JR - trembëdhjetë

1.7K 284 71
                                    

kalau lupa silahkan baca chapter sebelumnya, lagi.
maap baru bisa update sekarang, terima kasih sudah menunggu🖤
*










































*

Sekarang sudah menunjukan pukul 7 malam, Amber dan Krystal bersiap untuk berkunjung kerumah depan, rumah Alatas. Rose juga sudah terlihat cantik dengan pakaian sederhana keluaran YSL nya. 

Lisaqi dan Sinbi sedang asik bermain PS di ruang tamu. Walaupun dikamar masing-masing memiliki TV, kedua kakak beradik itu tetap akan bermain bersama diruang tamu. Mereka bilang biar kekeluargaanya lebih terasa.

"Abang curang!" Sinbi pukul lengan Lisaqi, lelaki tinggi itu hanya tertawa.

"Curang darimana coba? Abang udah bener kok main nya" balas Lisaqi.

"Lo berdua jangan berantem main itu, berisik ntar kakak lempar keluar rumah" sahut Rose menuruni anak tangga rumah. Lisaqi dan Sinbi hanya mendengus kesal, mentang-mentang orang tua mereka tidak ada sekarang jadi si kakak seenak hati pada adik-adiknya.

"Kakak mau kemana?" tanya Lisaqi memperhatikan Rose dengan dress sederhana tadi.

"Ke rumah depan sama kak Ital dan bang Amber" jawab Rose, Lisaqi mengangguk paham.

"Udah?" tanya Amber menghampiri mereka. 

"Udah, Gio dimana kak?" tanya Rose pada Krystal. "Dikamarnya, tunggu biar kakak panggil dulu" sahut Krystal, tetapi Rose lebih dulu memegang tangan iparnya. "Biar aku aja kak".

Rose menuju kamar Gionino. Jangan heran karena dirumahnya memang banyak kamar untuk keluarga yang berkunjung. "Gioo? Udah belum sayang?" Rose didepan pintu kamar Gionino.

Rose membuka pintu itu perlahan, melihat Gionino duduk diatas kasurnya dengan wajah ditekuk. 

"Gio kenapa?" tanya Rose duduk disebelah Gio.

"Kata papa bel, Gi mau ketemu daddy ya, aunty?" tanya Gionino. Rose mengangguk karena memang begitu skenarionya.

"Gi takut, aunty" cicit bibir kecil Gionino. Rose mengangkat tubuh kecil itu dan memeluknya.

"Gio gak boleh takut, kan mau ketemu daddy-nya. Gio udah lama banget kan mau ketemu daddy?" tanya Rose lembut.

"Daddy gak sayang Gi ya, aunty?" tanya Gio menaruh pipi mandunya dibahu Rose. "Pasti daddy sayang kok sama Gio. Gak mungkin dong kalau dia gak sayang sama Gio" balas Rose sebisa mungkin.

"Tapi Gi gak pernah ketemu daddy dari dulu, aunty. Gi takut" Rose bisa merasakan kesedihan Gionino sekarang. Bocah kecil yang tampan ini terlihat takut akan bertemu ayah kandungnya, apa mungkin Gio pernah bermimpi kalau Jen menyiksanya? ck.

"Gak boleh takut dong jagoan nya aunty. Kan ada aunty, papa bel sama mama ital yang nemenin Gio ketemu sama daddy nanti" balas Rose mengusap punggung kecil dalam dekapannya.

"Katanya jagoan, jagoan gak boleh nangis lho" lanjut Rose, Gionino menghapus air matanya sendiri. "Gi gak nangis lagi, aunty" dia melepas pelukan dari Rose.

"Pinter deh, makin cakep kan kalau udah gak nangis gini" Rose mencubit pipi mandu Gionino.

"Kita pergi sekarang, ok?" tanya Rose mengangkat tubuh Gionino.

Rose keluar dengan Gionino dalam gendongan nya. Amber dan Krystal tersenyum melihat ini. Rose tidak membenci Gionino walaupun tahu anak ini adalah anak sahabatnya sendiri, sahabat yang dia percaya tidak akan pernah menyatkiti dirinya. hmm!

JEN - ROSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang