JR - dhjetë

1.8K 278 71
                                    

Selamat Membaca

*













































Hari ini nikahan Seulgi-Jisoo, cowok bermata monolid itu sudah bersiap untuk menuju ke rumah Jisoo karena akad nikah akan dilangsungkan disana. Jen, Rose, Lisaqi, Yujin, Sinbi juga sudah berada dihalaman rumah Seulgi. Mereka sepakat buat berangkat bareng, dan Irene juga terlihat hadir disana.

"Saq, bawa Irene? kirain udah putus" bisik Jen pada Lisaqi, mereka duduk bersebelahan. "Aku cuma kasih waktu aja kemarin bang, bukan putus. Doanya yang bener dong masa didoain putus sih" jawab Lisaqi. Ya karena Lisaqi tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Irene, walaupun si original visual itu masih berdekatan dengan Wendy.

"Kalau gak sanggup ngapain dipaksa sih, nyiksa diri sendiri itu namanya" kata Jen lagi, Lisaqi diam. "Kalau bucin ya jangan bego-bego amatlah" lanjut Jen.

"Bukan bucin, cuma ngerasa nyaman dan cocok aja sama kak Irene" jawab Lisaqi, Jen ngehela nafas pelan karena percuma juga kalau memberi arahan pada bucin, tidak akan masuk dalam fikirannya.

"Bang Jen suka kan sama kakak aku? akuin aja" kata Lisaqi, akhirnya cowok tinggi itu milih berdiri buat mendekati Irene yang sekarang duduk disamping Rose. Tapi sebelumnya Lisaqi bisikin sesuatu tepat ditelinga Jen "Kayaknya kakak aku juga suka sama bang Jen, cuma gengsi aja" 

Jen senyum tipis, walaupun dia tahu Rose punya perasaan sama dengannya, tapi kalau dia ngingat kesalahan masa lalunya tetap aja dia gak punya keberanian jauh buat penjajakan lebih ke Rose.

Saat semua orang udah dihalaman rumah Seulgi, Jen ngelihat disana ada Krystal yang sibuk ngurusin kedua bayinya. Jen ingin menghampiri tapi takut nanti Krystal tidak nyaman, dan lebih baik dia duduk dengan damai disini nunggu yang lain masih siap-siap.

"Hoiii" ada yang pukul bahu Jen pelan. Cowok bermata kucing itu narik kacamata nya kebawah, dengan satu alis terangkat melihat ke arah orang yang mukul bahunya tadi.

"Eh? Bang Amber. Weiii!" Jen ngedorong badan Amber sedikit, ketemu ala cowok-cowok jaman sekarang memang seperti itu.

"Udah nikah malah kurus, gimana sih?" tanya Jen heran, bukan heran lebih tepatnya dia juga tidak tahu apa yang harus dibahas dengan suami Krystal ini.

"Hahaha,.. ini bukan kurus, gue lagi diet sekarang. Kemarin buncit banget bagian perut nih, kerjaan makan mulu" jawab Amber megang perut datarnya.

"Mentang-mentang dah. Yang penting kantong sehat ya bang?" seloroh Jen, Amber malah ketawa keras, dan akhirnya mereka dapat perhatian dari Krystal dibalik sana.

"Sehat kalau itu mah. Gimana nih kapan nyusulin si sipit?" tanya Amber. Seperti biasa jika menghadiri pernikahan teman atau kerabat, akan ada saja orang yang menanyakan pertanyaan memuakan itu padamu.

"Nanti kalau gak sabtu ya minggu" jawab Jen, Amber malah geleng-geleng kepala.

"Buru gih, nikah enak tau" kata Amber mencoba memberi api. Tapi, terlihat percuma untuk Jen, kalau cuma perkara nafsu, dia sudah pernah melewati itu. 

"Ntar, cari yang mau dulu. Gak ada yang mau sama adek lo ini, kasian banget jadi gue" kata Jen memasang wajah melasnya, Amber berdecih.

"Adek sepupu gue ada tuh. Belum juga? Kelamaan diembat orang ntar" jawab Amber, Jen senyum tipis.

"Sayang bang kalau itu terlalu sempurna buat gue" jawab Jen, Amber paham perkataan itu karena Krystal cerita semua keburukan Jen pada Chahee waktu itu.

"Karena yang sempurna itu bisa ikut nyempurnain lo, Jen" kata Amber serius.

JEN - ROSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang