SNIPER

881 55 5
                                    

Pertandingan berjalan seperti biasa. Tak kusangka, kekuatan sihir Guinevere memang hebat. Itulah alasannya Paxley mau menikahkannya.

Bahkan, kekuatan sihir Paxley setara dengan Gwen. Oh, aku mengerti kenapa Gusion bermain ilmu pedang padahal tidak diperbolehkan. Melihat Gusion yang handal dengan sihir dan pedangnya, bahkan melampaui sihir Paxley.

Sehebat apa jika Gusion benar-benar memiliki anak dengan Guinevere?

Pertandingan selesai cukup lama. Membuat lelah, tapi aku harus tetap semangat. Membantu Kagura!

Mvpnya adalah Hayabusa. Assassin itu, memang jagonya kabur dan ciduk sih.

Saat aku dan tim ku sedang selebrasi kemenangan, aku memperhatikan penonton. Tak ada Gusion disana.

Padahal disini ada calon istrinya. Aku bahkan bingung kenapa aku selalu berfikir seperti ini, padahal hanya membuat hatiku sakit.

Harley juga tidak ada, ia juga mungkin sedang sekolah. Hanya ada Kagura disana yang setia menontonku.

Aku cepat-cepat berkemas. Persetan dengan piala. Aku pergi menemui Kagura dan langsung mengajaknya pergi ke desa Onmyouji.

"Hei kau." Seseorang memanggilku. Suaranya sedikit terkesan arogan. Aku menoleh. Guinevere disana.

Aku hanya memperhatikannya dan menunggunya angkat bicara. "Ugh. Kau benar Lesley kan?" Katanya lagi. Aku hanya mengangguk.

"Kau tidak bisu kan?" Tanyanya. "Bukankah itu terkesan agak tidak sopan untuk orang yang baru kenal?" Kataku.

Guinevere terlihat kaget. "Ahahaha, maafkan aku." Katanya tersenyum.

Apa sih tujuan ia mendatangiku.

"Begini, Lesley.. Kamu.." Katanya terpotong. Tak disadari sepertinya air mataku mengalir. Guinevere memberhentikan ucapannya dibarengi aku yang langsung pergi.

Mungkin Guinevere ingin bicara soal Gusion.

.....

Aku dan Kagura menjelajahi banyak tempat. "Jauh?" Tanyaku. "Ada jalan pintas, dekat kalo lewat situ." Kata Kagura tersenyum lebar yang kuikuti.

Aku mengikuti Kagura dan benar saja. Walaupun jalannya sedikit menjijikkan dan terpencil, tapi dibalik jalan itu, hanya melewati hutan sekitar berjarak 100 meter, lalu sampai di desa.

Disana suasana terlihat damai dan bau daging asap benar-benar tercium.

"Persiapan perayaan."Kata Kagura saat kami melewati kerumunan.

Semua orang terlihat hormat saat kagura lewat. Aku terkesima. Sahabatku adalah orang sehebat ini.

"Warga disini patuh. Mereka hanya membela tanah mereka dan mereka belajar sihir turun temurun. Tapi dibagian Timur sana, ada sebuah klan yang tidak dianugrahi sihir. Jadi mereka meminta pada Abyss. Klan itu memang terdengar lemah. Tapi mereka adalah klan terpandang yang sangat bepengaruh di desa karena mereka adalah pencipta bela diri dan paling ahli dalam hal itu. Perguruan Hayabusa dan Hanbi juga di daerah situ." Kata Kagura.

"Seharusnya Haya dan Hanabi datang, bukan?" Tanyaku. Kagura tersenyum. "Aku merahasiakannya. Itu tanah kelahiran mereka, pasti kacau kalau mereka tahu. Mereka pasti bisa membunuh para tetua bila benar terjadi perang yang disebabkan para tetua." Jelas Kagura.

"T-tapi.. Hanabi tau soal permasalahan ini." Kataku.

Kagura terlihat terperanjat. "Kuharap ia bisa mengontrol emosinya." Kata Kagura tersenyum kecut.

Aku dan Kagura berjalan ke arah Timur.

Kacau. Semua hancur. Tangisan terdengar. Kebakaran dimana-mana.

Melihat keadaan ini, aku yakin didaerah lain belum mendengar beritanya. Setiap daerah desa Onmyouji memang dibatasi hutan kecil.

Kagura terlihat syok. Ia tak menyangka akan terlambat databg seperti ini.

"Jadi, kita perangi para tetua?" Tanyaku menelan ludah.

"Selagi aku tidak ada disini, bisa-bisanya mereka menyerang duluan dan akan menjajah tanah ini." Kata Kagura geram.

"Kehancuran ini pasti baru terjadi. Lesley, mengumpat dan habisi para tetua. Jangan sampai mati! Mati bukan hukuman yang sepadan dengan para penghianat itu. Para tetua biasanya memiliki tanda di atas kepala mereka. Aku akan menginfokan hal ini ke kerajaan Onmyouji. Pokoknya, kau jangan mati!" Kata Kagura segera pergi tanpa persetujuanku.

Yah, aku juga akan setuju sih. Aku langsung mencari posisi. Ada sebuah menara yang masih berdiri kokoh di ujung Desa Onmyouji bagian Timur.

Menara itu terlihat tua dan terbengkalai. Tapi pasti rapuh.

Mau tidak mau.

Aku langsung berlari ke atas menara sekuat tenagaku yang tersisa.

Sekitar 10 menit akhirnya aku sampai. Memang sungguh tinggi menara ini.

Dan benar, kosong dan terbengkalai akan tetapi rapuh.

Aku mencari posisi. Banyak sekali orang-orang dengan tanda di kepalanya.

-BERSAMBUNG-

Gusion x Lesley (GusLey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang