H a p p y R e a d i n g ✨
Yohan memberikan traktiran untukku dan juga Jinhyuk!
Malam ini untuk yang kedua kalinya aku datang ke pasar malam setelah Seungyoun yang mengajakku datang kesini. Hasil ulangan harian Yohan baik. Karena itu, dia mentraktir kami. Sebenarnya aku yang meminta Yohan datang kesini. Meski sempat menolak, dengan sedikit paksaan, akhirnya dia mengalah.
Kami membeli kkultarae. Yohan yang memaksa kami untuk membelinya karena dia pikir dia yang akan membayar semuanya. Jadi, makanan yang dibeli pun harus sesuai keinginannya! Hah! Egois!
"Kalau saja aku tidak mengajarmu, nilai ulanganmu pasti tidak sebagus ini. Katakan terima kasih padaku!" perintahku sambil mengunyah kkultarae yang sebenarnya tak begitu kusuka.
"Heh, tukang tidur! Sebelum aku bilang terima kasih padamu, aku harus mengatakan lebih dulu pada Jinhyuk. Kalau dia tidak memberitahu ku akan ada ulangan, kau pasti tidak akan mengajakku!"
Jinhyuk ketawa mendengar sanggahan dari Yohan. Aku tak menyanggah, hanya terus melahap kkultarae dengan perasaan jengkel. Suara nyanyian pedagang kkultarae yang sedang melayani seorang pelanggan, membuat suasana semakin ramai.
"Wooseok-ah, bagaimana hubunganmu dengan Seungyoun? Apa dia mengajakmu berkencan lagi?" Jinhyuk mengalihkan pembicaraan.
Aku sejenak berhenti mengunyah. "Dia hanya menelponku tanpa mengajakku berkencan lagi."
"Tampaknya dia memang menyukaimu." Jinhyuk menerawang dan membuatku senyam senyum sendiri. "Tapi apa kau menyukainya?" pancingnya sambil melirik Yohan. Yohan tak berkutik. Dia memilih tetap fokus melahap makanan kesukaannya itu.
"Hyung..."
Aku belum sempat menyanggah Jinhyuk, seseorang memanggil ku tiba - tiba. Kami semua menoleh ke arahnya.
"Dohyonie?" Aku sedikit kaget. "Tak kusangka kita bisa bertemu disini. Kau sendiri?"
"Aku... aku bersama kakakku," jawabnya, tetap berdiri di hadapan kami.
"Kau punya kakak?"
Dia mengangguk kecil.
"Oh, kenalkan ini kedua sahabatku," kataku lalu menunjuk mereka satu per satu. "Ini Lee Jinhyuk, dan ini Kim Yohan.
"Oh. annyeonghi jumuseyo. Jae ireumen Nam Dohyon imnida," terangnya dengan lembut dan sopan.
"Annyeonghi jumuseyo." Jinhyuk menyahut, sedangkan Yohan hanya melempar senyum.
"Dia salah satu pelanggan di toko ibuku," sambung ku pada mereka. "Kau mau bergabung?" tawarku.
"Ah, anieyo, kakakku sudah menunggu. Titipkan salamku untuk ahjumma. Seyo, ujar Dohyon sambil beranjak. Kami memperhatikannya sejenak.
"Dia pelanggan toko ibumu? Tanya Yohan kemudian.
"Ya, kau tertarik padanya?" candaku sambil menuntaskan sisa kkultarae bagianku.
Yohan langsung melahap kkultarae mendengar celotehanku yang benar - benar tidak masuk akal dan sangat konyol.
~🌸🌸🌸~
"Malam ini aku ingin bermain bulu tangkis, sayangnya tidak ada teman yang bisa kuajak. Jika aku menawarimu, apa kau mau?"
Seungyoun mengirim ku pesan singkat saat aku sedang dalam perjalanan pulang dari pasar malam. Aku langsung turun dari bus setelah sebelumnya pamit pada Yohan dan Jinhyuk.
Sesuai petunjuk dari Seungyoun, akhirnya aku sampai di sebuah tempat yang begitu ramai. Seungyoun terlihat mematung di sebuah lapangan bulu tangkis sederhana.
"Apa ini tempat kau berlatih?" sapaku tanpa basa - basi. Dia terlihat sumringah saat melihatku sudah berdiri di hadapannya. Dengan membawa dua buah raket, dia bangkir, menghampiriku.
Dia menyodorkan satu raket padaku. "Mau menjadi lawanku?"
"Kau meledekku?" Jelas saja kau yang akan menang."
Dia memegang lenganku dan menuntunku ke tengah lapangan. "Kau hanya perlu belajar."
T h a n k Y o u F o r 1 k V o t e! ❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Loved You Before I Met You
RomantizmStart: 8 Nov 2019 End: ??? Kamu adalah mimpiku dan nyataku ✨ Meski tidak pernah benar - benar diacuhkan, mimpi - mimpi itu terasa mengganggu Wooseok. Tidak pernah tercetus niat untuk memasukkan Yohan ke dalam alam mimpinya karena dalam dunia nyata...