18

1.6K 140 0
                                    

.

.

.

Sejak kejadian di ruang rawat Jihoon, tidak ada yang tahu kalau hal itu malah membawa dampak baik untuk Jihoon. Ia menjadi normal meski kadang jika ingat ibunya bisa tiba-tiba berubah sendu. Tapi semua senang karena sekarang Jihoon yang ceria sudah kembali. Meski masih manja, tapi siapa yang menyangka kalau sekarang ia malah bisa menerima Jungkook.

Yoongi, yang walaupun seorang ahli dokter bedah jantung, tapi ia punya keahlian psikologi dan juga menjabat dokter psikoterapi di rumah sakit milik ayah Jimin. Dia mengatakan obat terbaik untuk Jihoon adalah tidak pernah membiarkan dia kesepian, bukan berarti Jihoon tidak boleh sendirian, hanya tidak boleh MERASA sendirian.

Bagi seorang dengan penyakit mental, memang hal yang paling dikuatirkan adalah adanya gangguan dari pikirannya sendiri yang akan mengintimidasi dirinya pada saat ia merasa kesepian. Karena saran itu, Yoongi memantau kesehatan mental Jihoon dengan dibantu Taehyung yang menemaninya dan Jimin sebagai dokter fisiknya.

Pemulihan yang dialami Jihoon perlahan membuatnya merasa bersalah setelah ia tahu apa yang ia lakukan pada Jungkook waktu itu. Ia tidak dalam keadaan benar-benar sadar saat menyakiti Jungkook. Ia meminta Taehyung untuk membawa Jungkook kepadanya dan mereka berhasil dibuat kaget dengan permintaan maaf Jihoon.

"Kookie hyeong."Jihoon menunduk saat itu.

Taehyung sedikit kaget karena mendengar Jihoon memanggil Jungkook dengan Kookie. Sementara Jungkook tersenyum mendengarnya.

"Jwe...jweseonghaeyo (aku minta maaf), hyeong."

"Aku tau kau tidak bermaksud menyakitiku, gwaenchanna Jihoon-ah."

Jihoon melihat senyum manis Jungkook, dan merasakan tangan Jungkook mendarat di kepalanya. Jihoon tersenyum takut. Tapi saat Taehyung mendekat padanya, ia langsung menyandarkan kepalanya di dada Taehyung tanpa mengalihkan pandangannya dari Jungkook.

Sejak itu hubungan mereka membaik. Jihoon sudah kembali kerumah, tuan Park sangat senang mengetahui perkembangan anaknya. Bahkan sekarang Jihoon sudah bisa sekolah lagi. Tapi Taehyung tetap memilih tinggal di apartemennya bersama Jungkook. Jihoon sudah bisa menerima itu, sesekali Taehyung berkunjung ke rumah bersama Jungkook.

Seperti yang terjadi sekarang, Jihoon tampak sedang bermain game bersama Jungkook. Taehyung berbincang dengan ayahnya. Hubungan mereka semakin baik dengan perubahan Jihoon. Ini hari Minggu, ngomong-ngomong, karena itu mereka sengaja kerumah.

"Hyeong, chamkhaman!"

"Apa?"

"A, andwae! Jangan mendekat! Oh no!"

"Habislah kau Jihoon."

"Hyeong, jangan curang. Pasukan ku berkurang banyak."

"Hei, kau yang salah strategi, kenapa menyebut aku curang."

"Aku tidak mau main lagi."Jihoon melipat tangannya di dada, kesal.

"Eiy, jangan kesal. Kau semakin lucu kalau kesal."

"Jangan merayuku, aku sedang kesal."Jungkook tertawa. Disudut lain, tuan Park dan Taehyung juga nampak senang mendapat tontonan gratis.

"Jangan tertawa!"

"Oke-oke, tapi jangan cemberut begitu. Kita main lagi ya."

"Tidak mau!"

"Kau takut kalah?"

"Tidak. Aku tidak mau, hyeong curang."

"Aku akan mengalah untukmu."Jihoon melirik Jungkook, sebuah tawaran menarik.

Mirror ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang