JR - gjashtë

2.5K 355 29
                                    

Selamat Membaca

*












































Hubungan pertemanan antara Jen dan Rose memburuk, Rose selalu menghindar saat Jen mendekatinya. Bukan karena gak mau bertemu dengan cowok ini, Rose lebih ke malu karena gak dengerin nasehat Jenjen waktu itu.

Hari ini Rose gak kuliah, mata kuliahnya memang gak rapet kayak semester-semester kemarin, sebagian juga udah banyak yang diambil waktu itu. Rose tipikal manusia pintar yang selalu bisa baca situasi pas kuliah, tapi gak pernah bisa baca situasi kapan bisa mendengerkan pendapat orang lain.

Sekalipun memiliki kepintaran dibidang akademik, Rose selalu ambruk jika berhadapan dibidang asmara. Terakhir ya itu si Thomas yang dihantam Jenjen waktu di Club, ya walaupun dia dan Thomas belum terikat status apa-apa tetap aja dikategorikan ambruk.

"kak, nanti jemput Amber dan keluarganya dibandara ya" kata bunda Sica nyamperin Rose yang lagi ngasih makanan ikan.

"bang Amber kesini bun?" Amber Joshua Marten sepupunya Rose, tinggal di LA dan sudah memiliki keluarga. Bunda Sica ngangguk.

"pesawatnya landed jam berapa bun? kakak ada janji juga sama teman, mau ngembaliin buku ke pustaka provinsi"

"katanya jam 8 malam"

"oh masih lama, kirain siang atau sore" sahut Rose balik lagi ngasih makanan ikan, ayah Yoong melihara ikan koi lumayan banyak, biasanya ada yang khusus jagain ikan-ikan ini. Tapi tadi gak masuk karena ada keperluan, dan Rose tidak ada kegiatan alhasil dia yang ngasih makanan ikan.

"nanti sebelum kesana beli kebutuhan dapur dulu ya kak, bunda gak sempat belanja. sekarang bunda mau nemenin ayah ke Balikpapan"

"eh? terus nanti bang Amber sama keluarganya gimana bun?" tanya Rose berhenti lagi ngasih makanan ikannya.

"ya kamu suruh aja tidur dikamar tamu, perlakuin dia kayak keluarga kita biasanya aja" sahut bunda sedikit heran dengan pertanyaan si sulung.

"maksud aku bukan itu, kalau ayah bunda pergi ya mereka mau ngobrol sama siapa kalau dirumah, masa ditinggal. kan aku, lisa dan sinbi ada aktfitas juga bun" jelas Rose.

"Amber cuma beda beberapa tahun ya dari kamu, istrinya juga sebaya sama kamu, lagian kamu bisa ajak anak mereka jalan-jalan juga, kalau perlu bawa aja anaknya ke kampus" ngaco emang bunda Sica ini.

Rose mengerlingkan matanya, bunda gak lihat untung saja.

"kamu jangan pergi keluar kalau bukan dianter Lisa, Sinbi atau sopir. Jangan bergaul lagi sama yang namanya Thomas itu selama bunda pergi" tutup bunda ninggalin Rose sendiri.

Sejak kejadian Rose mabok waktu itu, bunda Sica makin ekstra posesif pada si sulung. Gimanapun Rose satu-satunya anak cewek dirumah ini, meskipun sulung yang seharusnya mengayomi adik-adiknya.

Yoong murka saat tau Rose pulang dalam keadaan tidak sadar diri, tapi setelah mendengar penjelasan dari Jen, Yoong akhirnya melunak. Bahkan pria 45 tahun itu ingin memperkarakan ke pengadilan atas perbuatan tidak menyenangkan yang Thomas lakuin ke anaknya.

Sekali lagi, berkat Jen juga akhirnya Yoong tidak jadi melaporkan itu. Dari Jen kecil sampai sebesar sekarang, Yoong menaruh harapan pada cowok brewokan tipis satu itu, berharap kelak Jen lah yang bakal jadi menantunya. Tapi kendatipun demikian, Yoong gak akan memaksakan kehendak dengan menjodohkan Jen dan anaknya, biarlah mengalir seperti bagaimananya.

--

"dek, temanin kakak pergi belanja yuk buat nyambut bang Amber sama keluarganya, habis itu anter kakak ke rumah Joy" ajak Rose ke Sinbi, adiknya ini baru pulang sekolah belum dudukin pantat ke sofa masih berdiri didepan pintu buka sepatu.

JEN - ROSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang