Nine

3.9K 342 6
                                    

            Lampu warna warni disertai Suara musik yang dimainkan seorang Dj terdengar riang memenuhi ruangan, banyak orang yang menikmati alunnan musik itu dengan menari-nari gaya mereka. Salah satunya off dan Singto kedua pria yang sedang asik dengan wanita-wanita disekitarnya.
            Malam ini Mereka bertiga sedang menghabiskan waktu didalam sebuah diskotik, tempat yang sudah mereka jadikan tempat favorite untuk berkumpul. Sehari setelah mereka sudah melakukan penganiayaan terhadap new, mereka justru masih saja sempat datang ketempat itu. seperti tak merasa bersalah telah membuat orang lain menderita.

         Off dan Singto sedang menikmati kebahagian mereka dengan wanita-wanita cantik yang menemani minum, tapi justru Tay hanya berdiam diri duduk disofa. Walau ada banyak wanita yang mencoba menggodanya ia memilih hanya duduk menghabiskan cemilan dan minumannya disana. Ia tak bisa menikmati kesenangannya karna fikirannya sudah dipenuhi rasa kegelisahan yang cukup membuatnya terdiam.

      "Hei tay kenapa kau tidak bergabung dengan kami," Singto datang menegur tay,meninggalkan sejenak kegiatannya. Karna ia perhatikan Tay sejak tadi hanya duduk disofa tanpa melakukan seuatu seperti mereka yang sedang bersenang-senang. "kenapa kau diam?  apa kau masih memikirkan anak kampung itu"
      "Sialan!!! Mana mungkin aku memikirkan dia, sudah bagus aku gak bikin mampus" sambar Tay yang memberikan bantahan, padahal apa yang singto terka memanglah benar, kalau dirinya sedang memikirkannya.
      "Terus kenapa kau hanya diam saja?"
     "Tidak ada, aku sedang tidak mood saja"
      "Dengan Earth?" Singto menyambar menyebutkan temannya yang saat ini tak bergabung oleh mereka.
      "Gak usah ngomongin si brengsek itu, Bisa-bisanya dia mengabaikan telponku" sentak Tay, Sejak kejadian kemarin dilapangan basket, Earth Memang kelihatan menutupi diri dari mereka. Bahkan tidak lagi muncul diantara mereka.
      "Kau lupa, kau terus menuduhnya menyukai new. Memaksa dia melakukan sesuatu yang dia tidak suka. ya tentu saja ia sangat marah. Wajar kalau ia kesal denganmu, Tay"
      "Kau tau kenapa aku melakukan itu," ujar Tay menoleh pada Singto yang sepertinya tidak tau kalau mereka berdua memang dekat. "Karna aku pernah melihat mereka bersama, bicara begitu dekatnya."
      "Memangnya kenapa kalau mereka dekat" tanya singto merasa aneh dengan pernyataan Tay, sambil meraih gelas berisi minuman sofdrinknya.
      "Ya jelas itu menggangguku, dia jelas-jelas menyembunyikan sesuatu dariku. Sing. Kau lupa aku tidak suka ada orang yang melakukan sesuatu dibelakangku, apalagi dia dekat dengan orang yang kita jadikan musuh"

      Glekk...spontan Singto meneguk minumannya yang sedari tadi dipegang ditangannya. Menegukan minumannya sekali teguk seperti menutupi kepanikannya, mengingat ia juga selama ini menyembunyikan hubungannya dengan Krist.

       "Jika ada orang yang berani menyembunyikan sesuatu dariku, apalagi mencoba berkhianat. liat saja aku tidak akan memaafkannya!!!" lanjut Tay mengambil minumannya dan juga meneguknya.
      Oih... Kenapa Singto jadi resah. Padahal ia cuma tidak memberitahu hubunganya dengan Krist bukan menghiatinya. Apa Singto harus mengatakannya sekarang? Tapi melihat wajah Tay sedang tidak mood itu bukan waktu yang tepat untuk bicara soal pacarnya. Singto menggaruk-garukan kepalanya, cukup bingung dengan Fikirannya.

    "Ada apa Sing?"
    "Hahh.." sontak Singto kaget Tay menegurnya yang sedang melamun.
    "kenapa raut wajahmu begitu? Apa kau juga menyembunyikan sesuatu dariku"

    oi Shitt... Bagaimana Tay bisa langsung menerka dia yang sedang memikirkan sesuatu. "ah... Gak kok" jawab Singto sambil tertawa menyeringai. Memang bukan waktu yang tepat. Gumam Singto. "kenapa aku harus menyembunyikan sesuatu darimu."
      Tawa singto sejenak terhenti mencoba mengalihkan pembicaraan lainnya, "Oh ya Tay, aku penasaran. Apa yang kau lakukan setelah kami tinggalkan dilapangan basket kemarin?"

     "Tidak ada" jawabnya Singkat tanpa memberi penjelasan apapun. Karna ia tidak perlu menjelaskan pada temannya itu kalau ia sempat menitikkan air matanya diddepan tubuh new yang terbaring tak sadar.
     "Syukurlah, kalau kau masih sadar diri tidak melakukan apapun padanya. Jika dia mati kemarin, mungkin kita tidak akan bisa disini" Ujar singto yang kemudian melanjutkan minumannya. Tentu saja mereka akan mendekam dipenjara jika tay benar-benar menghabisinya.

Change of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang