00.15

97 10 0
                                    

Key berdiri di depan ruangan kantor mamanya siang itu.

Linda yang baru saja dari lobi kantor, terkejut sekaligus heran putrinya datang. “Key, ada masalah apa sampai kamu ke sini?” tanya Linda.

Key memilin tangannya, mendadak canggung. Ia menggigit bibir bawahnya. Key tidak punya pilihan lain selain meminta bantuan pada Mamanya, walau Key masih belum dekat dengan Mamanya.

“Ya sudah, bicaranya di dalam saja,” ajak Mama.

Key duduk di kursi depan meja Linda. Ia dapat melihat fotonya yang berumur sepuluh tahun dan foto yang sama seperti foto yang pernah ia banting, berdiri tegak di meja kantor mamanya.

“Ada apa? Cerita sama Mama,” bujuk Linda tak kunjung mendapat jawaban dari putrinya.

“Gini, Ma ... Key punya temen yang hari ini ulang tahun. Tapi ....”

“Tapi?” Mama menautkan alisnya, menunggu.

“Key enggak punya baju yang bagus buat ke pesta,” ucapnya melirih.

Linda tersenyum mengerti. “Jadi, kamu mau Mama bantuin cari baju pesta?”

Key mengangguk samar. “Key belum pernah beli baju pesta. Tapi kalau Mama sibuk, Key bisa-”

“Key,” potong Mamanya dengan nada lembut. “Mama akan sangat senang bisa menemani kamu beli baju pesta.”

“Apa enggak akan ganggu pekerjaan Mama?” tanya Key merasa tidak enak.

“Untuk saat ini tidak ada yang lebih penting daripada urusan putri Mama,” ucap Linda dengan senyum. “Jadi, ayo kita berburu baju pesta!” pekik Linda riang.

Key tersenyum lebar melihat antusias Mamanya.

Mereka keluar masuk dari satu toko ke toko lainnya, belum ada yang menarik bagi Key. Sampai akhirnya Key berhenti di depan sebuah toko. Di depan toko terpajang manequen yang di pakaikan sebuah baju yang bagus. Gaun berwarna putih selutut dengan jas warna coklat susu.

Linda tertawa pelan. Rupanya putinya sudah menemukan baju yang tepat. Mereka berdua masuk ke dalam toko.

“Ada yang bisa saya bantu, Bu?” Seorang perempuan yang berusia kisaran tiga puluh tahun itu menyambut kedatangan Linda dan Key, calon pembelinya.

“Mbak, putri saya ingin mencoba baju yang di sana,” tunju Linda pada manequen yang terpajang.

Wanita itu-pelayan toko-dengan senang hati mengambilkan sementara Key melihat-lihat di dalam toko. Ia melihat sebuah gaun berwarna biru muda. Tampak cantik, tapi warna itu bukan kesukaannya. Lagipula modelnya seperti gaun anak berumur sepuluh tahun.

Pelayan toko memberikan baju yang diinginkan Key. Key menerimanya kemudian pergi ke bilik ganti.

Ia memutar tubuhnya di depan cermin besar. Memang simple tapi bagus, cocok sekali dengan Key.

Key keluar, menunjukkan pada Mama penampilan barunya.

“Gimana penampilan Key, Ma?” tanyanya sambil melihat dirinya kembali.

Linda tersenyum, ia maju melepas kunciran Key dan membiarkan rambut anak gadisnya tergerai.

“Rambut hitam sepertinya lebih cocok dengan kamu,” kata Mama dengan lembut.

Key memegang rambutnya. Menimang-nimang.

Jika ia pergi masih dengan tampilan seperti itu, apa Allan tidak akan kecewa di hari istimewanya?

***

“Ayo Key, nanti kamu terlambat, loh,” teriak Linda di depan pintu kamar Key.

“Sebentar!” teriak Key. Ia memang sudah menggunakan baju barunya. Rambutnya yang di cat warna hitam kembali. Memang terlihat cantik, tapi Key merasa ada yang kurang.

11.11 (Sebelas kembar) [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang