🏫 Bagian 2

3.9K 601 190
                                    



Cowok berparas rupawan itu memangku wajahnya dengan sebelah tangan, mendengarkan celotehan anggota osis yang membahas tentang gim apa yang akan mereka adakan saat acara orientasi gabungan nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cowok berparas rupawan itu memangku wajahnya dengan sebelah tangan, mendengarkan celotehan anggota osis yang membahas tentang gim apa yang akan mereka adakan saat acara orientasi gabungan nanti.

"Heh bangsat! Masih hidup kagak?" tanya salah seorang temannya, Yangyang, biasa dipanggil Ayang.

"Masih, lah. Gak liat mata gue kebuka apa?" decak Jaemin.

"Siapa tau kayak di Indosiar yang orang matinya melotot." Bela Yangyang dan langsung mendapat toyoran dari Haechan —yang memang anggota osis juga.

"Kenapa lo? Dateng ke rapat itu ngasih saran, bukannya bengong." Cibir Haechan duduk di samping Yangyang.

"Mampet otak gue," balas Jaemin pasrah, "Chan, lo udah ngobrol sama Nakyung soal gue sama dia selesai, kan?" tanyanya pelan, takut ada yang mendengar obrolan rahasia ini.

"Udah, lah. Gue ini saudara yang baik hati dan penyayang." kata Haechan memuji dirinya sendiri kemudian melanjutkan.

"Gila ya lo, Nakyung sakit hati beneran, anjing. Lo itu gak mikir, main nyakitin sodara gue. Gue mau ngebela yang mana juga gak bisa. Mau nyalahin yang mana juga gak bisa. Untung Nakyung anaknya berusaha pengertian, berusaha selalu ngeliat dari dua sudut pandang."

Yangyanh mengangguk menyetujui perkataan Haechan, "Kalau gak inget lo temen gue, dulu lo udah gue tikung kayaknya." Timpalnya santai saja.

"Berarti dulu lo suka sama Nakyung?" Tanya Jaemin sedikit terkejut.

"Ya iya, lah. Tipe gue kan yang kalem, pendiem, pengertian, yang baik." Balas Yangyang masih santai.

Lagian, sekarang Nakyung bukan lagi pacar Jaemin, kan?

"Oh... pantesan lo ngedeketin Saeron Saeron itu." sahut Haechan meminum jus yang tadi ia beli di kantin.

Jaemin mendelik kecil, "Saeron yang pendiem itu? Yang sekelas sama Nakyung? Demi apa lo?!"

"Nggak pendiem juga, asal nilai sih lo." Yangyang mengambil Jus Haechan dan menyeruputnya.

"Lo baru tau kalau Ayang ngedeketin tuh anak?"

Jaemin mengangguki pertanyaan dari Haechan, "Tapi gue jarang banget liat Saeron ngo—"

"Itu bertiga kalau nggak mau ngasih saran buat lomba bisa keluar ruangan." Potong ketua osis di depan sana tegas.

Jeno. Sahabat mereka sekaligus saudara Jaemin.

[i] Siklus ; Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang