'32'

196 22 1
                                    

Help for 1k vote ❤

H a p p y  R e a d i n g ✨

Hari Minggu yang cerah, tapi hari ini aku tidak bisa pergi ke Toko untuk membantu Ibu. Besok ada ulangan harian Sains, jadi aku harus belajar lebih giat. Secangkir kopi hangat dan beberapa lagu Ballad yang diputar dengan volume rendah menemaniku pagi ini dan lumayan ampuh mengurangi rasa kantuk. Ini pasti akibat semalam aku tidur cukup larut.

Aku merasa ada seseorang yang melempar batu kecil ke arah jendela kamar. Kuputuskan untuk menghentikan pekerjaanku lantas memeriksa siapa yang berani menggangguku. Aku menengok jendela dan melihat seseorang yang menggunakan T-shirt lengan pendek berdiri tak jauh dari jendela kamar. Dia melambaikan tangannya ke arahku sambil nyegir.

"Yaa, untuk apa kau berdiri di sana?!" sambutku dengan nada suara keras.

"Kau yang keluar atau aku yang masuk ke kamarmu?" tawar Yohan dengan memasang muka jahil.

Tanpa berkomentar apa pun, aku berlari kecil keluar rumah, Yohan sudah berdiri tepat di depan pintu rumah 

"Ada apa?" tanyaku. Aku melihat dia sedang memegang sebuah buku.

"Kenapa kau tidak memberitahu ku kalau besok ada ulangan harian?" serangnya.

"Aku lupa," sahutku polos.

"Apa? Mudah skali kau berkata seperti itu. Bagaimana kalau besok aku tidak bisa mengisi semua soal?" matanya menyorot tepat di depan wajahku. "Untung saja aku bertanya pada Jinhyuk."

"Kau menghubunginya?"

"Memangnya kenapa? Dia temanku juga."

"...."

Yohan menarik lenganku. "Sebagai hukumannya, kau harus mengajarkanku materi yang tertinggal kemarin."

Aku menahannya. "Aku mengantuk."

"Kajja!"

"Kau mau membayarku berapa?"

"Heh! Kau teman macam apa? Bukankah waktu kita kecil aku sering mengajarimu Matematika?!"

Aku tak punya pilihan lain selain menurutinya. Tatapannya benar - benar menakutkan!



                         ~🌸🌸🌸~



"Kenapa jauh - jauh kemari? Di rumahku juga bisa!" protesku.

Dengan menggunakan sepeda milikku, Yohan mengajakku ke taman azalea. Sesampainya di taman, dia langsung membersihkan tanah yang sedikit berantakan dengan beberapa helai daun yang berserakan di permukaannya.

"Waktu aku mengajarimu, tempatnya selalu di sini," sanggahnya setelah memastikan bahwa tanah tempat kami biasa duduk kembali bersih.

Aku masih berdiri. "Dulu dan sekarang beda!"

"Tapi aku masih menganggapnya sama."

Aku bergeming.

"Sudah! Berhentilah mengomel!"

Meski rasanya malas sekali, aku terpaksa mengajarinya pelajaran yang sempat tertinggal. Aku cukup mahir dalam Sains. Itu sebabnya aku tak mengalami banyak kesulitan mengajari nya. Dia terus menyimak dan mencoba mengerjakan soal - soal yang kuberikan. Dia memang sangat berkonsentrasi meski pada saat aku berbicara, dia sering kedapatan tengah memandang ku.



















Jangan lupa vote nya yah ^^ 💕

Loved You Before I Met YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang