[13+] [COMPLETED]
Kebanyakan orang memilih untuk mengabaikan rasa sakit, kembali mengulang siklus, kembali menyakiti sang hati. Tetapi di sini ia berada, berusaha meyakinkan jika ia bukan lah bagian dari 'kebanyakan orang'.
Untuk Na Jaemin, terimaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedua alis Jaemin menukik tajam, saat walikelas datang dan mengajak sahabatnya, Haechan, keluar. Lalu suara pekikan terdengar, itu berasal dari celah bibirnya.
"Na Jaemin! Jelaskan kembali apa yang saya katakan!" Teriak guru sosiologi di depan sana.
Yang berhasil membuat Jaemin tersenyum lebar, dalam hati mengumpati kesialannya di kelas siang hari seperti ini. Jaemin menyatukan kedua tangan, meminta maaf karena tidak bisa menjelaskan kemudian berpura-pura mendengarkan gurunya di depan sana.
"Kenapa lo?"
Jaemin setengah berbisik, mendapati Haechan yang terburu-buru memasuki buku dan alat tulis lainnya. Cowok itu tidak menjawab pertanyaan yang terlontar, boro-boro menjawab, menoleh atau memberikan anggukkan saja tidak.
Cowok berkulit tan itu berjalan menuju meja guru dengan langkah besar dan pergi setelah mendapat izin.
Membuat Jaemin menggedikkan bahu, sebagai tanda jika dia tidak peduli dan lebih memilih untuk membuat coretan abstrak di atas kertas putih. Coretan yang tercipta dari pikirannya yang lumayan runyam, tentang sekolah juga tentang perempuan berwajah jutek tetapi memiliki senyum sehangat mentari.
Cukup lama dari itu, speaker berbunyi. Memberitahu sesuatu, yang mampu membuat hatinya pilu, juga membuat seluruh kelas membisu.
Kemudian semua tangan bergerak, ada yang menengadah, bertautan, juga menyatu. Sebelum akhirnya sebuah doa terujar, untuk kebaikan orang yang sama.
"Pak!" Jaemin mengangkat tangan setinggi mungkin, setelah selesai sesi berdoa. "Saya izin ke toilet, perut saya mules."
Kata Jaemin siang itu, yang kemudian tidak kembali lagi sampai bel pulang berbunyi.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.