Jika ada Lisa setiap weekend biasanya mereka akan nonton streaming sambil nyemil dan menghabiskan waktu di ruang tengah kos. Tapi kali ini Jungkook terpaksa menghabiskan weekendnya sendirian dengan bertemankan laptop dan buku-buku, karena besok UTS. Namun, bukannya belajar pemuda itu malah melamun. Pikirannya habis ia gunakan hanya untuk memahami makna di balik ucapan bunda beberapa hari lalu.
Sejak saat terakhir percakapan di telpon itu, setiap harinya Jungkook jadi tak fokus. Ia mengacak surainya frustasi beralih keluar kamar sambil membawa kunci mobil.
Jungkook perlu jalan-jalan.
Jadi, pemuda itu memutuskan untuk mengelilingi kota tanpa tujuan jelas. Sampai akhirnya pemuda itu berhenti di sebuah taman, sambil memakan es krim.
Eh, kok?
"Taehyung?" tanyanya sambil memerhatikan lebih jelas pemuda yang mengenakan hoodie hitam dan celana selutut bermain dengan hoverboardnya bersama anak-anak di sana.
Jungkook beranjak dari duduknya, mendekat pada pemuda itu dan menyapanya.
"bang Taehyung!"
Taehyung menghentikan aktifitasnya, menatap Jungkook heran.
"Lo ngapain di sini?" ujar Taehyung bertanya.
"Gue jalan-jalan aja sih." Sahut Jungkook menggaruk tengkuknya, bingung.
"sendiri? Tumben. Biasa si piranha betina ikut."
"dia baru datang sore nanti."
Taehyung mengernyit. "dia kemana?"
"pulang." sahut Jungkook singkat.
Taehyung menatap perubahan ekspresi Jungkook dengan curiga. "kalian berantem lagi?"
"tahu deh. Bingung gue, akhir-akhir ini kelakuannya bikin pusing." Sahut Jungkook ogah-ogahan, padahal ya kangen juga. "lo sendiri ngapain di sini?"
"gue emang setiap weekend kesini. Main sama mereka." ujar Taehyung menjelaskan sambil menunjuk kerumunan anak-anak yang berkeliaran di tempat itu.
Jungkook memerhatikan, taman itu memang di penuhi oleh anak kecil. Ia baru sadar hanya dirinya dan Taehyung orang dewasa di sana.
"Lah iya, ngapain gue kesini? Eh, lo juga ngapain mainnya sama anak kecil." Seru Jungkook ngegas, menatap sosok Taehyung curiga.
Taehyung hanya bisa menghela nafas sudah kebal di pandang negatif, ia memilih untuk duduk di salah satu kursi di sana yang diikuti oleh Jungkook.
"lo waktu seumuran mereka ngapain?" tanya Taehyung entah untuk apa. Pandangannya terarah lurus pada mereka yang masih asik bermain.
Jungkook diam sesaat, mengingat masa kecilnya. "main layangan sama Lisa."
"Ck. Selain itu!" ujar Taehyung jadi kesal, tiba-tiba merasa cemburu.
"ya apa? Orang gue sama Lisa mulu sejak lahir." Sahut Jungkook tak ingin kalah.
Taehyung menghela nafas lagi. "gue waktu seumuran mereka cuma di rumah, sesekali main sama bokap kalau dia nggak sibuk atau main PS sendirian sampai bosen."
"nyokap?" tanya Jungkook penasaran.
"dia meninggal waktu ngelahirin gue." Sahut Taehyung membuat Jungkook merasa tak enak sudah bertanya.
"nggak perlu minta maaf."
Ah, elah. Baru Jungkook mau ngomong.
"sampai akhirnya bokap nikah sama mamahnya Hanbin."
Jungkook diam, membiarkan Taehyung melanjutkan ceritanya. Meskipun sebenarnya ia sudah tahu cerita itu dari sudut pandang Hanbin.
