mengambil time out untuk beristirahat sejenak.

Di lapangan 1.

"Sial," umpat Canaria dengan napas terengah lalu melihat para pemain SMA Karasuno. "Kemampuan blocker mereka benar-benar kuat sekali. Di depan di hadang blocker, lalu garis belakang sang Libero selalu berhasil melakukan receive dengan mulus."

Canaria benar-benar merasa kesal sekarang, karena kemampuan musuhnya, ia dan anggota Shiratorizawa lainnya kewalahan dalam menghadapi mereka saat ini. Tapi kalah dengab skor 23-25 saja sudah cukup baik di babak pertama, pasalnya saat pertandingan delapan besar tadi, sekolah yang melawan Karasuno hanya mendapatkan 16 skor di babak pertama dan 13 skor di babak kedua.

Nana menepuk tangannya dan berusaha memberikan sebuah arahan yang baik untuk pertandingan di babak kedua ini. Nana memang bukanlah pelatih, tapi dia paham betul dalam permainan bola Voli.

"Baik semuanya, dengarkan ibu," ujar wanita berusia 27 tahun itu. "Lakukan saja yang terbaik di pertandingan ini. Canaria-chan dan Samarine-chan, kaliam adalah tameng tim yang sangat di butuhkan, dengan kemampuan Canaria yang sekarang sudah mampu dalam melalukan read blok itu saja sudah cukup, selebihnya Samarine-chan bantu Canaria."

"Baik."

"Lalu," sambung Nana. "Kamitani-chan, awasi garis belakang dengan baik. Hiroi-chan dan (Last Name)-chan kalian juga. Menjadi seorang spiker kalian harus bisa membaca arah gerak bola dan melihat blocker musuh di hadapan kalian, lakukan tipuan jika gerakan kalian benar-benar bisa di baca oleh mereka."

"Baik!"

Nana menatap Aiya dan Kana, "Untuk sementara Kou-chan turun menggantikan Asada-chan."

Kana mengangguk.

"Itu saja sudah cukup."

Peluit di bunyikan, wasit memerintah seluruh pemain untuk kembali lagi ke lapangan.

Saat sudah mengambil posisi di tempat masing-masing, Canaria dan Kaya yang sedang mengikat tali sepatu memandang beberapa pemain Karasuno yang masih berunding di tengah lapangan.

"Kaya-san." panggil Canaria.

Kaya berdiri seperti semula saat tali sepatunya sudah terikat kencang, "Apa?"

"Lihatlah mereka." Kaya ikut melihat apa yang Canaria lihat, para pemain Karasuno yang masih berunding.

"Kenapa?"

"Libero Karasuno selain hebat dalam kemampuan receive, ia benar-benar memiliki breast goal yang mantap, sial! Bikin iri saja!"

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang