.
.
.
Pagi hari yang cerah di sudut kota Seoul, sebuah tempat yang tidak bisa digolongkan metropolitan karena tempat itu biasa saja. Jauh berbeda dengan gangnam, tempatnya para artis.
Matahari baru saja keluar dua jam lalu. Setetes air turun dari atap sebuah minimarket di ujung jalan. Jatuh tepat di bawah kepala rambut coklat seorang pemuda yang sedari tadi berdiri di depan minimarket sembari sesekali mengelus kedua sikunya karena kedinginan.
Semalam turun hujan, jadi meski matahari mulai menyapa, angin hujan itu masih sangat terasa. Terpaan angin meniup rambut pemuda yang sudah menunggu dari setengah jam lalu itu. Membuatnya menyisir kasar rambutnya. Ia menghela nafas, membuat hawa panas nampak keluar dari mulutnya.
"Hei ini belum musim dingin, tapi kenapa dingin sekali? Ajusshi juga kenapa lama sekali datangnya?aku sudah nyaris membeku."gerutu anak itu.
Baru lulus sekolah dua tahun lalu, tapi sudah harus bekerja karena jika tidak bekerja, ia tidak bisa makan. Awalnya sulit, tapi lama kelamaan ia biasa. Hidup itu keras, jadi ia harus berusaha lebih keras. Tidak boleh mengeluh. Itu pikirnya.
Tak lama, seorang pria paruh baya mengayuh sepeda menuju kearahnya. Senyum pemuda itu langsung mengembang, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga.
"Oi, Jungkook-goon. Maaf Ajusshi terlambat. Ini kuncinya, cepat buka."Ajusshi itu melempar kunci kearah Jungkook, pemuda yang sedari tadi menunggunya.
"Kau urus toko, nanti siang aku kembali."ya begitulah pemilik toko, bisa datang kapan saja dan pulang kapan saja. Jungkook kesal, iri, menggerutu?tentu tidak. Ia sudah sangat terbiasa.
Selesai membereskan dan mengelap debu semalam yang tersisa, Jungkook mulai berjalan menata ulang rak-rak yang ada. Sesekali ia bersiul, menyanyikan lagu yang sudah banyak dikenal disana.
"You got the best of me, papapa...papapa"
Tring..Tring...
Lonceng kecil sengaja di gantung dibagian dalam minimarket, menempel dengan pintu. Ditujukan agar dapat mengetahui jika ada pelanggan datang. Masih pagi memang. Tapi karena berada di sudut jalan, toko ini jadi cukup strategis dan sering di datangi orang.
"Selamat datang."
Sapaan manis dari Jungkook tak mendapat balasan. Ia melongok melihat siapa yang datang. Seorang pemuda, mungkin sebayanya, pakaiannya seperti bukan dari wilayah ini karena terlalu elit, tapi hampir setiap pagi ia berkunjung.
Pemuda itu sudah biasa tidak banyak bicara, hanya datang, mengambil apa saja yang dibutuhkannya lalu berjalan ke kasir dan pergi. Bukan ia tidak bisa bicara, Jungkook pernah sampai mencari ide untuk bisa bicara padanya. Seperti sekarang, ia sedang memikirkan hal yang sama. Mungkin pemuda itu hanya tidak terbiasa bersosialisasi.
Di kasir, Jungkook menyortir sekeranjang kecil belanjaan pemuda itu. Ia mengamati pemuda yang nampak sibuk melihat belanjaannya sendiri. Entah apa yang dilihat, mungkin mengecek apakah ada yang kurang.
"Em, kau membeli banyak sekali ramen. Ini untukmu sendiri?"
"Eoh."
'berhasil!,'batin Jungkook.
"Ah, kau bisa mendapatkan eskrim. kami sedang promo. Membeli ramen lima buah, kau bisa pilih eskrim sesukamu. Karena kau beli sepuluh jadi kau dapat dua eskrim. Silahkan ambil." Padahal sedang tidak ada promo apapun. Itu hanya akal-akalan Jungkook saja.
"Tidak perlu."
'oke, semangat Jungkook.'batin Jungkook lagi.
"Wah, kau tidak mau ambil?sayang sekali loh."
"Untukmu saja."
'Yes, teruskan, Jk.'Jungkook bersemangat dalam hatinya.
"Untukku? Eiy, kau baik sekali. Ah, siapa namamu? Kalau aku boleh tahu." Saat itu juga pria itu menatapnya innocent, entah merasa terganggu atau senang ada yang ingin mengenalnya.
"Ahahahhaa, itu...karena aku sering melihatmu kesini. Hanya ingin berkenalan saja...tapi kalau kau..."
"Taehyung."
"Ne?"
"Namaku Kim Taehyung."pemuda itu menarik sedikit sekali bibirnya.
"Woah?kau tampan kalau tersenyum."seketika pemuda itu kembali innocent.
"Ahahahahaha maksudku, e....tidak perlu takut denganku. Aku hanya mau berkenalan. Aku tidak bermaksud untuk..."
"Apa sudah selesai?"
"Hah?apanya?,"Taehyung menatap belanjaannya ditangan Jungkook.
"Oh, ya. Sudah. Ini. Semuanya 13.000 won."Taehyung menyerahkan uang, meraih tas belanjaan dan berjalan keluar.
"Hei! Aku Jungkook. Salam kenal."teriak Jungkook.
"Tsk! Sshhh, susah sekali mendekati nya. Apa dia takut padaku? Eiy, membuat orang penasaran saja."
Seharian itu mood Jungkook sedang baik, walaupun cuaca tidak mendukung. Pagi panas, siang hujan, lalu reda dan kembali panas sore hari. Tapi ia tetap bahagia. Selalu ia selalu begitu, ia juga senang bisa mengetahui nama Taehyung. Sisanya tinggal mencari tahu dimana anak itu tinggal dan mereka bisa berteman. Senangnya membayangkan ia akan punya teman.
**MIRROR #1**
안녕 Readers,
Mirror hanya cerita pendek di setiap chapternya. Semoga kalian suka, jangan lupa vote dan commentnya.
고마워 👋