Twenty

4.2K 323 17
                                        

Dilanjut yukk....😊  
 
                       ***

          New tidak bisa menahan tawanya saat melihat penampilan Tay yang keluar dari mobilnya yang terparkir tak jauh dari area taman kota, bajunya yang elegant sudah berganti dengan setelan kaos bermotif bunga-bunga dan celana hitam longgar, mengatung. mungkin karna ukurannya tidak sesuai dengan tingginya.

       "Kau mentertawakanku,"

        New menggeleng langsung diam menutup mulutnya agar tidak terdengar tawanya,

      "Bohong, pasti aku kelihatan aneh, kan. Jadi kamu tertawa begitu"
      "Gak kok. Kamu pas pakai baju itu. Cuma sedikit lucu saja" jawab new tersenyum lirih karna motif bunga-bunga yang sama sekali tidak cocok dengan seorang tay tawan.
       "huh! Kenapa juga aku harus pakai baju beginian. Aku pakai bajuku saja" tay ingin kembali menuju mobilnya, tapi new menahannya.
     "Hei, bajumu itu,kan basah. udah pakai baju itu saja."

     "Tapi, ini kelihatan norak banget aku kelihatan seperti gembel. Lagian Kenapa kita gak beli baju ditoko saja. Malah beli baju dipinggir jalan begini" tay merengek seperti anak kecil yang tak suka dengan pakaiannya
      "Memangnya kenapa kalau dipinggir jalan, sama saja kok. Sama-sama dari bahan dan bisa dipakai"
        "Murahan!" ujar tay, tidak bertoleran kalau pedagang baju itu berada didekat mereka.

     "Oi, dek. Kalau tidak suka, jangan beli disini. Sana beli ditempat mahal saja!" ujar si pedagang dari tadi mendengar keluhan tay jadi tersinggung.

          New hanya menghela nafas, menggelengkan kepala, "Maaf ya pak, teman saya cuman bercanda. Ini pak..." bisik new pada bapak penjual pedagang dan memberikan uang pada si bapak.
        "Ya dek, gak apa-apa. temannya itu, gak tau kualitas baju. Jadi Taunya pakaian mahal saja," jawab si bapak yang sama sekali tidak tersinggung dengan bicara tay.
     "Apa maksud bapak? Baju yang bapak jual memang gak berkualitas kok, Murahan!"
    "Tay"
     "jangan asal bicara ya, saya tau kamu orang kaya tapi gak harus menghina dagangan saya. Memangnya kamu mampu beli kalau bukan dari uang orangtuamu sendiri?"
     "berapa semua baju bapak. Saya beli semua" Tay dengan tegasnya mengucapkan kalimat itu.

     "Tay....eh. maaf pak kami permisi dulu. ayo" New sesaat menarik tangan tay sebelum ia meluapkan emosinya hanya karna baju.
     "eh, tunggu aku serius" tay memang sensian kalau sedikit saja diusik. Tapi untungnya new bisa menariknya pergi dari sana ya.

      "Kamu gila ya," ujar new, berhenti saat didekat mobil tay yang terpakir. Pernyataan gila tay yang ingin membeli semua barang dagangan si bapak.
     "kenapa memangnya? Aku bisa kok beli semua dagangnya,"
     "Kamu bisa gak sih, sedikit saja menghargai usaha orang lain"
      "menghargai? Aku kan cuma bilang yang sebenarnya kalau baju yang dia jual gak bermutu"
     "Ya tapi itu menyinggung perasaanya,Tay. Bagaimana kalau kamu ada diposisi bapak itu. Yang sudah bekerja keras menjual dagangannya dari pagi hingga malam hanya untuk memenuhi kebutuhannya." oceh new, sejenak membuat Tay terdiam, Tay terdiam sejenak, tutur kata new serasa menelusuri fikiran tay.  "celaan kamu itu bisa menyakiti perasaanya. Gak semua orang bisa seperti kamu tay, yang memiliki banyak uang dan bisa membeli apapun yang kamu mau. Tapi mereka butuh usaha. Begitu juga pedagang itu"
   
      Tay masih diam belum menjawab, ia agak kikuk, karna merasa apa yang new katakan memang benar.

     "Lagipula,  Memangnya kamu mau beli pake kartu sama si bapak itu...nih" new mengembalikan dompet yang sejak tadi dititipkan oleh tay padanya. "semua isi dompetmu itu cuma ada kartu, dan barusan aku yang bayar bajumu itu. kamu tau itu"

    "oh, jadi tadi kamu yang bayarin."
    "hemm... "
     "ya udah nanti aku ganti 5x lipat dari harga baju itu"
     "Gak perlu" ujar new, masih saja terdengar sombong, membuat new ingin beranjak pergi dari sana. "Baju murahan kayak gitu, kamu Gak akan sanggup bayar"

Change of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang