Baejin berhenti membaca bukunya, kemudian menoleh pada Nakyung yang tak bersuara. Kedua sudut bibirnya terangkat mendapati cewek itu tengah tertidur pulas. Ah, masih saja ternyata. Ditutupnya buku bacaan, lantas menompang wajahnya dengan satu tangan dan kembali memerhatikan teman kecilnya.
Soal penampilan, ada lumayan banyak yang berubah dari Nakyung, terutama wajahnya yang terlihat dewasa. Kalau soal kebiasaan, beberapa masih sama seperti dulu, cewek itu tidak seberapa menyukai buku terutama novel.
Baejin tersenyum tipis, ia menggerakkan tangan untuk menyentuh dahi Nakyung yang berkerut, tetapi tidak berhasil karena tiba-tiba tangannya dipukul. Refleks, Baejin menoleh, mengernyit saat mendapati Jaemin di perpustakaan.
"Aㅡ"
"Sssttt!" Jaemin menaruh jari telunjuk di depan bibir, "Diem!" Ia bersuara dengan pelan.
Baejin menggedikkan bahu, kembali memerhatikan Nakyung, tangannya pun kembali tergerak tetapi lagi-lagi Jaemin menghentikannya.
"Apa?"
"Naku denger suara dikit langsung bangun."
"Iya tau." Baejin membalas singkat lalu menyentuh dahi Nakyung, yang mana itu berhasil menghilangkan kerutan di dahi perempuan mungil itu, "Gue cuman mau ngusir mimpi buruknya." Ia kembali membaca buku.
"Mimpi buruk?"
"Dahi Naku ada kerutan. Oh, lo gak tau soal itu?"
Jaemin mendengus, merasa di remehkan. Ia mengambil buku di dekat Nakyung, "Lo gak bisa berhenti manggil Nakyung pake nama Naku?" Ia membuka halaman pertama. Terdapat nama Junkyu di sanaㅡoh, harus sekali memang ya terjebak diantara dua saingannya?
"Nggak."
"Kenapa?"
"Gue gak mau."
Jaemin melirik Baejin sebentar, lantas menggedikkan bahu, menahan untuk tidak mengomel.
"Lo udah minta maaf sama Naku?"
"Apa?"
"Udah nyakitin dia." Baejin menatap Jaemjn lurus di matanya, "Gue kira gue yang paling bodoh, ternyata lo lebih."
"Lo tau?"
"Gue temen kecilnya. Gak mungkin dia gak cerita."
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Siklus ; Jaemin ✔
Fiksi Remaja[13+] [COMPLETED] Kebanyakan orang memilih untuk mengabaikan rasa sakit, kembali mengulang siklus, kembali menyakiti sang hati. Tetapi di sini ia berada, berusaha meyakinkan jika ia bukan lah bagian dari 'kebanyakan orang'. Untuk Na Jaemin, terimaka...