"awalnya gue seneng karena bakal punya temen main, tapi lama kelamaan kehadiran Hanbin bikin gue muak. Selalu dia yang dibanggakan, dipuji, diperhatikan, dan gue..." kalimatnya menggantung, Taehyung menghela nafas sambil menengadahkan wajah menatap langit yang agak mendung. "gue benci sama mereka semua."
Jungkook tak tahu harus bereaksi seperti apa. Tapi yang jelas, ia tahu ada kesalah pahaman di sini. Hanbin tak pernah berniat untuk mengambil perhatian itu darinya, hanya saja Taehyung selalu merasa rendah diri.
"dulu kita pernah suka sama satu orang yang sama, cewek itu sahabat gue. Tapi dia malah milih Hanbin dan ninggalin gue." Taehyung tertawa miris.
Jungkook tahu hal itu, ia tahu kalau Hanbin juga menolak cewek itu agar hubungannya dengan Taehyung tak semakin buruk. Hanya saja, Taehyung sudah tak peduli.
"kasihan sama gue dia jadiin alasan buat bikin Lisa sakit hati."
"Lisa udah baik-baik aja kok."
Taehyung mendegus. "Oh ya? Tapi dia nggak baik-baik aja pas gue bilang Yeri itu mantannya Hanbin. Cewek yang lagi dekat sama lo"
Jungkook speechless, mengetahui beberapa fakta yang terasa mengganjal. "Jadi Yeri mantannya Hanbin?"
"Yeri nggak ngasih tahu lo?"
Jungkook menggeleng. "Oke, I don't even care with that, but the hell, gue sama Yeri nggak ada hubungan apa-apa."
"tapi lo jalan sama dia kemaren."
"gue cuma nepatin janji buat nraktir dia doang, that's it. Ini kenapa semua orang nyangkanya gue pacaran sama Yeri sih, Lisa juga kemaren." Sahut Jungkook mulai frustasi.
"You know how popular Lisa is, sampai-sampai jadi primadona satu kampus karena dianggap cantik dan humble. Tapi karena itu juga dia kadang dijadikan target sexual harassment. Saat itu kebetulan Yeri yang denger nggak terima dan langsung bertindak sendiri sampai hampir jadi target bullying anak-anak teknik. Itu lah kenapa gue habisin mereka semua dan merasa berhutang budi sama Yeri."
Mendengar hal itu membuat darahnya mendidih, Taehyung mengepal tangannya. Ia marah, marah sekali sampai wajahnya pun berubah merah. Bagaimana bisa ia baru tahu sekarang?
"Itu yang bikin Lisa marah banget sama gue waktu itu."
Taehyung menghela nafas, menetral perasaannya sendiri. Pemuda itu menatap lawan bicaranya yang terdiam, seperti tahu apa yang ia rasakan. Taehyung tersenyum, meyakin diri sendiri untuk mengucapkan kalimatnya yang masih menggantung di kerongkongan.
"You're the one and only that she needs, Kook."
Untitled 2019-Bersambung...
Puanjaaaang banget dah buat jelasin inti masalah doang... Itu pun masih agak anu ya wkwkwk, tapi sengaja sih biar tetap fokus sama mereka berempat. Btw, akan ada 1 sampai 3 chapter lagi mungkin menuju tamat. Tenang, nggak ada nangis-nangis alay kok, gue akan tetap mempertahankan kegajean dan keabsurdan cerita ini.
Okeh~ seyaletaaa Pyepye~
YOU ARE READING
Untitled-2019 | [Completed]
FanfictionHanya masalah klise mahasiswa berusia duapuluhan. Kagum, Berusaha menarik perhatian, Menyatakan perasaan, dan Menjalin sebuah hubungan. Sesederhana itu? Iya, kalau saja Lisa paham dirinya sendiri, Hanbin tak mudah menyimpulkan, Taehyung tak naif, da...