[13+] [COMPLETED]
Kebanyakan orang memilih untuk mengabaikan rasa sakit, kembali mengulang siklus, kembali menyakiti sang hati. Tetapi di sini ia berada, berusaha meyakinkan jika ia bukan lah bagian dari 'kebanyakan orang'.
Untuk Na Jaemin, terimaka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jaemin : yaallah tolong banget Jaemin : ya sayang ya Jaemin : sekali iniiiiii aja
Heejin : bajingan Heejin : gak mau
Jaemin : JIINNNNN Jaemin : GILA LU YA TEGA BANGET AMA GUAAAAA Jaemin : flishhhhh
Heejin : anj bgt lu na Heejin : starbucks
Jaemin : gampang Jaemin : makasiii hehe
Heejin mendengus, menaruh ponselnya ke meja sedikit kasar. Ia menatap papan tulis dengan sorot tajam, kemudian meniup anak rambut yang jatuh di dahinya. Jaemin memang menyebalkanㅡah, mengapa ia bisa memiliki sahabat seperti Jaemin, ya?
Heejin menggeleng, kemudian membentuk senyuman di parasnya sebelum akhirnya berdiri memakai tas dan menghampiri Baejin. Fyi, mereka jadi memanggil Jinyoung dengan nama Baejin, memilih mengikuti Nakyung setelah berdebat kalau memanggil dengan nama Jinyoung itu terlalu susah.
"Baejiiiinnnnn~!" Heejin berdiri di depan Baejin.
Baejin menunduk, "Eh? Hng... kenapa?" Ia sedikit merasa canggung, soalnya merasa tidak begitu dekat dengan Heejin.
"Lo pulangnya naik apa?"
"Motor."
Heejin tersenyum semakin manis, ia memiringkan kepalanya, "Nebeng ya? Supir gue nggak bisa jemput. Ya ya ya?"
Ah, kalau bukan demi minuman gratis, Heejin tidak mau melakukan hal tolol seperti ini.
•
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.