Baiklah, aku menargetkan kaki mereka. Hanya ingin membuat mereka terjatuh dan tidak mati. Seperti perintah Kagura.
Di atas kepala mereka seperti ada lingkaran orbit dengan warna berbeda. Kulihat keseluruhan, hanya ada 4 sih.
Merah, kuning, biru, dan putih.
Aku tidak tahu apa artinya, tapi mari kita selesaikan ini. Aku mengarahkan crosshair di kakinya. Satu persatu tumbang. Mereka terlihat pinsan sih. Semoga tidak mati.
Jika kuperhatikan, dari tadi yang kutembak hanya tetua dengan orbit berwarna kuning, biru, dan putih. Yang warna merah sedikit. Eh, menghilang!
Oh, sial. Jangan-jangan aku ketahuan?
Tidak mungkin. Selama ribuan tahun, keluarga asliku tak pernah ketahuan saat bertugas. Kecuali dengan sihir.
"Anak manis." Suara seseorang. Yang tampak rapuh. Aku menoleh, mendapati 3 tetua dengan orbit merah di belakangku. "Ba-bagaimana.." kataku spontan.
Mereka pasti memiliki sihir magis yang dapat mendeteksi kehadiranku. Sial.
"Sedang apa tikus kecil berkeliaran di gedung tua?" Katanya. Dibarengi dengan itu, menara ini terlihat akan runtuh.
Kehancuran desa ini akhirnya membuat menara ini goyah. Para tetua membuat sebuah gelembung tipis yang kuperhatikan gelembung itu dapat melindungi mereka dari reruntuhan kecil di dalam ruangan.
Saat itu aku hanya diam. Tetua yang paling depan berambut hitam dan panjang. Seorang wanita berumur. Dan keduanya lagi seorang pria berumur dengan rambut hitam disebelah kiri dan yang kanan berambut abu gelap.
Mata mereka semua merah menyala.
"Kemarilah dengan damai." Wanita itu mengulurkan tangannya. "Damai? Atau bunuh?" Kataku tersenyum miring.
"Tanpa kau tanya, kah tau jawabannya kan?" Jawab wanita itu lalu menyerangku. Seketika aku menghindar dengan msenjatuhkan diriku dari jendela dan menembakkan sniperku di tembok. Alhasil, menara itu ikut runtuh.
Setidaknya aku yakin, tetua itu takkan mati.
Sekarang, di udara. Aku melompat dan benar. Apakah aku akan benar-benar mati?
Maafkan aku.. Semuanya.
___________________________________
Kagura POV
Aku berlari ke arah selatan. Sesampainya disana, aku pergi menghadap ibuku yang mana saat itu masih menjabat sebagai ratu. Masalahnya, ia sedang sakit parah. Karenanya, semua tanggung jawab terlempar padaku. Satu-satunya pewaris kekuatan Onmyouji.
Ibuku pastinya terperanjat mendengar kabar itu. Sempat ia ingin ikut melindungi desa timur, tapi kularang.
Akhirnya dengan banyak perundingan dalam waktu yang cukup lama, ibuku akhirnya mau tetap di kediamannya dan mengizinkanku ikut perang.
Beberapa prajurit sudah pergi duluan ke timur untuk mengevakuasi warga yang masih selamat. Dan semoga Lesley baik-baik saja.
Ada 5 tingkatan tetua di desa ini.
Tingkatan pertama adalah warna kuning, hijau, biru, putih, merah, lalu emas.Kuning adalah tingkatan tetua awal yang baru memasiki awal jabatan dan dianugerahi kekuatan telekinesis.
Hijau adalah pangkat kedua dari tingkatan tetua. Keahlian mereka sama menakutkannya dengan prajurit inti dan dianugerahi kekuatan melayang.
Biru adalah pangkat dengan jumlah tetua paling banyak. Mereka dianugerahi kekuatan alam yang dapat mengatur cuaca.
Putih adalah pangkat tertinggi sebelum memasuki pangkat emas. Mereka dianugerahi kekuatan pendeteksi kelemahan lawan dan membaca pikiran serta pengobatan yang diatas rata-rata.
Sedangkan merah, hanya tetua terpilih yang mendapatkan pangkat ini. Dan jumlahnya sungguh sedikit. Mereka dianugerahi kekuatan pendeteksi dan pelindungan.
Sedangkan pangkat emas, para tetua kepercayaan ratu. Mereka ditugaskan di dalam istana dan tentunya mereka loyal. Mereka menjadi penasihat kerajaan dan dianugerahi sebuah permata jiwa Onmyouji. Kekuatan yang dapat mengendalikan elemen alam.
Sedangkan ratu sendiri, kekuatan miliknya tidak diketahui orang-orang begitupun kekuatanku. Aku tidak diperbolehkan memperlihatkannya.
Kata ibuku, kekuatan keluarga Onmyouji Master sungguh spesial dan berbahaya.
...
Tanpa pikir panjang, kuarahkan semua prajurit dan para ksatria kerajaan. Mereka yang memiliki kekuatan diatas rata-rata orang biasa. Walaupun kekuatan mereka tidak sebanding dengan para tetua.
Tapi aku yakin, kunci kemenangan adalah sebuah kepercayaan, keoptimisan, dan tujuan.
Dalam waktu singkat aku sampai di desa bagian timur. Aku tak melihat tanda-tanda lesley. Disana, aku hanya melihat lumayan banyak tetua yang terbaring tak sadarkan diri. Kota benar-benar hancur dan menara tinggi sebagai ikon desa juga terlihat rubuh.
Tunggu, jangan-jangan Lesley ikut rubuh bersamanya?
Aku memerintahkan untuk menangkap semua tetua pengkhianat itu, sedangkan aku mencari lesley di reruntuhan.
Mereka yang menghalangi jalanku, akan aku lumpuhkan.
"Lesley!!" Panggilku. Setelahnya, sebuah gelembung berwarna merah muncul dihadapan reruntuhan.
"Kagura? Akhirnya kau menampakkan dirimu, yang mulia." Tetua merah wanita itu meledekku.
"Apa ini semua perintahmu, Diora?" Tanyaku oada wanita itu.
Diora hanya tersenyum miring. Puas dengan ekspresiku. "Tanpa kau bertanya." Jawabnya.
"Dimana Lesley?" Tanyaku. Aku yakin, Diora mengetahui sesuatu. Yang mana kekuatannya adalah pendeteksi.
"Wanita sniper yang meloncat dari menara itu?" Tanya Diora.
Aku terperanjat. Apa maksudnya? Lesley melompat dari menara.
Itu berarti..
"Tan perlu syok begitu, yang mulia." Diora menempatkan kuku panjangnya dibawah daguku.
Aku tidak bisa berkonsentrasi. Bahkan saat itu, Diora mengerangku.
"HIGANBANA!"
Kukira aku akan mati dalam lamunan. Aku menoleh. Hanabi disana.
"Kagura, menyingkir!" Teriak Hanabi. Aku patuh dan ikut menyingkir.
"Wanita sialann!!" Teriak Diora penuh amarah. "Heh? Ngaca! Kamu lebih sialan." Kata Hanabi membalas.
Hanabi dan Diora memang seorang rival semenjak remaja di perguruan. Hanabi selalu menandingi Diora sampai Hanabi yang ingin dilantik menjadi salah satu prajurit istana tiba-tiba menghilang, dan diganti dengan Diora.
Tapi kurasa, Hanabi tidka bisa menandinhi Diora jika harus satu lawan satu karena Diora adalah seorang assassin.
Tiba-tiba Diora menyerang Hanabi. Membuat Hanabi terpental dan tidka bisa bergerak. "Dasar cewek murahan." Kata Diora mendekati Hanabi sembari mempermainkan kunainya.
-BERSAMBUNG-
KAMU SEDANG MEMBACA
Gusion x Lesley (GusLey)
RomanceDulu gw buat cerita ini iseng doang dengan dan masih typingnya masih bocah banget:( udah gw benerin sih, tapi mungkin masih rada cringe. but enjoy sja, terimakasih.