MASA KECIL

1.6K 92 9
                                    

Dulu aku pernah melihat laki-laki berambut coklat dan keluarganya memasukki kerajaanku.

Baginda raja dan ratu menyambutnya dengan hangat. Dari cara mereka bertamu dan bahasa mereka yang terdengar begitu formal, mereka pasti dari golongan bangsawan.

Mata laki-laki itu menatap ku tajam. Menurut para dayang yang ada disana, ia adalah seorang tamu penting.

Aku berlari ke arah taman karena aku yang seorang anak angkat, tidak begitu berpengaruh dalam perjamu-an. Tidak lupa tatapan laki-laki itu sangat mengganggu pandanganku.

Tepat di tengah taman yang kudatangi, ada kolam ikan cukup besar dan dalam. Disana banyak ikan hias mewarnai tiap sudut percikkan air.

Tanpa kusadari, kakiku terjinjit dan tubuhku sedikit condong ke depan. Membuatku menjadi lebih lengah.

Akan tetapi, di dalam kerajaan ini, lengah sedikit tidak masalah pikirku. Akan tetapi, salah. Seseorang mendorongku dan membuatku tenggelam dalam kolam tersebut.

Aku yang saat itu tidak bisa berenang, panik dan malah membuat tubuhku makin terlelap dalam air. Tidak ada ikan yang memakam manusia, akan tetapi beberapa ikan tetap memiliki sirip tajam dan sedikit melukaiku.

"Sepertinya bukan dia." "Memang bukan, yang kita cari itu seorang laki-laki." "Oh, salah ya. Berarti dia kita tolong?" "Bukan, bodoh."

Penglihatanku yang samar, dua orang dengan jubah panjang dengan wajah yang tertutup topeng. Matanya tidak terlihat begitu jelas, akan tetapi, tatapan tajamnya menusuk tiap lapis kulutku.

Setelah tatapanku benar-benar buram, mereka pergi ke arah gerbang belakang istana.

●(๑ơ ₃ ơ)♥

Tidak berselang lama. Seseorang menarik tanganku. Dan menyelamatkan nyawaku.

Penglihatanku masih samar-samar. Lalu ia merangkulku dan membawa ku duduk ke bangku dekat taman.

Ia memberikan syal birunya padaku untuk menghangatkan tubuh. "Terima kasih." kataku. Laki-laki itu tetap diam.

Walaupun syal itu tidak terlalu besar, tapi syal itu terasa hangat.

Dan setelah kusadari sesuatu,

"kamu.." kataku menjauh sedikit. Laki-laki berambut coklat itu. "Kamu kenapa bisa disini?" Tanyaku.

"Nyawamu hampir hilang, malah memikirkan hal gak penting." Katanya.

"Oh iya! Tadi ada dua orang yang mendorongku menggunakan jubah." Kataku mulai panik.

"Sedang dibereskan." Jawabnya enteng.

"Maksudmu?"

"Ya dibereskan."

Dingin sekali sih dia.
Terdengar teriakkan dari dalam istana. Laki-laki berambut coklat itu lari ke arah dalam istana melalui pintu belakang meninggalkanku.

"Yaampun, tidak ada formalitasnya." Gumamku.

Dengan kesal dan bingung, aku pergi ke dalam istana. Sesaat aku sampai di gerbang, 2 manusia berjubah itu berubah menjadi asap dan hilang. Banyak pisau tersebar di sana.

"Siapa yang menyuruhmu mengajarkan kekuatan itu!?" kata seseorang ketus yang sepertinya kakak dari laki-laki berambut coklat tadi.

Laki-laki itu hanya terdiam dan menengok ke arahku. Diikuti dengan semua orang di dalam ruangan.

Suasana menjadi hening.

"Baginda, maafkan saya atas kekacauan dan keangkuhan kami." kata seorang wanita dengan suara yang halus. "Seharusnya kami yang meminta maaf karena tamu istimewa kami harus dihadapkan dengan hal tidak baik..."

Setelah salam formalitas mereka yang panjang selesai, mereka akhirnya memutuskan untuk kembali.

"Mereka siapa, sih?" Tanyaku pada salah satu pengawal.

"Ratu dan pangeran kerajaan sebelah, Keluarga Paxley."


(○゚ε゚○)

"kak"

Byuur

Aku terbangun.
"Basah!" teriakku.
"Iyalah. 2 hari tidur mulu, latihan meninggal?"

Ternyata Harley membangunkanku.

"2 hari?" Tanya ku kaget.

"Bisa-bisanya percaya."

"Hah?"

"Hah?" Harley membalas hah-ku.

"aaakkkhhh!" teriakku kesal sambil menarik selimut.

"Nona Lesley, sarapan sudah siap." panggil seseorang.

Terdengar suara dayang yang mengetuk. "Baiklah." Jawabku.

Bersambung....

Gusion x Lesley (GusLey)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang