Thirteen

3.9K 322 16
                                    

          "Apa kau sudah mengerti tay" tanya new, ketika ia sudah usai menjelaskan mata kuliah yang mereka kerjakaan sore ini, tepatnya disamping halaman rumah tay nan luas, namun orang yang ditanyanya malah justru diam memandangi new yang begitu lekatnya "hei...Tay...TAY"

          "Hah, apa" Tay tersadar dari pandangannya ketika mendengar panggilan New yang menyentaknya.

       "Ini sudah ketiga kalinya aku mengajarimu, tapi kenapa kau hanya melamun menatapku seperti itu"
        "Siapa suruh kau punya wajah manis, dan buat aku jadi terus memandangimu" sahut Tay, mendadak new menjadi jijik mendengar kalimat gombalnya. Ini juga bukan sekalinya Tay berkata menggodanya.

         "Hhah....aku itu mengajarimu karna orangtuamu yang meminta, supaya kau bisa lulus, jadi seriuslah" new menghela nafas, terlihat biasa saja mendengar godaanya itu karna akhir-akhir ini tay seringkali menggodanya. Semenjak hari pertama ia mengajar.
     "aku serius kok, kalau kamu memang manis."
     "maksudku seriuslaah belajarmu,"
      "ohh...soal itu" Tay mengalihkan pandangannya kembali pada bukunya "aku belum mengerti, ulangi lagi"

       "Apa?? Jadi sejak tadi kau tidak menyimakku."
      "Kau mengajarnya terlalu cepat, aku sama sekali tidak mengerti. Lagipula ini...kenapa jadi banyak angka dibuku ini. Terus kenapa hasilnya bisa begini." sentak Tay sambil menunjuk-nunjuk pada halaman buku yang sudah sedari tadi new corat coret guna memberikan penjelasan padanya, tapi pertanyaann Tay seperti tak menyadari kalau sejak tadi new menjelaskan. "ulangi semuanya"

       "ya tuhan," new serasa ingin mati saja kalau begini caranya mengajar orang bodoh seperti tay. Rasanya ia sudah membuang buang waktu beberapa hari ini. "Aku sudah hampir lelah menjelaskannya. Tapi kau masih tidak mengerti juga. Kau tau, anak Tk saja tidak sebodoh ini"

     "Sialan Kau!!" Ketus tay, tapi tidak semarah biasanya. Karna Tay sudah mulai terbiasa menerima kata-kata yang menjadi perdebatan ia dengan new, "sudahlah aku malas belajar lagi, otakku lama-lama panas melihat buku-bukumu"
 
        "bukan otakmu saja, aku pun disini merasakan panas karnamu" ujar new sambil memberesi buku-bukunya yang ia fikir percuma saja mengajarinya, tapi Tidak ada sama sekali yang masuk kedalam otak Tay tawan.

       "kalau begitu kita pergi cari udara segar" mendadak wajah Tay mendekati new, membuat new sedikit terkejut dengan penampakan wajah Tay yang cukup dekat. Mendadak new terdiam mendapati tatapannya yang penuh menggodanya.

       "Pergi saja sendiri,!!" new mendorong bahu Tay untuk menjauh darinya, karna jujur new merasa canggung melihat tatapan mata cowok itu.
        "Apa?!!! kau mau menolak. Kau lupa sekarang kau supirku."
        "Kau punya banyak supir dirumahmu ini, kenapa harus aku"
    
        "karna aku merasa nyaman denganmu"
        Oi, shitt lagi-lagi tay tidak bisa menahan segala perasaannya, yang akhirnya mulutnya lah yang mengeluarkan kalimat jujur dari hatinya.
       Dan itu sempat membuat new terdiam, apa telinganya tidak salah dengar kalimat itu. Tay merasa nyaman dengan dirinya, itu tidak mungkin.
     "cepat, gak usah banyak berfikir atau kau mau aku buat masalah didepan ibumu" Tay merubah intonasi nada bicaranya, karna ia sedikit malu tak bisa menahan dirinya untuk terus menggodannya.
    
      dan ancaman itu, membuat new tersadar dari diamnya. new fikir Tay memang sudah berubah dari sifatnya tapi ternyata ia masih saja memanfaatkan posisi dirinya didalam rumahnya.
        New benar-benar sudah jengah kalau Tay akan membuat masalah lagi didepan ibunya, terakhir kali saat new tak menurut membuatkan makan siang untukknya, tay mengadu pada ibunya kalau new sudah merusak barang miliknya hingga new harus kena tegur oleh ibunya. Bagi new membuat ibunya marah adalah hal yang paling ia tak sukai, karna itu untuk saat ini yang terbaik adalah menurutinya.

Change of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang