Suatu Perjodohan

1K 64 2
                                    

"Lesley?" Seseorang memanggil. Sekilas aku senang. Apakah itu Gusion?

Tidak, suaranya jauh lebih berat. Aku menoleh. "Eh, um, hai." Sapaku canggung.

Itu Granger. "Ada apa disini?" Tanyaku. "Jalan-jalan dan tersesat." Katanya lalu duduk di sebelahku yang ikut duduk.

"Istana Vance?" Tanyanya. Aku mengangguk pedih.

"Saat istana ini berdiri kukuh, apa yang akan kau lakukan?" Tanyanya. Sedikit random sih.

"Banyak." Jawabku antusias. "Beternak kuda?" Tanyanya. "Mungkin. Aku suka yang warna coklat muda." Kataku lagi.

"Aku suka kuda hitam. Lain kali kita balapan?" Tanya Granger. "Kau punya kuda?" Tanyaku lagi.

"Tinggal minjem kudamu." Jawabnya. Aku hanya tertawa. Granger sedikit menghiburku, tapi itu cukup.

Sampai siang aku bicara dengan Granger. Gusion bahkan tak kunjung mendatangiku padahal aku sungguh berharap ia datang. Tapi berkat Granger, hatiku cukup lebih baik karena aku terhibur.

"Baiklah, mungkin aku harus kembali." Kataku tersenyum. "Oh benar juga, udah siang." Katanya.

Aku tersenyum, "terimakasih." Kataku. Ia hanya tersenyum padaku lalu berlalu.

Aku pergi dari sana dan kembali ke rumah Paxley. Rasanya tidak enak, tapi hanya ini tempatku pulang.

Disana, sepi. Tak ada yang menungguku kembali bahkan Gusion sekalipun. Tidak seperti dulu.

Kalau nanti Gusion menikahi Guinevere, bagaimana nanti aku disini?

Apakah mereka akan menjadi keluarga bahagia? Memiliki anak yang manis dan bahagia tanpaku.

Tapi, ahh.. Untuk apa aku berfikir seperti itu.

Aku berjalan ingin ke arah kamarku. Setelah berjalan sampai ujung, aku tersadar. Aku salah lorong. Lalu aku kembali,

"Bagaimana? Guinevere tidak mau dengan perjodohan itu."

"Jika kerajaan mereka tidak menerima perjodohan ini, akan ada peperangan kan?"

"Memperebutkan daerah kekuasaan Vance?"

"Benar. Selagi Vance sedang hancur, keluarga Guinevere, Baroque, mereka mungkin akan menyerang daerah kekuasaan Vance dan menguasainya."

Saat itu sepertinya cukup membuat hatiku teriris. Aku pergi meninggalkan tempat itu dan pergi ke kamarku.

Tak kusangka. Keluarga Paxley yang sangat kupercaya seperti keluarga, mereka ingin menguasai Vance.

Apa mungkin Gusion selama ini hanya berpura-pura mencintaiku dan mengambil kepercayaanku?

Sekarang, yang harus kulakukan adalah melindungi Harley.

Saat ini aku merasa hampa, seketika aku beranjak, keluar dari istana dan menemui sahabatku.

"Halo?" Sapaku di depan pintu. "Hunny!!" Kagura membuka pintu dan memelukku. "Kau sibuk?" Tanyaku.

"Hm sedikit..?" Jawabnya ragu. Raut wajahnya menandakan ada masalah yang terjadi.

"Ada masalah apa?" Tanyaku khawatir. Kagura hanya memasang wajah masam.

"Silahkan masuk dulu." Katanya membuka pintu lebar dan memberikan senyuman.

Aku masuk dan duduk di sofa kecil yang empuk. Suasana rumah Kagura terlihat sedikit kuno tapi sungguh nyaman.

Beberapa menit kutunggu, ia datang membawa dua cangkir teh pappermint. Teh kesukaanku, Kagura, Layla, dan Odette.

Lalu ia duduk di sebelahku.

"Terimakasih kau datang dan mau mendengarkan ceritaku." Katanya membuka pembicaraan.

"Kau tau tentang masalah Selena dulu?" Katanya.

Aku mengangguk, "bukankah itu sudah selesai dan Selena kembali?"

"Ah.., bukan itu. Setelah itu, Abyss memang benar-benar tidak mengganggu kita dan tetap berkuasa di dunia bawah." Katanya. Aku tetap mendengarkan.

"Masalahnya, banyak dari klanku pergi ke sana untuk meminta kekuatan hitam. Tapi sampai sekarang tak ada yang kembali. Dan aku sebagai pewaris Onmyouji bertanggung jawab atas hal itu. Mungkin besok aku harus kembali ke desa dan menyelesaikannya bersama para tetua lain. Tapi, bila aku dinyatakan bersalah dan dianggap tidak bertanggung jawab atas klanku, aku mungkin tak akan kembali. Dan kemungkinan besar, akan terjadi perang antara para tetua lain untuk merebut tahta Onmyouji Master."

Ceritanya selesai. Cukup membuat hatiku ikut teriris. Aku tau itu pasti berat.

Aku memeluk Kagura. "Apapun yang terjadi, kau harus percaya. Pasti ada jalan keluarnya. Aku siap membantumu. Kebenaran akan datang pada waktunya." Kataku berusaha tidak bicara ngelantur.

Kagura tersenyum. "Terima kasih, setidaknya dengan kau mendengar ceritaku, aku merasa lebih baik." Katanya.

Aku bersyukur atas itu dan aku bersyukur aku masih hidup.

....

Aku tidak bisa cerita dengan Kagura yang mana ia sedang ditimpa masalah yang sungguh serius. Aku tidak mungkin bicara dengan Odette. Pacarnya berasal dari keluarga Baroque.

Layla. Ah iya, aku tidak melihat ia akhir-akhir ini.

Aku menyusuri jalan tanpa arah berharap bertemu seseorang yang kukenal.

Disana. Tempat bermain yang sewaktu itu aku bersama Gusion dan Angela?

Aku tertawa kecil. Jujur memang Gusion keren, tidak heran banyak yang menyukainya.

"Halo!" Seseorang menyapaku membuatkusedikit terperanjat.

Dia, Hanabi.

Ah, mungkin aku bisa bercerita dengannya.

"Halo, mau bicara sebentar?" Ajakku.

-BERSAMBUNG-

Gusion x Lesley (GusLey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang