Hari dimana aku harus pergi ke jurang Abyss telah tiba.
"Sudah siap?" Tanya Gusion padaku.
"Iya." jawabku tersenyum sambil menggandeng Harley.
"Pokoknya jangan jauh-jauh dariku ya." kata Gusion sembari mengelus kepalaku.
Aku memerah dan tidak bisa berkata apapun.
Aku mendorong tangan Gusion karena itu membuatku malu.
Gusion hanya tertawa, "Kamu mudah merona, ya."
"Berisikk." Aku menatapnya malu.
"iya aku gak bakal jauh dari kamu." ucapku.
"Eww, kalian benar-benar bermesraan di depan anak kecil?"
Kami tersadar.
"kau lupa dengan ku ya? Terimakasih." Harley meledek sambil menampilkan muka geli.
"Maaf Harley." aku tersenyum canggung dan menusap kepala Harley.
"Anggap yang tadi ilusi." kata Gusion dengan santai.
"Ahh, Harley, kamu akan lebih baik aku yang adopsi." Freya datang tiba-tiba dengan rombongannya.
"Sudah ku bilang, itu ilusi." kata Gusion memukul pelan bahu Freya.
"Lebih baik kita berangkat." Miya menengahi.
"Ah, benar juga." kataku.
Kami semua pergi ke arah Desa tempat tinggal Karina karena di sanalah jurang Abyss berada.
"Kak Karina, masih jauh?" Tanya Harley.
"aku gak akan jawab kalau.." Kata-kata Karina terpotong.
"KAK Karina, masih jauh?" tanya Harley lagi.
"Hm."
Seketika semua tertawa.
"GUSION!" teriak seseorang.
Seperti aku tau suara ini..
"Angela?"
Aku melihat Angela memeluk Gusion.
"Kak, kalian semua kemana? Ramai sekali." tanya Angela.
Aku menatap Natalia seakan bertanya, apa benar Angela sedang dipengaruhi Abyss?
Natalia mengangguk pelan.
"Angela, kami akan berpergian." kata Estes memberi senyuman pada Angela.
"Tunggu kak. Land Of Dawn sedang diserang katanya. Bagaimana jika kita kembali?" tanya Angela lagi.
"Diamlah bodoh. Aku tau kau hanya berbohong dan membuat kita telat sampai ke jurnag Abyss." pedang Freya tepat berada di sebelah leher Angela.
Semua terdiam dengan muka Angela yang memucat.
"Menyingkirlah. Pembohong karena pengaruh Abyss bodoh itu harus disikapi dengan sepantasnya." tiba-tiba seseorang menyingkirkan pedang Freya.
Orang itu menaruh sabitnya tepat 3 cm di leher Angela. Ia seorang gadis dengan jubah merah dan seorang pria dewasa.
"Ruby, Roger?" Miya mendekati dua orang itu.
Aku melihat Angela dengan muka yang amat pucat dan ketakutan.
"Nata, ada yang aneh." Bisikku pada Nata.
Nata mengangguk Dan jalan ke arah Ruby dan Roger.
"Permisi, tuan dan nona. Bukan begitu menyikapi anak kecil." Nata tersenyum pada Ruby dan Roger lalu menarik Angela.
"Katakan padaku, kenapa kau bekerja pada Abyss?" tanya Nata dengan tatapan tajam nya pada Angela.
Angela tidak menjawab. Ia hanya menggeleng-geleng.
"Ah, jadi dia dipengaruhi Abyss? Lord Estes mungkin bisa menghilangkan pengaruhnya.." kata Karina terpotong.
"Jangan terlalu formal dengan lordnya, Miya." Kata Estes sembari mengambil membuka bukunya. "Akan saya usahakan untuk menghilangkan pengaruh itu." Estes mendekati Angela.
Nata mundur sedikit.
"Tidak akan semudah kelihatannya!" suara menggema dan seketika kabut hitam menyelimuti.
Gusion memegang tanganku dan Harley dengan erat.
Empat orang terlihat dari balik kabut hitam tersebut.
"Vexana, Claude Leomord, dan Thamuz." Gumam Nata.
"Sepertinya aku tahu tentang mereka." Lance menyiapkan pedangnnya.
"Mereka anggota Abyss. Tapi, Claude sepertinya sama seperti Angela. Hanya terkena efek Abyss." Jelas Nata.
Tiba-tiba Angela tertarik ke arah keempat orang itu.
Angela terlihat tidak bisa melakukan apa-apa. Akan tetapi aku melihat air matanya menetes.
"Kau tau sekali mengenai Abyss." Karina menatap Nata dengan sinis. Tampaknya ia mencurigai Natalia.
"Bukan saatnya aku cerita mengenai itu sekarang." Kata Nata sembari mengeluarkan cakarnya.
"Aku tidak peduli kalau kau tidak mempercayaiku."
"sudah basa-basinya?" tanya salah satu anggota Abyss yang terlihat seperti monster berwarna merah.
"Itu thamuz." kata Nata.
"yang tua itu Vexana. Dan aku yakin kalian mengenal sisanya." jelas Nata.
"terimakasih penjelasannya." kata Lance.
"KAK!" teriak seseorang.
"HARLEY!!" teriakku.
Harley tertarik ke salah seorang anggota Abyss itu, Vexana. Setelah ada sebuah bayangan berbentuk tangan yang mengenai tubuh Harley.
"Terimakasih tumbalnya." Leomord menyeringai dan tertawa.
Aku, Gusion, dan yang lain berusaha mengejar tapi mereka hilang dalam sekejap.
Lagi.
Seseorang yang kusayang.
Diambil.
Karena manusia egois. Selena bodoh itu.
Aku menahan air mataku agar tidak terlihat lemah di hadapan banyak orang ini.
"Keluarkan saja." Gusion memelukku.
"Les, Kami akan menyelamatkan Harley. Tenang saja." Freya berusaha menyemangatiku.
"Kak, aku akan membantumu." Bisik Ruby menyeringai tajam seakan ada dendam pribadi juga dengan Selena.
"terima kasih!" Kataku sembari menghapus air mata yang beberapa kali keluar.
"Ruby, Kau memiliki dendam dengan Selena?" tanya Miya mengelus punggung Ruby.
Ruby mengangguk.
Suasana hening dengan hujan yang turun rintik-rintik mendengarkan percakapan Miya dan Ruby.
"Dendam apa?" tanya Miya penasaran.
"dulu, sebelum Selena kena pengaruh Abyss," Ruby menjelaskan.
Yang tampak paling serius mendengarkan adalah Karina karena ia ingin mendengar sesuatu mengenai adiknya.
"Singkatnya, dia utang makanan padaku berkali-kali." kata Ruby dengan tatapan kesal.
"Bukan saatnya bercanda, bodoh." Kata miya dengan menjitak dahi Ruby.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusion x Lesley (GusLey)
RomansaDulu gw buat cerita ini iseng doang dengan dan masih typingnya masih bocah banget:( udah gw benerin sih, tapi mungkin masih rada cringe. but enjoy sja, terimakasih.