"Pagi, bunda~"
Sapanya pada sosok wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Baru saja akan membantu bunda menata makanan, kegiatan Jungkook terhenti saat bunda malah mengambil mangkok sup yang di bawanya. "bantuin bunda bangunin Lisa aja sana."
"males ah."
"Heh! Masa gitu. Nolak ya kalau di suruh calon mertua!"
"Apasih bun, iya-iya..." sahut Jungkook malu sambil menutup kuping dan beranjak dari sana.
Ia menaiki tangga sambil memerhatikan pigura foto masa kecilnya bersama Lisa yang terpajang di dinding. Dari mereka masih bayi sampai mereka beranjak dewasa. Jungkook menghentikan langkahnya, berhenti pada satu pigura kecil yang menunjukkan fotonya bersama Lisa saat kelulusan.
Jungkook menyentuhnya, memerhatikan foto itu sejenak. Berbeda dengan Jungkook yang merangkulnya dengan bahagia, Lisa terlihat sedih sambil tersenyum paksa. Jungkook ingat, masa itu adalah masa yang paling berat dalam hidup sahabatnya. Di mana Lisa kehilangan sebagian dari dirinya. Kehilangan orang yang dulu sangat disayangi dan dihormatinya. Sosok seorang yang kini sangat ia benci, yang kalian namakan 'ayah'.
Setelah kejadian di mana laki-laki itu dengan tega meninggalkan Lisa dan mamahnya. Lisa sudah tak lagi bersinar secerah mentari, silaunya redup di telan gelap yang mendominasi. Sifatnya yang ceria menghilang terganti oleh murung berkepanjangan.
Dulu saat Jungkook mengalami hal yang sama, gadis itu selalu berada di sisinya tak pernah meninggalkannya. Jadi, pemuda itu berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga Lisa, memastikan agar sahabatnya itu selalu bahagia dan tak akan membiarkan ia terluka.
Beruntung mereka memang bertetangga, jadi tak sulit bagi Jungkook untuk memenuhi janjinya. Sampai saat sekarang mereka berkuliah dan tinggal di gedung yang sama.
"Kook?"
Jungkook terkesiap, menoleh ke kiri pada Lisa yang sedang menuruni tangga. Penampilannya sudah rapi dengan kaos hitam serta denim overall dress selutut yang membuat Lisa tampak manis dengan outfitnya pagi ini.
"lo udah bangun?" tanya Jungkook dengan bodohnya.
Lisa memutar bola mata. "belum. Masih ngorok tuh di atas."
"heh. Gue serius."
"ya elo pakai nanya. Emang gue nggak kelihatan? Udah cantik gini masa." Sahutnya mengibaskan rambut, menuruni tangga dan melalui Jungkook yang kemudian mengekorinya.
Mereka makan bersama, kecuali bunda yang pamit lebih dulu dengan urusan boutiqenya. Tadi, tante Vania also known as mamahnya Jungkook juga datang sebentar untuk menyapa Lisa dan berpamitan dengan Jungkook. Keduanya memang memutuskan untuk mengelola bisnis bersama setelah menjadi single parent, dan itu yang membuat hubungan keluarga Lisa dan Jungkook makin erat.
Selesai dengan sarapan, keduanya bersiap untuk pergi. Sudah hampir setengah tahun Jungkook tak mengunjungi ayahnya.
"kemarin pas balik, gue sempet kesini." Ujar Lisa ketika mereka sudah sampai di sana.
"bukannya elo nggak tahu jalan?" tanya Jungkook mengernyitkan dahi merasa bingung.
"dianterin Jaehyun."
"Oh. Kemarin bilangnya nggak kemana-mana tapi jalan sama Jaehyun ya?"
Lisa menghentikan langkah, pengen ketawa tapi ingat tempat. Ini Jungkook cemburu apa gimana sih? Ya, soalnya Lisa pernah bilang suka sama Jaehyun semasa SMP mereka. "kebetulan doang dia pas balik ke sini juga. Setelah kesini gue nggak kemana-mana kok, sumpah."
Jungkook hanya berdeham sebagai respon, kemudian melanjutkan langkahnya diikuti oleh Lisa yang cengengesan di belakangnya.
Akhirnya keduanya berhenti si sebuah pusara. Mereka berjongkok dan berdoa di sana. "Pa, apa kabar?" pemuda itu mulai bermonolog, sedang Lisa tersenyum sambil menggenggam jemari Jungkook erat. Hal yang selalu mereka lakukan jika berkunjung kesana.
"Jungkook baik kok, Lisa juga. Kita pulang karena udah liburan. Oh iya pa, kali ini Jungkook nggak mau pamer nilai. Jungkook mau bawa kabar bahagia buat papa, kabar yang paling bahagia deh pokoknya." Kalimatnya terjeda, Jungkook menatap Lisa di sampingnya. "nanti setelah kita sama-sama udah lulus S2, Jungkook mau nikahin Lisa pa."
Gadis di sampingnya terisak kecil.
"papa nggak apa-apa kan punya menantu yang ceroboh kayak dia? –AWW!" rengeknya saat Lisa malah mencubit lengannya.
"Kook, elo tuh ya. Masa bikin gue malu di depan calon mertua." Sungut Lisa kesal, menatapnya tajam dengan mata memerah habis menangis.
"apasih, geli anjir."
"heh, ngomongnya. Ini makam!"
Jungkook terkekeh. "sorry pa, Lisa emang galak sekarang!"
Lisa mendengus, bisa-bisanya Jungkook mengejeknya terus-terusan. "maaf om, Lisa baik kok, cantik juga." ujarnya memuji diri sendiri. "Jungkook emang kadang suka bohong om, ingat kan dulu dia suka isengin Lisa terus bikin Lisa nangis? Ingat kan om?" lanjutnya.
"Eh, kok gue?"
"tuh kan om, dia suka pura-pura lupa." Sahut Lisa seakan orang yang di ajak bicara bisa merespon obrolan mereka.
Jungkook menghela nafas, ini jika di lanjutkan ia yakin tak akan selesai dengan cepat. Dari pada terus berdebat, ia memilih untuk pamit pada ayahnya. "yaudah pa, kita berdua pamit ya. Doain kita cepet lulus, hehe."
-------
Hehe.
Oiya, mau ngucapin terimakasih sama kalian semua yang sudah bersedia membuang waktunya untuk membaca cerita paling absurd versi gue ini, jujur sampai saat ini gue masih terharu huhu... Yaudin, gitu aja, lagi nggak mood bacot...
Nih dapat salam dari mereka
YOU ARE READING
Untitled-2019 | [Completed]
FanfictionHanya masalah klise mahasiswa berusia duapuluhan. Kagum, Berusaha menarik perhatian, Menyatakan perasaan, dan Menjalin sebuah hubungan. Sesederhana itu? Iya, kalau saja Lisa paham dirinya sendiri, Hanbin tak mudah menyimpulkan, Taehyung tak naif, da...