.
.
.
Taehyung menyusuri lobi rumah sakit, Jungkook di belakangnya. Setelah mendapat panggilan dari Jihoon yang lagi-lagi merengek minta di temani, ditambah berita mengenai ibunya yang jatuh sakit. Membuat Taehyung kawatir, meski ia sering dilukai dan tidak dianggap oleh ibunya tapi perasaan anak tetap sama.
Taehyung menghubungi Jihoon dari sejak memarkirkan kendaraannya. Ia mencari dimana Jihoon, adiknya sedang membutuhkannya. Satu hal yang Taehyung sering lupa, setiap kali ia bersama Jihoon, ia lupa Jungkook ada disana. Terlihat dari jaraknya dengan Jungkook yang perlahan makin jauh saat mereka memasuki koridor ruang rawat.
Jujur saja, Jungkook bingung. Haruskah ia ada disana? Haruskah ia ikut masuk?bertemu dengan keluarga Taehyung? Sebenarnya ia belum siap. Ia tidak bisa memikirkan respon apa yang akan ia tunjukkan didepan mereka. Meski ia terlihat tenang, tapi hatinya tidak bisa menipu.
Taehyung berdiri di depan pintu ruang rawat, ia juga ragu. Sebelah tangannya menyentuh pintu tapi ia masih menunduk, berpikir dua kali.
Ia harus siap apapun yang akan terjadi di dalam. Terbersit rasa takut akan membuat ibunya semakin drop jika mereka bertemu. Taehyung menghela nafasnya."Hyeong."
Taehyung menatap Jungkook yang menyentuh bahunya. Taehyung menjawab dengan senyum. Itu artinya 'aku baik-baik saja'. Tapi tidak bagi Jungkook.
"Kalau hyeong ragu, panggil saja Jihoon untuk keluar."
"Tidak apa-apa, ayo masuk."Taehyung siap mendorong pintu, tapi Jungkook menahan lengannya.
"Aku...haruskah aku masuk?"
Taehyung memegang tangan Jungkook, membuat mereka saling bertatapan.
"Aku tidak akan bisa sendiri. Kau tidak keberatan kan menemani hyeong?,"Jungkook ragu sebenarnya, tapi akhirnya ia mengangguk.
Mereka masuk ke dalam ruang rawat VIP itu dengan Taehyung lebih dulu diikuti Jungkook. Bersamaan dengan masuknya mereka, tiga pasang mata menatap mereka.
Jihoon berlari kearah Taehyung dan langsung memeluknya. Ayahnya bahkan sempat kaget melihat tindakan Jihoon. Ya, selama ini memang tidak ada yang tahu kalau Jihoon sering bertemu Taehyung diluar.
"Hyeong, eomma.."
"Bagaimana keadaannya?,"Jihoon menggeleng, menyembunyikan wajahnya dipelukan Taehyung. Akhirnya mata Taehyung bertemu dengan Jimin yang juga disana.
"Radang selaput otak."
"Bagaimana bisa terjadi?,"Taehyung melepas pelukannya, ia berjalan mendekati ibunya yang masih belum sadar.
"Tadi eomma terlihat tidak sehat, aku menyuruhnya istirahat tapi tiba-tiba eomma pingsan."
Taehyung mencoba menyentuh tangan ibunya dan ayah mereka hanya diam, menyimak semua yang terjadi. Ia sebenarnya tidak terlalu benci pada Taehyung, meski ia akui wajah Taehyung mengingatkannya pada mantan suami istrinya. Tapi toh sekarang Taehyung adalah anaknya secara hukum.
Di kartu keluarga, Taehyung sudah berganti marga menjadi Park, tapi ibunya tidak pernah mengakuinya. Jadi jika di urutan keluarga, harusnya Taehyung adalah sepupu Jimin. Tapi Taehyung lebih nyaman menganggapnya teman, karena memang mereka sudah berteman sejak masa kuliah, sejak Jimin pindah ke Seoul.
Hubungan keluarga yang rumit, Jimin pun menganggap Taehyung seperti bagaimana Taehyung menganggapnya. Itu lebih baik daripada mereka menjaga jarak hanya karena Taehyung tidak mau berhubungan dengan keluarga Park yang lain.