🏫 Bagian 14

2.1K 363 80
                                    



Angin laut berhembus lumayan kencang, membuat penumpang sedikit lebih merasakan goncangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin laut berhembus lumayan kencang, membuat penumpang sedikit lebih merasakan goncangan. Seperti angkatan sebelumnya, kini angkatan ke-25 Yayasan Nusa Bangsa tengah melakukan study tour dan tentu saja seseorang yang paling merasa tidak tenang sejak kapal mengebrangi lautan untuk sampai ke pulau Bali adalah Nakyung.

Ia takut naik kapal, tepatnya sejak menonton film Titanic yang menceritakan tenggelamnya kapal super besar itu. Juga, bayangan di bawah laut terdapat hewan juga tanamam menyeramkan, itu membuatnya semakin takut. Bahkan wajahnya sudah memucat, ia sudah mengalihkan pikiran dengan bermain ponsel juga memakan camilan tetapi tetap saja ingat.

Pintu ruangan terbuka, memperlihatkan Jaemin yang menghembuskan napas lega, saat maniknya menangkap eksistensi Nakyung yang tengah duduk sendiri di kursi barisan ke dua. Dengan segera ia berjalan ke depan untuk membeli air panas sebelum akhirnya duduk di samping cewek itu.

"Gue udah nyariin lo ke mana-mana, besok lagi kalo gue bilang sama gue aja, nurut." Katanya tanpa menoleh.

Nakyung merotasikan mata, "Diem lo! Gue lagi gak bisa berantem." Desisnya.

Jaemin langsung mengalihkan atensinya untuk Nakyung. Terlihat pucat, tidak heran karena ia jelas tahu kalau cewek itu sedikit takut dengan kapal. Tidak banyak yang tahu, bahkan kedua pengawal NakyungㅡRenjun dan Haechanㅡtidak mengetahuinya. Ia diam untuk beberapa saat, menimang apakah bagus melakukan ide yang sekarang ia pikirkan, sebelum akhirnya menaruh tangan kirinya di atas tangan kanan Nakyung.

Kemudian ia membungkuk, mendekatkan bibirnya ke telinga Nakyung dan berbisik, "Gak akan ada apa-apa, bentar lagi sampai."

Yang mana itu langsung membuat Nakyung menarik tangannya dan melengos, "Tau."

Jaemin menggedikkan bahu, "Ini!" ia menyodorkan PopMi, "Dari Ara." Tambahnya.

"Thanks?"

Jaemin hanya berdehem lantas dengan santainya mengangkat tangan Nakyung yang berada di pahanya, kemudian menidurkan kepalanya di sana. Ia mengubah posisinya menjadi rebahan dengan tangan memegang ponsel yang ditinggikan.

"Na!"

"Apa? Numpang main game." Jaemin mengabaikan pelototan Nakyung.

"Mana ada sinyal di tengah laut? Duduk ih, kasian tulang lo."

"Pou ini, gak usah pake sinyal." Jaemin menengadah, "Gak ada yang curiga. Percaya ke gue." Lanjutnya karena ia tahu apa maksud lain dari kata 'kasian tulang lo'.

[i] Siklus ; Jaemin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang