Seven

3.8K 334 14
                                    

Melihat kedekatan earth Dan new, membuat tay semakin membenci new, Padahal ia tidak tau alasan apa yang membuatnya membenci. Yang ia tau, new benar-benar sudah membuat hatinya berontak ingin melakukan sesuatu.
          Setiap ia bertatap muka dengan new ada saja bawaan hatinya yang ingin membenci padahal wajah new tak sejelek untuk dibenci justru wajah manisnya cukup membuatnya tergoda tapi kenapa ia tidak bisa mengakuinya.

Disaat ia masih memendam perasaan kesal pada new, kebetulan matanya terarah pada bibi phan yang sore itu sedang menyapu teras halaman samping.
        Pandangan ia pada bibi phan, nampak penuh ambisi ingin membalas, mengingat new adalah anaknya. Pemikiran jahatpun sekilas terlintas dibenaknya. Tay beranjak dari tempatnya pergi menuju bibi phan yang sedang bekerja,
Diwaktu yang saat itu tengah sepi, tak ada kedua orangtuanya maupun pekerjaan lainnya. Newpun juga sepertinya belum pulang dari tempat belajarnya dirumah krist.
Dan itu kesempatan Tay untuk bisa memberi pelajaran pada new melalui ibunya, ia pun melangkah hendak mengerjai bibi phan dengan menganggetkannya dari belakang serta sedikit memberi dorongan pada bibi phan,

        "Ahh" suara bibi phan terdengar dengan bersamaan tubuhnya, yang kala itu jatuh tersungkur ketanah, namun dorongan tangan tay yang kuat membuat bibi phan bertubuh lunglai, jatuh tersungkur dan kepalanya terlihat membentur pada kaki pot tanaman yang kebetulan berada tepat dijatuhnya.

        Tay sedikit terkejut dan terlihat agak panik mendapati bibi phan yang jatuhnya tidak seperti apa yang ia inginkan. tadinya ia hanya ingin mendorongnya sekedar menganggetkan saja tapi ini...

       Bibi phan bangkit dari jatuhnya, sambil memegangi keningnya yang nampak terluka, "tu..an muda"

        Tay langsung kembali pada posisinya, menghilangkan rasa paniknya tadi, "Kalau kerja itu hati-hati dong bi? Udah bosan kerja disini?"
        "Tapi, bukanya tuan muda yang..." bibi phan sedikit kebingungan karna merasa ada seseorang yang baru saja mendorongnya.
       "Yang apa?" sentak Tay, memotong kalimat yang ingin bibi ucapkan.   "Mau bilang saya yang dorong gitu!!! Huhh....bibi saja yang lemah. Makannya kalau kerja jangan malas-malasan." opss...tay tidak tau apa yang harus dikatakan karna ia tidak mau mengakui perbuatannya makanya sikapnya menjadi dingin. Walaupun matanya melihat kening bibi phan yang mengeluarkan secercah darah segar ia tetap berlagak tak peduli.

       Bibi phan yang usianya setengah baya itu, hanya merungut tertunduk. Tak akan bisa menghalau ucapan tay.
"Gak usah mengadu pada papa dan mama. kecelakaan ini karna kebodohan kerja bibi, mengerti" lanjut tay sambil memperingatkan agar bibi phan tidak memberitahukan orangtuanya, karna ia tau sifat mamanya yang perhatian pada bibi phan, bisa-bisa ia habis diceramahi oleh papa dan mamanya. Dan ia gak mau ambil pusing jika sudah punya masalah dengan mereka.
Tay pergi dengan muka penuh keeegoisan, dan meninggalkan bibi phan tanpa membantu sedikitpun.

         Bibi phan sendiri pun juga tidak akan meminta tanggung jawab darinya karna ia sangat menghormati tay tawan seperti layaknya anaknya sendiri. Dengan begitu bibi phan pun memaafkannya.

        Tapi tidak dengan new yang saat itu pulang mendapati sang ibunya terluka. Walaupun ibunya sudah berusaha menutupi lukanya, tetap saja new bisa melihatnya.

       "Siapa yang melakukan ini mae?" new meneliti luka maenya yang sudah tertutup dengan plester didahinya. Darah yang sebelumnya nampak sudah tertutup rapat.
        "tidak apa, new. Tadi mae tidak sengaja jatuh dihalaman"
        "jatuh?"
        "iya, Hanya kecelakaan kecil saja, mungkin karna mae kelelahan"
         "Mae gak bohong kan sama aku? Apa ada orang yang buat mae jatuh?" ujar new tidak langsung percaya begitu saja, karna maenya selama ini selalu berhati-hati, dalam melakukan pekerjaannya jadi jarang sekali kalau maenya tiba-tiba terjatuh begitu saja.  "apa ini ada kaitannya dengan si tawan bodoh itu"
       "new, jangan panggil tuan muda seperti itu"
        "mae bisa menghormati dia sebagai tuan muda tapi, apa dia bisa menghargai mae sebagai orang yang lebih tua." sambar new, tak habis fikir jika memang Tay melakukan itu pada ibunya. "Mae gak bisa sembunyikan apapun dariku, katakan saja kalau ini memang ulahnya"

Change of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang