Gatau cerita ini masih ada di Library teman-teman atau enggak, mungkin juga lupa dengan ceritanya.Jiwa Shipper mendadak lemah dengan kurangnya moment bersama, tapi diusahakan untuk meneruskan cerita ini kok, hanya harus bersabar.
Selamat Membaca
*
Flashback Semester pertama di Sekolah Menengah Atas.
Jen berjalan dikoridor sekolahnya, tidak ada Seulgi karena remaja itu sedang sakit jadi tidak masuk hari ini. Duduk dikantin sendiri, tiba-tiba ada yang menghampirinya; Abang-abang senior.
"Weii" salah satu remaja itu menepuk pundak Jen pelan.
"Eh? Iya bang" sahut Jen tenang.
"Pernah nyobain ini?" bisik cowok tinggi memperlihatkan sesuatu ditelapak tangannya.
Jen tentu tahu apa yang sedang diperlihatkan saat itu; Sabu. Jen menelan ludah kasar, takut dipaksa untuk mencobanya karena ia tahu itu berefek panjang.
Jen geleng kepala, salah satu abang seniornya berdecih. Situasi mulai dirasa tidak aman tetapi Jen enggan pergi dari sana karena akan ketahuan sekali menghindari senior-senior nya ini.
"Mau nyoba?" Jen langsung geleng kepala, tentu saja tidak.
"Payah lo, ini lagi jaman masa gak mau nyoba" kata salah satu diantara mereka, dilihat ada lima orang yang sekarang mengepung meja itu.
Jen diam."Cobalah, dikit juga jadi" senior itu buka genggaman tangan Jen dibawah meja, memberi barang itu cuma-cuma.
"Pikiran lo bakalan nyaman setelah gunain itu, Lo lagi patah hati kan?" Senior ajaib tahu tentang patah hati salah satu Juniornya, Jen geleng kepala.
"Cewek yang lo taksir bakalan klepek-klepek kalau lo make itu, percaya gue deh"
"Gue udah coba" tambah teman Senior itu.
Tangan Jen bergetar mendapati barang haram itu digenggamannya. Ia memilih memasukan itu kedalam saku celana, takut jika ada yang memperhatikannya. Senior tadi sudah beranjak pergi, suasana kantin tidak begitu ramai.
Jen mulai goyah, imannya diuji. Iya, Jen memang menyukai seseorang tetapi Jen tahu perempuan itu sudah memiliki kekasih, dan yasudah bertemanan juga tidak masalah. Tapi naluri setan tidak bisa ditolak dalam tubuh laki-laki ini, ingin lebih dengan orang yang disukai.
Bodoh memang kalau percaya dengan tipu muslihat yang dipakai seniornya itu, Jen dengan jiwa labilnya tentu akan mudah terbawa arus. Merasa apa yang diucapkan seniornya itu adalah kebenaran, ia patut mencobanya bukan? Mungkin saja perempuan yang ia taksir itu akan memberi sinyal ke arahnya.
-
Jen mulai memakai Sabu, mencoba sensasi baru akhirnya ia kebablasan. Jen ketergantungan, dalam seminggu ia membeli 2x barang haram itu ke senior yang menawarkannya. Jen gelap mata, merasa paling sempurna termasuk cara ia memperlakukan perempuan, kala itu.
Jen dengan bringasnya menarik paksa perempuan yang ia suka, hanya sekedar menuruti kemauan setan dalam dirinya. Ia bahkan mengurung perempuan itu didalam sebuah rumah jauh dari pemukiman penduduk, cukup jauh dari Jakarta.
Dalam keadaan high Jen selalu melampiaskan nafsunya pada perempuan itu. Bagaimana ini bisa dilakukan oleh remaja Sekolah Menengah Atas? salah satu jawabannya karena Jen selalu mendapatkan apa yang ia mau, apapun.
Jen punya segalanya, dimata Yuri dan Tiffany anaknya sangat bersih dari hal-hal buruk, tapi sayang fakta mengejutkan mereka. Jen kejang dan nyaris overdosis didalam kamarnya, pada saat itu barang yang ia gunakan tidak lagi ia dapatkan.
Jen dibawa paksa ke Pusat Rehabilitas Badan Narkotika Nasional setelah dirawat intens di Rumah Sakit Ketergatungan Obat. Perempuan yang pernah menjadi pelampiasan Jen? ia hilang ditelan bumi. Jen mulai terbuka dengan orang tua nya, termasuk memberitahu perbuatan laknat yang ia lakukan, Yuri dan Tiffany terpukul; sangat.
Anak yang selalu mereka banggakan ternyata bajingan ulung saat umur baru menginjak 16 tahun. Terlalu memanjakan anak dengan harta, tidak punya waktu berbagi cerita, putra sulungnya Liar akibat ulah mereka. Kira-kira begitu fikir Tiffany, wanita paruh baya itu memutuskan berhenti dari pekerjaannya dan fokus mengurus keluarga.
Seulgi merasa gagal menjadi sahabat untuk Jen kala itu, karena tidak bisa mengingatkan bahwa apa yang dilakukan adalah salah. Seulgi merasa buruk, tetapi ia tidak boleh ikut terpuruk melihat sahabatnya yang juga sengsara dibalik tembok rehabilitas sana.
Jen direhab hampir satu tahun, sekolah umum terbengkalai alhasil ia mengikuti homeschooling. Jen mendekatkan diri pada pencipta, merasa buruk bahkan sangat buruk. Ia berusaha mencari tahu keberadaan perempuan yang pernah disakiti itu, nihil tidak berjejak.
Hanya beberapa orang yang mengetahui kejadian ini termasuk Taeyeon dan Yoong. Sabahatnya; Rose tentu tidak tahu karena kala itu ia memilih melanjutkan sekolahnya di Melbourne. Yuri dan Tiffany menutupi hilangnya Jen selama setahun ketika para tetangga menanyakan keberadaan putra sulungnya. Bukan malu untuk mengatakannya, hanya tidak sanggup lagi mengeluarkan air mata karena menceritakan kembali.
Semua akses pada perempuan yang pernah Jen sakiti itu terhalang oleh Krystal, sahabatnya. Krystal menyampaikan sumpah serapah didepan wajah Jen, bahkan pandangan kebencian jelas dalam mata pekat itu. Krystal sangat membenci Jen karena merusak sahabatnya, dan menderita diusia mereka yang masih sangat muda.
"GO FUCK YOURSELF!" umpatan Krystal masih jelas dibenak Jen.
[Flashback End]
-
Jen duduk di jendela kamarnya, mematik rokok sekali kali memperhatikan rumah didepan sana, sepi. Jam menunjukan pukul 23.00 WIB, tentu saja manusia sudah ke alam mimpi. Fikiran Jen sedikit kacau setelah tidak sengaja berpapasan dengan Krystal kemarin pagi ketika ia akan meninggalkan rumah.
Krystal jelas membuang pandangannya ketika wajah laki-laki itu berhadapan dengannya, Jen menghela nafas pelan. Ia melangkahkan kaki ke arah Krystal, wanita itu dengan segara menutup pagar rumah kembali dan berjalan ke dalam. Penolakan Krystal seperti itu sudah sering Jen alami dulu, tapi sekarang ia ingin mencoba lagi.
Jen ingin mencoba memperbaiki apa yang terjadi, dan pertemukan ia dengan perempuan itu. Jen ingin meminta maaf secara langsung, sangat tersiksa selama ini karena rasa bersalahnya pada sahabat lekatnya Krystal itu.
Jen kerap bermimpi buruk tentang penyiksaan yang ia lakukan pada sahabat Krystal, betapa buruknya ia kala itu. Beberapa kali juga Jen berkunjung ke psikolog untuk berbagi penderitaannya. Ternyata tidak cukup, ia selalu saja merasa tidak pantas didunia ini.
Apa yang ia lakukan dulu tidak dapat dimaafkan, apalagi terhadap perempuan tidak bersalah yang jelas-jelas ia sakiti. Saat ini Jen tidak lagi mengunjungi therapist nya, ia berusaha sendiri mendoktrin fikiran dengan hal baik, sekalipun ia tidak pernah baik-baik saja.
"Maafin gue .." air mata Jen jatuh tepat dipipi, rasa bersalah itu menghantuinya hampir 6 tahun terakhir.
--
Siapa sahabat Krystal yang disiksa Jenjen?
KAMU SEDANG MEMBACA
JEN - ROSÉ
Fanfiction𓊈𒆜 COMPLETED | JAKARTA 𒆜𓊉 © insanedepressing, 2020. ⚔️ JEN!TOP