"I was drunk! Gue gak inget gue semalem ngomong suka ke lo kalau lo gak ngasih tau gue. Udah, selesai sampe di sini. Lo gak usah mikirin yang semalem. Sekarang lo tinggal nyelesaiin urusan lo sama Nakyung." Sangkal Heejin, ia mengalihkan atensi untuk Jaemin.
"Gue bakal bantu sebisa gue biar lo baikan lagi sama Nakyung."
"Thanks, tapi gue yang buat masalah, gue yang harus nyelesaiin sendiri. Gue ke bawah, lo mau ikut apa tetep di sini?"
"Tetep."
Jaemin mengangguk singkat, "Gue harap lo gak bohong karena gue gak mau ada salah paham di sini." Katanya sebelum bertolak menuju pintu rooftop.
Heejin menatap punggung Jaemin yang semakin menjauh dan menghilang dari balik pintu, kemudian membuang napas kasar. Ia berbohong saat menyangkalnya. Well, Heejin sudah menyukai Jaemin dari sebelum cowok itu memiliki hubungan dengan Nakyung, hanya saja ia mengabaikannya. Berpura-pura tidak peduli, berharap itu hanya rasa yang terbawa karena keduanya dekat.
Pintu rooftop terbuka lagi, kali ini bukan Jaemin melainkan Baejin. Cowok itu berjalan ke arah Heejin dan mendudukkan diri di sampingnya.
"Ngapain lo ke sini? Mau marahin gue juga?"
"Nggak," Baejin menyerahkan sebotol air putih untuk Heejin, "Lo mending minum air putih daripada alkohol kayak semalem."
"Telat, but thank you." Heejin membuka tutup botol dan meneguknya.
"Lo suka Jaemin?"
Heejin tersedak.
"Oke, gue anggep itu iya, karena sekali liat juga gue tau."
"Dan lo suka sama Nakyung."
Baejin berdehem.
Yang mana itu membuat Heejin merotasikan mata, "Kenapa orang-orang di sekitar gue selalu tertuju ke Nakyung? Mulai dari Jaemin, sahabat gue sendiri, sampe lo, temen kelas gue."
"Lo mau nyalahin Nakyung soal ini?"
"Gue pengen, tapi gue gak sebodoh itu. Gue kadang kesel sama dia, maksud gue semuanya tertuju ke dia. Gue merasa gue wajar kalau gue iri sama Nakyung, selagi gue pintar untuk nyembunyiin itu, ngontrol gimana rasa gak suka gue dan gak nyebarin sesuatu yang buruk tentang Nakyung. Gue rasa itu gak masalah."
Baejin hanya diam, mendengarkan semua yang Heejin katakan. Sejujurnya ia cukup kaget karena perempuan itu tiba-tiba saja mengeluarkan semuanya, yang dia rasa itu semua adalah bebannya selama ini.
"Kecuali yang semalem, gue sadar kalo ada Nakyung di sana dan bodohnya gue malah nyium Jaemin."
Baejin mendelik kecil, "Sekarang gue yang pengen marah ke lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
[i] Siklus ; Jaemin ✔
Roman pour Adolescents[13+] [COMPLETED] Kebanyakan orang memilih untuk mengabaikan rasa sakit, kembali mengulang siklus, kembali menyakiti sang hati. Tetapi di sini ia berada, berusaha meyakinkan jika ia bukan lah bagian dari 'kebanyakan orang'. Untuk Na Jaemin, terimaka...