Fourteen

3.6K 340 25
                                        

Yang nunggu FF ini, maaf Baru bisa update lagi karna Sibuk😊

.
.
.

         "Waw... Lumayan juga ya." suara seorang wanita terdengar riang, ketika Singto keluar dari toilet dan berjalan disepanjang koridor tak sengaja melihat tiga wanita yang sedang memamerkan setumpuk uang ditangannya. "Gak nyangkah, kita bisa dapat uang sebanyak ini"

        "Tapi bagaimana nasib si tampan itu, apa kita terlalu jahat padanya"
         "Hei lupakan, salahnya sendiri memiliki wajah manis berkulit putih nan mulus. Siapapun bisa membayarnya mahal"
         "iya kita nikmati saja hasilnya, pria malang itu juga pastinya hanya seorang yang miskin, jadi tidak perlu difikirkan"

        Obrolan mereka sekilas terdengar ditelinga Singto, tapi singto tak telalu mempedulikan apa yang mereka bicarakan karna ia juga tidak mau tau siapa yang mereka bicarakan, dan tidak penting untuknya. Maka dari itu ia tetap berjalan melangkah pergi.

.
.

         Namun saat singto kembali tiba ke mejanya, matanya sontak tertuju pada pertengkaran mulut antara tay dan Earth. ada apa dengan suasana panas diruangan itu, bukankah beberapa menit yang lalu mereka baru saja berdamai, dan kenapa juga Tay yang sudah pamit pergi. Tiba tiba datang kembali dan membuat kerincuhan seperti itu.

       "kenapa kau bawa dia kesini, brengsek!!" dalam geraman Earth memaki Tay yang setelah tau new berada di sekitar mereka tapi tay tidak memberitahu.
        "Aku mengatakan ini bukan untuk bertengkar denganmu, Earth.," ucap Tay menyadari kalau ia memang tidak seharusnya mengajak new bersamanya, tapi ia tidak suka dengan nada bicara earth yang sangat emosi padanya.
         "Kau masih tidak merasa bersalah, sekarang new hilang karna dirimu, kau tau itu!!"
         "Kau menyalahkanku" sentak Tay masih saja
          "memang kau yang salah sialan!! bukankah, kau sudah berjanji tidak lagi mengganggunya. tapi kenapa?" Earth langsung menggila ketika mendengar kabar new hilang, dan Tay sendiri tak bisa menjawab hal itu ia sendiri juga cukup frustasi karna kehilangan new.

         "sudahlah berhenti, jangan terus saling menyalahkan," off berusaha menengahi mereka berdua yang kelihatan memanas dan hampir saling memukul.

          "Jangan menghalangiku off, biar dia tau kalau dia memang salah. Selama ini dia tidak menyadari sifat arogannya yang selalu membawa orang lain celaka."
         "Sialan Kau earth!!!"
         "Kau boleh melakukan apapun pada orang lain tapi bukan new, Tay. Karna dia pria baik yang tidak pantas terus kau sakiti"
          "Memangnya kau pikir aku sengaja melakukan itu, aku juga mencemaskannya. Earth" tukas Tay memang tak bisa bohong kalau ia sangat menghawatirkan.
          "Jika terjadi sesuatu pada new, aku tidak akan memaafkanmu Tay"

          Tay nampak diam tak bergeming kalimat itu justru memang sudah melekat padanya, ia juga tak akan bisa memafkan dirinya sendiri kalau terjadi apa-apa pada new

          "Berhentilah, sekarang yang penting adalah menemukannya bukan bertengkar seperti ini" off berteriak kembali, dan suaranya lebih nyaring dari mereka agar mereka mau mendengarkan, dengan masih berdiri ditengah keduanya yang saling berhadapan. Berharap mereka tidak baradu tinju, karna jika sudah terjadi mereka pasti tidak akan berhenti.

           "Hei, ada apa dengan kalian. berhentilah?" barulah Singto menyela perselisihan mereka. Singto merasa ada sesuatu yang terkait dengan apa yang ia dengar sebelum masuk kedalam ruangan.
           "Sing bantu aku memisahkan mereka, mereka berdua sudah gila" sahut off, menyeru pada Singto.

Tapi singto tak tergerak menghampiri,
          "Sepertinya aku tau siapa yang kalian ributkan," ucap singto sesaat suaranya lah yang spontan membuat mereka terhenti dari pertengkaran. Tay dan Earth mengalihkan pandangannya pada Singto yang nampak menganggukkan kepala pada mereka. "Dan Aku tau dimana dia"

Change of loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang