¦act ³⁸ - ᴄᴏɴғɪᴅᴇ

827 156 21
                                    

03.00 AM

Matanya terbuka lebar-lebar saat seluruh tubuhnya telah di selimuti oleh selimut tebal. Kamar yang gelap dengan pantulan sinar rembulan membuat kedua matanya berusaha melihat sekeliling kamarnya. Ia duduk terbangun dan melihat ke luar jendela kamarnya.

Berdiri dan menyalakan lampu kamar, ia mencari ponselnya untuk langsung menghubungi seseorang lewat telepon. Ponsel di telinga dan panggilan terhubung, butuh waktu 37 detik untuk si penerima mengangkat panggilan (Name).

"Gomen, apa aku mengganggumu menelepon di jam ini?"

" ...."

"Aku ingin bertemu denganmu."

Duduk di sebuah bench taman kota sambil membawa plastik putih yang berisi sebuah makanan dan minuman yang baru saja ia beli dari mini market. Entah apa yang di pikirkan gadis 16 tahun itu keluar mengenakan celana 7/8 dengan hoodie putih bertudung.

Langkah kaki terdengar dari belakang (Full Name) yang sedang duduk merenung, refleks (Name) memutar kepalanya melihat siapa yang mendekat.

"Ada apa (Name)-chan, jam tiga pagi minta ketemuan disini." ujarnya si tiger dari felidaez larynx yang langsung menguap karena masih begitu mengantuk.

(Name) memberikan senyuman kecil melihat temannya tersebut.

"Maaf sekali, aku menganggu waktu tidurmu."

"Ah, tidak apa-apa. Nampaknya penting sekali, ada apa nih?" Aiya duduk di sebelah (Name) dan melihat sebuah bungkusan plastik putih yang (Name) bawa.

"Mantap juga jam segini minum kopi dingin." lanjutnya.

(Name) kembali merunduk dengan wajah merenung, "Nee, Aiya."

"Hm."

"Jika aku mengatakan 'aku ingin berhenti bermain voli' apa itu aneh?"

"Egh! Kenapa?"

(Name) menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Sebuah perasaan sedih tengah menyelimutinya sekarang ini, entah kenapa berulang kali ia berusaha untuk tetap bersikap netral namun tetap saja perubahan suasana hatinya selalu berada di atas terkadang di bawah.

"Kemenangan di sambut dengan kebahagiaan, Kekalahan di sambut dengan kesedihan," ujar (Name) dengan wajah yang masih ia tutup. "Nee Aiya, apa tanggapanmu mengenai hal itu?"

Aiya terdiam beberapa saat sebelum melihat (Name) yang terus menangkup wajahnya. Dengan membenarkan posisi duduk dan membuka kaleng minuman Kopi dingin, Aiya sedikit tersenyum untuk menjawab pertanyaan (Name).

"Bagimana ya ... Mmmm ... Di dalam sebuah pertandingan pasti selalu ada yang namanya Kemenangan dan Kekalahan. Jadi tanggapanku mengenai perkataan mu barusan, itu adalah hal yang wajar."

"Wajar?" masih menutup wajah.

Aiya semakin penasaran dengan (Name) yang tiba-tiba saja menanyakan hal itu, entah kenapa rasanya (Name) benar-benar berbeda sekali dari biasanya. Baru meneguk beberapa kali Kopi dingin yang ia pegang, Aiya menaruh Kopi kalengnya tersebut di sebelah pahanya. Dengan rasa penasaran Aiya meraih kedua tangan (Name) agar ia bisa melihat wajah (Name). (Name) menutup setengah wajahnya saat Aiya memaksa untuk bisa melihat wajah (Name) saat ini.

LAMOTOS // Ushijima Wakatoshi『✔』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang